Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
BULAN November hingga Maret ialah musim tanam utama yaitu musim tanam saat musim penghujan dengan ketersediaan air cukup tinggi.
Sayangnya, perubahan iklim mengakibatkan masyarakat sulit memprediksi datangnya musim hujan dan kemarau sehingga mengganggu musim tanam yang berakibat pada produksi pangan nasional.
Berdasarkan laporan United States Department of Agriculture, Indonesia menjadi produsen beras terbesar keempat di dunia sekaligus nomor satu di Asia Tenggara dengan estimasi produksi 34,6 juta metrik ton pada musim 2022/20231. Produksi ini diharapkan meningkat sehingga mencukupi kebutuhan dalam negeri bahkan ekspor.
Baca juga: Syngenta Latih 4.500 Petani terkait Agronomi dan Teknologi
Salah satu yang mempengaruhi produktivitas padi di antaranya serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) seperti tikus, hawar daun, wereng batang coklat, blas, hingga hama penggerek batang.
Dari semua OPT itu, hama penggerek batang padi kuning masih jadi hama utama terutama di Pulau Jawa, Sumatra, dan Sulawesi. Serangan hama ini mengakibatkan kehilangan hasil panen hingga 30% jika tak dikendalikan secara efektif pada waktu yang tepat. Bahkan, serangan fase generatif dapat membuat petani kehilangan hasilnya hingga 95%.
Untuk membantu petani mengatasi serangan hama penggerek batang padi kuning itu, perusahaan teknologi pertanian Syngenta memperkenalkan solusi perlindungan tanaman terbaru Incipio® 200SC untuk tanaman padi.
Peluncuran insektisida baru ini dilakukan pada 22-23 November di Pusat Riset dan Pengembangan Perlindungan Tanaman Syngenta, Cikampek, Jabar.
Baca juga: Kominfo Harapkan Petani Beradaptasi dengan Teknologi Digital
Brand Manager Insektisida Syngenta Indonesia Frendy Tarigan mengatakan dengan teknologi Plinazolin®, insektisida terbaru ini mengendalikan serangan penggerek batang padi kuning di fase vegetatif dan generatif.
Teknologi ini bekerja secara kontak dan lambung, tahan cuaca, aman bagi pengguna dan tanah, serta bisa memutus resistensi hama dari bahan kimia lama dan golongan diamida dengan masa pengendalian 14-21 hari.
Insektisida Incipio® 200SC dikembangkan untuk memenuhi tantangan yang timbul akibat perubahan iklim dan resistensi hama secara efisien, yang menyebabkan hilangnya panen padi dalam jumlah besar setiap tahunnya.
"Dengan memakai Incipio® 200SC, petani bisa tenang tanpa beban dari serangan penggerek batang padi kuning,” jelas Frendy dalam keterangan tertulisnya, Kamis (23/11).
Peluncuran teknologi baru ini dihadiri manajemen Syngenta dan 1,500 petani padi dari Jabar, Jateng, Jatim, Sumut, Aceh, Sumsel, Lampung, dan Sulteng.
Juga, Ketua Tim Teknis Komisi Pestisida Kementerian Pertanian Prof Dr Dadang MSc dan Kepala Dinas Pertanian Karawang Drs Asep Hazar MSc.
Baca juga: Syngenta Latih Belasan Ribu Petani Tingkatkan Produksi Tanaman
Prof Dadang menyebutkan ciri-ciri petani maju inovatif yaitu selalu ingin tahu ilmu pertanian dan teknologi pertanian terbaru.
"Petani maju inovatif inilah yang diharapkan dapat membantu mendorong pengaplikasian teknologi baru termasuk Incipio® 200SC untuk mendorong peningkatan produksi tanaman," tuturnya.
Presiden Direktur Syngenta Indonesia Kazim Hasnain menekankan komitmen Syngenta dalam membantu petani mengatasi berbagai tantangan termasuk iklim, hama penyakit, dan lingkungan melalui inovasi teknologi.
"Teknologi Incipio® 200SC dirancang untuk melindungi tanaman padi dari hama penggerek batang padi kuning agar produktivitas terjamin sehingga Indonesia bisa menjadi eksportir beras di masa mendatang," jelasnya.
Asep Hazar berharap teknologi baru ini membantu petani mengendalikan hama penyakit tanaman. Dengan berkolaborasi bersama pihak swasta, ia percaya upaya pengendalian OPT lebih maksimal.
Syngenta juga memanfaatkan teknologi digital dalam kegiatan peluncuran Incipio® 200SC ini. Mulai dari penggunaan artificial intelligence (AI) sebagai pendamping pembawa acara, aplikasi Cropwise Grower sebagai panduan bertani digital, hingga demo penggunaan drone untuk aplikasi produk perlindungan tanaman. (RO/S-2)
Pendanaan modal ventura di Asia Tenggara, utamanya di sektor AI, masih tergolong lebih rendah jika dibandingkan dengan pendanaan modal ventura di global.
Dengan pengawasan yang tepat, AI bukanlah ancaman, melainkan peluang besar yang dapat mempermudah kehidupan manusia.
Masa depan keuangan bukan semata soal kecepatan dan efisiensi, tapi tentang kolaborasi antara teknologi dan manusia.
Penggunaan AI bukan hanya sekedar untuk menjawab chat saja melainkan sangat membantu dalam mempermudah pekerjaan sehari-sehari.
AI Lab tersebut melengkapi ekosistem riset teknologi Veda Praxis, yang sebelumnya membangun Cybersecurity Lab di Indonesia dan Ho Chi Minh City, Vietnam.
Ketua Program Studi Manajemen S1 FEB UMB Dudi Permana menyampaikan AI semestinya menjadi alat bantu bagi manusia, bukan menggantikan peran manusia.
Pupuk Kaltim membantu merancang model pertanian modern di Kelurahan Bulutana, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Indonesia kini resmi memiliki wadah kolaboratif dan strategis untuk pengembangan teknologi dan pemanfaatan biochar melalui dibentuknya Asosiasi Biochar Indonesia Internasional.
POLITEKNIK Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma) melakukan audiensi dengan Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, di Balaikota Timoho, Selasa (8/7/2025).
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan saat ini pemerintah telah siap untuk mengirimkan bantuan pangan berupa beras sebanyak 10 ribu ton ke Palestina.
Peruri memperkenalkan pendekatan smart farming yang memungkinkan pemantauan kondisi lahan secara real-time.
PERKEMBANGAN teknologi digital membantu perkembangan sektor pertanian yang lebih transparan dan efisien. Hal itu membuat ekosistem pertanian menjadi lebih maju dan berdaya saing.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved