Kominfo Harapkan Petani Beradaptasi dengan Teknologi Digital

Media Indonesia
18/10/2023 21:10
Kominfo Harapkan Petani Beradaptasi dengan Teknologi Digital
Suasana talkshow di Desa Tengger Kidul, Kabupaten Kediri, Jatim.(Dok Kemenkominfo)

DIGITALISASI membantu mengatasi permasalahan di bidang pertanian. Yang dibutuhkan adalah adaptasi dari petani terkait perubahan yang terjadi.

“Digitalisasi menawarkan beberapa cara dalam membantu para petani menghadapi permasalahan pertanian. Tetapi semua keberhasilan digitalisasi itu sejatinya kembali ditentukan oleh bagaimana para petani mau beradaptasi dengan perubahan," ujar Direktur Ekonomi Digital Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) RI,  I Nyoman Adhiarna,  di  acara talkshow bertajuk  Teknologi Digital Dalam Menghadapi Perubahan Iklim dan Serangan Organisme Pengganggu Tanaman, di Desa Tengger Kidul, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Rabu (18/10).

Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian program fasilitasi adopsi teknologi digital pertanian 2023, yang merupakan inisiatif dari Kemkominfo. Sebanyak 100 petani yang tergabung dalam 15 kelompok petani di Kabupaten Kediri hadir dalam acara tersebut. Di program ini Kemkominfo telah memasang perangkat sensor cuaca yang terhubung dengan sistem irigasi tetes otomatis (drip irrigation) di Desa Tengger Kidul.

Pemanfaatan alat sensor cuaca tersebut berfungsi memantau keadaan cuaca secara real time dengan mengukur suhu, kelembapan udara, curah hujan, kecepatan dan arah angin. Terintegrasi dengan sistem sistem irigasi tetes otomatis, teknologi ini bermanfaat untuk mengetahui kondisi lingkungan pertanian secara presisi dan memberikan rekomendasi tindakan pengairan sesuai kebutuhan.

Menurut I Nyoman, terdapat beberapa teknologi digital yang dapat dimanfaatkan untuk menghadapi tantangan perubahan iklim, di antaranya penggunaan teknologi analisis dan prediksi data iklim untuk memprediksi model pola iklim di wilayah tertentu. Teknologi itu dapat dimanfaatkan petani untuk menyesuaikan jadwal tanam dan panen mereka.

Pemanfaatan kecerdasan buatan

Selain itu dengan adanya platform digital yang menyediakan prakiraan cuaca secara real time. Seperti yang terdapat pada sensor cuaca, telah memungkinkan petani untuk melakukan proses budi daya dengan lebih efisien. Hal itu dikarenakan adanya pengambilan keputusan berdasarkan informasi mengenasi irigasi, pengendalian hama dan tugas-tugas lain yang bergantung pada iklim.

"Hebatnya lagi, saat ini platform digital di dalam smartphone sudah bisa memanfaatkan sistem kecerdasan buatan/AI yang memungkinkan petani untuk memantau kesehatan tanaman, deteksi dini hama dan penyakit dari anomali yang muncul secara visual. Identifikasi yang cepat dan tepat tentunya dapat membantu petani dalam strategi mengendalikan wabah gangguan tanaman,” ujarnya.

Teknologi digital secara keseluruhan jika diterapkan secara efektif, akan memberikan sektor pertanian alat yang berharga untuk beradaptasi terhadap tantangan perubahan iklim dan memerangi organisme pengganggu tanaman. Hal ini meningkatkan presisi, efisiensi, dan keberlanjutan, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap ketahanan pangan dan perlindungan lingkungan.

Pada kesempatan panen raya tersebut hadir Koordinator Dampak Perubahan Iklim dan Bencana Alam Ditjen Hortikultura Kementan,  Muh Agung Sanusi, Kepala Dinas Pertanian Kabupatan Kediri, Anang Widodo SP,  Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Kediri, Sri Ilham Wahyu Subekti, serta co-founder startup digital Biops Agrotekno, Muhammad Fahri Riadi.

Keseluruhan materi talkshow dikemas secara menarik sehingga menciptakan dialog yang sangat interaktif antara peserta dengan semua narasumber. Ke depannya, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi terwujudnya komitmen untuk menciptakan ekosistem implementasi teknologi digital sektor pertanian yang berkelanjutan. (RO/O-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Eko Suprihatno
Berita Lainnya