Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
BURSTCUBE, satelit seukuran kotak sepatu yang ditempatkan NASA di orbit, pada April mampu mendeteksi semburan sinar gamma atau GRB. Fenomena paling energik di alam semesta, terjadi di rasi bintang Microscopium yang kecil dan redup di langit bagian selatan.
Ledakan besar tersebut, terjadi pada 29 Juni, dan terlihat hanya dalam kurun waktu 2 detik. Sinarnya dianggap satu kuintiliun kali lebih terang daripada matahari, ungkap NASA.
Sean Semper, insinyur utama BurstCube di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA di Maryland, menyatakan “Ini adalah pencapaian penting bagi tim dan para insinyur dan ilmuwan, yang terlibat dalam misi ini, kami juga merasa senang dapat mencatat sejarah ilmiah baru,” ujarnya, dalam pernyataan NASA.
Baca juga : SpaceX Luncurkan Satelit Komunikasi Satria-1 Indonesia
BurstCube dirancang khusus untuk mendeteksi GRB “pendek” yang hanya berlangsung dua detik atau kurang. Semburan ini memberikan gambaran langka tentang akhir kehidupan bintang-bintang besar dan hadirnya black holes.
GRB pendek biasanya terjadi ketika bintang neutron, yang merupakan sisa-sisa bintang masif mati secara eksplosif, bertabrakan dengan bintang neutron lain. Tabrakannya menghasilkan riak yang dapat dideteksi dalam ruang-waktu, disebut sebagai gelombang gravitasi. Selain itu, GRB juga diketahui menghasilkan unsur kimia langka seperti emas dan platina, serta bahan yang penting untuk kehidupan, seperti yodium dan thorium.
GRB ditemukan secara kebetulan pada 1963 oleh satelit militer AS yang sedang mencari sinar gamma dari uji coba senjata nuklir Soviet. Tetapi, lebih dari setengah abad, untuk menangkap momen GRB yang secepat kilat kembali, masih diselimuti misteri besar.
Tahun 2024, BurstCube hadir dilengkapi dengan empat detektor sinar gamma yang disusun melingkar, memberikan satelit ini pandangan luas ke langit dan membantu para ilmuwan menentukan arah ledakan. Ketika sinar gamma (GRB) mengenai salah satu detektor, sinar tersebut diubah menjadi denyut elektron yang dikenali para peneliti.
Jeremy Perkins, peneliti utama BurstCube di Goddard, bertanggapan. "Misi kecil seperti BurstCube tidak hanya memberikan kesempatan untuk melakukan ilmu pengetahuan yang hebat dan menguji teknologi baru, tetapi juga kesempatan belajar yang penting bagi anggota komunitas astrofisika." ujarnya. (Space/Z-3)
Rrumput Gama Umami (Pennisetum purpureum) adalah hasil mutasi dari rumput gajah (Pennisetum purpureum) yang telah diradiasi dengan sinar gamma.
Para astronom berhasil mengumpulkan katalog terbesar yang berisi lebih dari 500 semburan sinar gamma (gamma-ray bursts/GRBs), ledakan paling kuat di alam semesta.
Para peneliti NASA dan Universitas Bergen telah menemukan jenis baru emisi sinar gamma dari awan petir yang disebut semburan sinar gamma berkedip.
Penelitian terbaru menunjukkan emas terbentuk dari peristiwa kosmik besar, yaitu tabrakan dua bintang neutron yang menghasilkan semburan sinar gamma (GRB).
Penelitian mengusulkan sinar gamma yang muncul dari bintang neutron yang terbentuk setelah ledakan supernova dapat membantu mengungkap misteri materi gelap.
Europa lama dianalisis sebagai habitat potensial bagi kehidupan di luar Bumi di Tata Surya bersama kandidat lain, seperti Mars dan bulan Saturnus, Enceladus.
Satria memiliki kapasitas 150 Gbps atau tiga kali lipat dari keseluruhan kapasitas sembilan satelit yang saat ini digunakan Indonesia.
Israel kini menjadi negara ketujuh yang mampu mengirimkan pesawat luar angkasa untuk mengorbit Bulan. Enam negara lainnya, yakni Amerika Serikat, Rusia, Uni Eropa, Tiongkok, India, dan Jepang. Selama ini baru AS (1959), Rusia (1966), dan Tiongkok (2013) yang sukses mendaratkan pesawatnya di Bulan.
Israel mencoba untuk menjadi negara ke-empat yang mendarat di bulan.
Pembangunan SATRIA-1 di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat pada 18 Agustus 2021 menjadi tonggak utama percepatan transformasi digital di Indonesia.
Negara-negara dunia memiliki sejumlah satelit yang mengorbit di antariksa yang digunakan untuk berbagai kepentingan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved