Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
TIKTOK, perusahaan berbagi konten video pendek asal Tiongkok, dikabarkan tengah menguji pembatasan usia pada para penggunanya sehingga dapat memunculkan konten yang relevan pada saat digunakan.
Tes itu masih dilakukan dalam skala kecil dan masih diujicobakan untuk mengukur efektivitas pembatasan konten bermuatan dewasa kepada para pengguna yang masih berusia remaja.
TikTok, yang kini memiliki pengguna remaja paling aktif dan banyak secara global menyadari bahwa pembatasan usia diperlukan agar konten- konten yang ada tidak serta merta diterima mentah- mentah oleh para penggunanya.
Baca juga: Dear Kreator Konten, Siapkan Konten Tiktok Ramadanmu
Anak usaha dari perusahaan ByteDance itu menjelaskan standar pembatasan konten yang mengacu pada usia itu mengikuti standar yang saat ini sudah diterapkan untuk film, acara TV, dan juga gim.
TikTok berharap dengan demikian pengguna bisa lebih aman saat berada di ruang digital sesuai dengan kapasitas dan usianya.
Dalam beberapa waktu terakhir, media sosial secara global mendapatkan sorotan atas berbagai masalah keamanan, khususnya yang menyangkut generasi muda yang secara rentang usia tercakup dalam Generasi Z dan Generasi Alpha.
Misalnya seperti Meta dikecam oleh Parlemen AS karena rencana anehnya menyiapkan Instagram untuk anak- anak.
Padahal efek Instagram pada kesehatan mental pengguna remaja saja masih dipertanyakan.
TikTok juga beberapa kali sempat mendapat perhatian lebih karena beberapa kreator kontennya membuat konten pola perilaku makan yang tidak sehat.
Oleh karena itu, kini, industri media sosial berlomba- lomba menghadirkan pembatasan dan regulasi yang lebih ketat khususnya untuk generasi muda sehingga pengguna media sosial bisa menggunakan layanannya dengan lebih nyaman dan aman. (Ant/OL-1)
Sebanyak lima pelaku usaha makanan dari berbagai daerah akan dipilih untuk mengikuti pelatihan intensif, pendampingan bisnis, hingga kesempatan promosi di TikTok Shop dan Tokopedia.
Layanan idari Everpro ni hadir sebagai solusi untuk menjawab tantangan para pengiklan digital yang selama ini sering mengalami kendala beriklan di Tiktok.
Status Mall membuat penjual tampil lebih strategis dalam consumer journey, misalnya di banner utama, sehingga visibilitas, kepercayaan, dan transaksi bisa naik signifikan.
TikTok saat ini menekankan AI kreatif, pengalaman belanja interaktif, personalisasi feed yang lebih kuat, monetisasi kreator, dan fitur mental health untuk pengguna muda.
Melalui pembaruan fitur Pelibatan Keluarga, TikTok berupaya agar orangtua dan wali dapat lebih terlibat dalam mendampingi pengalaman digital anak remaja mereka
Melalui fitur ini, pengguna dapat membagikan momen secara langsung, menjawab komentar, menerima hadiah virtual, hingga mempromosikan produk atau jasa secara interaktif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved