Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Hindari Konten Negatif di Medsos Untuk Hindari Stres

Mediaindonesia.com
13/7/2022 21:54
Hindari Konten Negatif di Medsos Untuk Hindari Stres
Ilustrasi media sosial(Freepik.com)

MEDIA sosial ibarat pedang bermata dua. Selain bermanfaat untuk sarana berbagi informasi maupun untuk aktivitas perdagangan, banyak pengguna yang merasa tertekan akibat terdampak media sosial, seperti pengaruh gaya hidup, perjudian online, sampai menjadi korban kejahatan digital.

Hal itu mengemuka dalam webinar dengan tema “Candu Medsos Hati-Hati Stres Gara-Gara Media Sosial”.

Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Farid Zamroni mengatakan, warganet dikatakan telah cakap bermedia digital apabila dinilai mampu mengetahui, memahami, serta menggunakan perangkat keras dan lunak serta sistem operasi digitalnya. 

Selain itu, warganet juga harus mampu mengelola banyaknya informasi yang beredar di internet dan media sosial. Sedikitnya, ada tiga jenis gangguan yang perlu diketahui dan diwaspadai masyarakat yaitu dis-informasi, mis-informasi, serta mal-informasi.

“Media digital adalah portofolio kita yang dapat merekam semua yang dilakukan serta dapat dilihat oleh siapapun. Karena itu, kita harus bijak dalam menggunakan mobile (gawai), bijak sebelum mengunggah dan selalu membangun citra dengan postingan yang inspiratif. Supaya nantinya dapat meningkatkan rekam jejak yang positif,” jelas Farid Zamroni. 

Owner Kampoeng Dolanan Nusantara Borobudur sekaligus Pembina Mafindo Magelang, Abbet Nugroho menjelaskan, perkembangan internet dan media sosial yang kian pesat membawa tantangan baru dari segi kebudayaan masyarakat Indonesia. Misalnya, media digital telah menjadi sarana dalam menyampaikan ekspresi tapi justru cenderung kebablasan. 

Menurut dia, banyak unggahan warganet di platform media sosial yang tidak sesuai dengan nilai kesopanan dan kesantunan, seperti menampilkan aurat atau ketelanjangan, perselingkuhan, ataupun ekspresi lain yang tidak cocok dengan kepribadian bangsa Indonesia. 

Baca juga : Waspada Pencurian Data Pribadi di Media Sosial

“Kebebasan berekspresi di media sosial justru menggambarkan bahwa anak-anak kita berprinsip yang penting viral tapi ia melupakan moral. Sehingga, konten yang diunggahnya lebih sering menampilkan dengan pakaian yang minim dan seksi. Sebagai orang tua, kita harus mampu memberikan edukasi agar anak-anak diarahkan untuk menampilkan konten yang positif dan bermanfaat,” ujar Abbet. 

Dosen Program Studi Sosiologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Ahmad Uzair menambahkan, media sosial dan internet memiliki dua mata sisi yang saling berlawanan. Di sisi yang satu, kecanggihan teknologi digital semakin mempermudah urusan manusia mulai dari sektor pendidikan, berbelanja atau ekonomi, hingga layanan komunikasi. 

Tapi di sisi lain juga menimbulkan sejumlah persoalan antara lain, pelecehan seksual untuk kalangan remaja, perundungan atau bullying, serta tantangan berdemokrasi. Sejumlah konten negatif yang sering muncul di media sosial misalnya, pelanggaran kesusilaan, perjudian, penghinaan, pemerasan, penyebaran berita bohong, serta penyebaran kebencian. 

“Perundungan juga persoalan yang besar di media sosial, karena sebanyak 30% remaja telah mengalami perundungan. Ini menjadi masalah, karena Indonesia ingin menjadi negara maju pada 2045 serta akan mendapatkan bonus demografi. Tapi, kalau sekarang anak-anak muda kita sekarang mengalami perundungan yang berarti berdampak pada depresi dan rasa kerendahan diri, kita tentu menyia-nyiakan bonus demografi sebanyak itu,” jelas Ahmad Uzair. 

Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. 

Kegiatan itu khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Kalimantan dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0. 

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD Siberkreasi juga terus menjalankan program Indonesia Makin Cakap Digital melalui kegiatan-kegiatan literasi digital yang disesuaikan pada kebutuhan masyarakat. (RO/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya