Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Wow Danau Muncul di Sahara Usai Hujan Deras Siklon 

Thalatie K Yani
27/10/2024 12:05
Wow Danau Muncul di Sahara Usai Hujan Deras Siklon 
Setelah siklon ekstratropis membawa hujan lebat ke Afrika Utara pada awal September, sejumlah danau sementara telah muncul di Sahara. (NASA)

DANAU-danau telah muncul di Sahara setelah sebuah siklon membawa hujan deras ke Afrika utara yang membasahi sebagian besar gurun panas terbesar di Bumi, menunjukkan gambar satelit.

Sebuah siklon ekstratropis melanda sebagian wilayah Maroko, Aljazair, Tunisia, dan Libya pada 7 dan 8 September, dengan curah hujan sekitar 8 inci (20 sentimeter) di daerah yang terdampak, setara dengan curah hujan selama setahun dalam beberapa hari saja, menurut NASA's Earth Observatory.

Hujan lebat dan limpasan air mengisi beberapa danau sementara di Sahara, termasuk Sebkha el Melah di Aljazair dan beberapa danau lainnya yang tersebar di sekitar Erg Chebbi, hamparan luas pasir berbintang di Maroko. MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer) milik NASA yang berada di satelit Terra juga menangkap beberapa danau sementara yang muncul di bagian Maroko dan Aljazair.

Danau-danau Erg Chebbi terisi setelah sungai-sungai dari Pegunungan Atlas terdekat meluap dekat Merzouga, sebuah kota dekat perbatasan Aljazair yang menjadi gerbang menuju pasir berbintang. Gambar yang diambil pada 1 Oktober oleh salah satu satelit Copernicus Sentinel-2 menunjukkan danau-danau baru yang tersebar di tepi Erg Chebbi.

Satelit Landsat 9 milik NASA menangkap gambar danau Sebkha el Melah yang baru terisi di Aljazair. Gambar yang diambil pada 12 Agustus dan 29 September dan dibagikan oleh Earth Observatory menunjukkan perubahan pada lanskap, dengan munculnya danau hijau di gurun.

Danau tersebut mencakup area seluas 74 mil persegi (191 kilometer persegi) dan memiliki kedalaman sekitar 7,2 kaki (2,2 meter), menurut perhitungan Moshe Armon, seorang dosen senior di Universitas Ibrani Yerusalem. Armon menggunakan gambar satelit untuk menentukan luas air yang digabungkan dengan peta 3D danau tersebut, menurut Earth Observatory.

Sejak tahun 2000, terdapat dua kali ketika tingkat air di Sebkha el Melah lebih tinggi dibandingkan sekarang. Pada tahun 2008, danau tersebut terisi setelah siklon ekstratropis yang menyebabkan hujan sangat deras. Diperlukan waktu empat tahun bagi danau itu untuk benar-benar mengering kembali.

Air yang saat ini mengisi Sebkha el Melah kemungkinan akan tetap ada untuk beberapa waktu. "Jika kita tidak mendapatkan lebih banyak peristiwa hujan, kedalaman 2,2 meter, seperti yang kita miliki sekarang, akan memakan waktu sekitar satu tahun untuk menguap sepenuhnya," kata Armon dalam pernyataannya.

Memahami bagaimana peristiwa hujan seperti siklon pada bulan September berdampak pada Sahara membantu para peneliti lebih memahami seperti apa gurun itu ribuan tahun yang lalu, ketika masih hijau, dan bagaimana kondisi tersebut akan berubah di masa depan akibat perubahan iklim.

Proyeksi saat ini menunjukkan beberapa bagian Sahara akan menerima lebih banyak curah hujan, tetapi ada ketidakpastian yang besar. "Apa yang akan terjadi di Sahara masih sangat tidak jelas, tetapi kami berharap bahwa pada akhirnya kami akan mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang masa depan Sahara dengan mempelajari peristiwa pengisian danau ini," kata Armon. (Space/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya