Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Lebih dari 36 Ribu Ancaman Web Incar Bisnis di Asia Tenggara Per Hari Sepanjang 2023

Basuki Eka Purnama
27/5/2024 09:45
Lebih dari 36 Ribu Ancaman Web Incar Bisnis di Asia Tenggara Per Hari Sepanjang 2023
Ilustrasi(Freepik)

DARI Januari hingga Desember 2023, Kaspersky telah mendeteksi dan memblokir lebih dari 13 juta ancaman web dari solusi keamanannya untuk bisnis di Asia Tenggara (SEA). Data historis dari perusahaan keamanan siber global ini mengungkapkan adanya lonjakan sebesar 31% dibandingkan dengan jumlah yang terdeteksi pada 2020.

Setiap harinya, penjahat dunia maya meluncurkan rata-rata 36.552 serangan online yang menargetkan bisnis di wilayah tersebut pada tahun lalu.

Ancaman berbasis web atau ancaman online adalah kategori risiko siber yang dapat menyebabkan kejadian atau tindakan yang tidak diinginkan melalui internet. Ancaman web dimungkinkan oleh kerentanan pengguna akhir, pengembang/operator layanan web, atau layanan web itu sendiri. 

Baca juga : Penjahat Siber Memanfaatkan Dropbox untuk Pencurian Kredensial

Terlepas dari tujuan atau penyebabnya, konsekuensi dari ancaman web dapat merugikan individu dan organisasi.

Pelaku ancaman menargetkan bisnis di Filipina 243% lebih banyak pada 2023 dibandingkan pada 2022 (dari 492.567 menjadi 1.691.167). 

Perusahaan-perusahaan di Singapura juga menghadapi 86% lebih banyak ancaman web dibandingkan tahun lalu (dari 889.093 menjadi 1.653.726) sementara perusahaan-perusahaan di Thailand mengalami peningkatan yang lebih kecil namun masih signifikan sebesar 24% (dari 1.232.311 menjadi 1.531.430) dalam hal ancaman berbasis web ini.

Baca juga : Serangan Siber Makin Masif, Kaspersky Beri Solusi KUMA untuk Korporasi dan Pemerintahan

Statistik ini dihitung berdasarkan produk B2B Kaspersky yang dipasang di perusahaan dengan berbagai ukuran.

“Para ahli ekonomi memperkirakan pertumbuhan ekonomi berjalan positif bagi negara-negara utama di Asia Tenggara pada tahun ini. Hal yang sejalan dengan ini juga adalah pertumbuhan ekonomi digital yang kuat di pasar-pasar ini, yang membuka peluang bagi individu dan perusahaan. Ketika sebagian besar pemerintah di kawasan ini membangun dan meningkatkan kebijakan untuk mendorong ekonomi dan infrastruktur digital, bisnis lokal harus memprioritaskan pertahanan siber terhadap ancaman yang mengintai di dunia maya yang berisiko menghambat upaya mereka dalam pemanfaatan digitalisasi,” kata General Manager Asia Tenggara di Kaspersky Yeo Siang Tiong.

Sebuah studi baru-baru ini juga mengungkapkan bahwa perusahaan-perusahaan di Asia Tenggara menyadari korelasi antara digitalisasi dan peningkatan ancaman siber. 

Baca juga : Nomor Ketua dan Anggota DKPP Diretas

Lebih dari seperempat (28%) bisnis yang disurvei mengonfirmasi bahwa organisasi mereka lebih rentan terhadap serangan siber karena perkembangan digitalisasi yang signifikan. 

Tekanan eksternal untuk mengungkap insiden siber yang terjadi dan mematuhi praktik keamanan siber kini juga lebih tinggi bagi 16% responden yang disurvei.

“Tahun 2024 seharusnya menjadi tahun bagi dunia usaha untuk mengambil satu langkah lebih maju dalam keamanan siber mereka. Era dimana firewall dasar dan solusi titik akhir saja sudah cukup itu sudah berlalu cukup lama. Dengan banyaknya data yang ditangani semua jenis organisasi saat ini dan besarnya kerugian reputasi dan finansial yang dapat diakibatkan dari insiden siber, portofolio solusi dan layanan keamanan yang adaptif dan berbasis intelijen adalah kebutuhan saat ini,” tambah Yeo. (RO/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya