Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
LIGHTING detector milik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dinilai kurang akurat untuk melakukan evaluasi detail.
Demikian disampaikan Kepala Pusat Penelitian Petir, Lightning Research Center (LRC), Sekolah Teknik Elektro & Informatika (STEI)- Institut Teknologi Bandung (ITB) Profesor Reynaldo Zoro.
“Peralatan yang dipakai BMKG bukan untuk evaluasi detail. Lebih banyak ke arah cuaca. Jadi masih terlalu pagi kalau BMKG mengatakan petir tidak terjadi di daerah sekitar Balongan pada saat kebakaran tangki Pertamina,” kata Zoro, dalam pernyataannya kepada media, Jumat (2/4).
Menurut Zoro, terdapat dua hal penting untuk melakukan evaluasi mengenai lightning detection system. Pertama adalah local accuration. Kedua adalah detection efficiency.
Zoro menilai, bahwa peralatan BMKG tidak bisa untuk kedua hal tersebut. “Makanya kalau mau evaluasi, kita harus menggunakan data yang baik dan alat yang canggih. Kalau peralatan BMKG itu agak berbeda,” lanjut Zoro.
Zoro kemudian membandingkan data-data lain yang justru berbeda dibandingkan data BMKG. Termasuk data satelit Himawari yang dikenal sangat akurat. Berbagai data menyebut, bahwa di sekitar Balongan sekitar pukul 00.00-03.00 WIB, terjadi pergerakan badai petir.
“Bahkan menurut pengamatan Himawari, dari sore sampai pukul 05.00 pagi. Dan konsentrasi petir tertinggi justru berada pada waktu yang diklaim BMKG,” lanjutnya.
Sedangkan hasil monitoring lighting detector BMKG, kerapatan petir sekitar pukul 00.00- 02.00 WIB, justru berkumpul pada bagian barat kilang minyak Balongan atau sejauh kurang lebih 77 kilometer.
“Makanya tanya masyarakat lokal, apakah pada saat kebakaran mereka mendengar petir atau tidak? Jika berjarak 77 kilometer tentu tidak terdengar,” kata Zoro.
Ihwal kurangnya akurasi lightning detector milik BMKG, juga pernah terjadi beberapa kali. Pada 21 Juli 2020, misalnya, ketika terjadi sambaran petir di Tower 18 PT Inalum, dekat Danau Toba.
“Ketika kami minta data petir ke BMKG, ternyata data mereka menyebut bahwa cluster petir berjarak 80 kilometer dari Tower 18 PT Inalum. Melencengnya jauh banget,” tegasnya.
Di sisi lain Zoro menyebut, bahwa petir memungkinkan menjadi penyebab terbakarnya tangki kilang. Terlebih, petir tropis yang memang memiliki kekuatan lebih besar dibandingkan petir sub tropis. Petir tropis memiliki sambaran tinggi, amplitudo besar, gelombang sangat curam, impulse force-nya bisa mengancurkan, dan muatan arus petir jauh lebih besar.
“Sebenarnya tanki-tanki Pertamina memenuhi standar pengamanan. Hanya saja, karena petir tropis memang sangat kuat, bisa membuat tangki berlubang,” lanjutnya.
Dan ketika tangki berlubang, lanjut Zoro, memungkinkan terbakar. Karena tiga komponenan penyebab kebakaran adalah spark yang berasal dari petir, bahan bakar, dan oksigen. Tadinya oksigen tidak ada. Tetapi ketika tangki bolong, jelasnya, maka ada ruang untuk oksigen.
Zoro juga menyebut, secara historis banyak kebakaran tanki kilang yang disebabkan sambaran petir.
“Saking banyaknya, sampai pernah dibukukan. Dalam buku tersebut dijelaskan mengenai tanki kilang yang pernah terbakar akibat petir. Termasuk di kilang Malaysia,” tutupnya. (RO/OL-09)
Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina membuktikan konsistensi dalam menjalankan bisnis berkelanjutan.
Kementerian ESDM menyatakan PT Pertamina (Persero) menjadi pelaksana penyaluran elpiji 3 kilogram (kg) satu harga secara nasional.
Untuk wilayah DKI Jakarta, harga BBM Pertamax atau RON 92 menjadi Rp12.500 per liter dari yang sebelumnya Rp12.100 liter.
Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), sebagai subholding dari PT Pertamina menyatakan keinginan untuk mengembangkan PLTN di Indonesia.
Anggota Komisi VI DPR Sartono Hutomo menilai berbagai upaya Pertamina menunjukkan komitmen kuat BUMN tersebut dalam meningkatkan produksi nasional, sebagaimana arahan pemerintah.
PT Pertamina mendorong produk-produk ramah lingkungan besutan Namira Ecoprint untuk bisa menjelajahi pasar internasional melalui program UMK Academy 2025.
Pembahasan RTRW ini sangat penting karena berdampak terhadap kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat
CEMARAN senyawa merkuri ditemukan di Waduk Cirata, Jawa Barat. Kandungan merkuri ditemukan dari tubuh ikan yang diambil dari waduk Cirata.
Hujan yang mengguyur wilayah tersebut menyebabkan terjadinya tanah longsor menimpa satu rumah warga di Kampung Kiararambai, Desa Girimukti, Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut, Jabar.
Saat ini sejumlah sekolah swasta di Jabar masih sepi peminat, akibat masyarakat yang cenderung memilih sekolah negeri.
Adapun untuk presentasi non-akademik, setiap juaranya memiliki nilai masing-masing
GUBERNUR Jawa Barat, Dedi Mulyadi meminta kepada korban bencana pergerakan tanah di Kampung Cigintung, Pasirmunjul, Sukatani, Purwakarta untuk segera meninggalkan lokasi pengungsian.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved