Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

97 Persen Bisnis di Indonesia Jadi Sasaran Serangan Social Engineering

Eve Candela F
04/9/2024 11:39
97 Persen Bisnis di Indonesia Jadi Sasaran Serangan Social Engineering
Ilustrasi(Freepik)

SEBANYAK 97% bisnis di Indonesia menjadi sasaran serangan rekayasa sosial (social engineering) dalam setahun terakhir, dengan phishing dan smishing menjadi teknik yang paling umum digunakan. Hal itu terungkap dalam laporan Vida, penyedia solusi pencegahan penipuan identitas digital, yang bertajuk “Where’s The Fraud: Protecting Indonesian Business from AI-Generated Digital Fraud.” 

Di samping itu, dari 97% bisnis di Indonesia yang menjadi sasaran serangan social engineering, sebanyak 46% di antaranya dilaporkan kurang memahami teknologi AI untuk mencegah serangan. 

Laporan white paper ini juga menemukan bahwa bisnis yang telah mengalami identity fraud atau penipuan digital pada tahun lalu sekitar 84% dan 100% dari bisnis dalam survei ini mengutarakan keprihatinan mereka terhadap risiko yang ditimbulkan oleh teknologi deepfake. 

Baca juga : Ini Pengertian dan Perbedaan Malware, Ransomware, Social Engineering, dan Ancaman Siber Lainnya

Founder dan CEO VIDA Group Niki Luhur menyampaikan, “Risiko Deepfakes dan penipuan lainnya oleh teknologi AI itu nyata, dan banyak bisnis kehilangan miliaran rupiah karena serangan ini."

Bersamaan dengan publikasi laporan tersebut, VIDA meluncurkan Identity Stack, sebuah solusi komprehensif yang dirancang untuk menghadapi ancaman penipuan, terutama yang terjadi dalam proses transaksi digital di Indonesia. 

"VIDA Identity Stack yang memiliki tingkat penurunan penipuan identitas sebanyak 99,9% ini didesain untuk melindungi bisnis agar aman dan lancar untuk pengalaman pengguna pelanggan,” ujar Niki di Jakarta pada Selasa (4/9).

"Selain itu, 90% bisnis mengidentifikasi phising sebagai ancaman terbesar mereka, dengan 56% bisnis kesulitan untuk mendeteksi dan mencegah serangan ini. Solusi VIDA hadir dan didesain untuk mengatasi risiko tersebut dan melindungi bisnis dari ancaman digital yang terus berkembang," imbuhnya.

Ia juga menambahkan, “Kami bangga dapat menghadirkan berbagai macam jenis solusi untuk saat ini, dan menunjukkan komitmen kami untuk membantu bisnis menjaga keamanan transaksi di dunia digital. Masa depan dari transaksi digital berpusat pada kepercayaan, yang sekarang semakin sulit ditemukan secara online atau daring." (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya