Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Indonesia berpeluang menerima pembayaran berbasis hasil (Results Based Payment/RBP) hingga 110 juta USD untuk mengurangi 22 juta ton emisi CO2 di Kalimantan Timur.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan masih menunggu komitmen Norwegia terhadap pendanaan Result Based Payment (RBP) REDD+ yang hingga kini belum terealisasi.
Perjanjian harus memastikan bahwa manfaatnya akan menyentuh masyarakat yang menjaga dan melindungi hutan dan keragaman hayati secara progresif.
Pengakhiran tersebut, lanjut Siti, disepakati karena sejak Mei 2020 hingga saat ini Indonesia dan Norwegia tidak bisa menemukan hal-hal yang sepakat secara prinsip.
INDONESIA menjadi negara pertama di Asia Pasifik yang menerima pendanaan untuk aksi mitgasi dan adaptasi perubahan iklim dari Forest Carbon Partnership Facility (FCPF).
Indonesia memiliki peranan yang sangat penting dalam forum global terkait implementasi REDD+ karena merupakan salah satu negara berkembang terbesar yang masih memiliki hutan alam tropis.
Secara total, Kalimantan Timur akan mendapatkan pendanaan sebesar US$110 juta atau setara Rp1,7 triliun, yang sisanya akan diberikan setelah finalisasi verifikasi oleh pihak ketiga.
WAKIL Duta Besar (Dubes) Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Matthew Downing menyatakan mendukung program REDD+ dan GREEN untuk kurangi emisi karbon.
Keberangkatan Gubri beserta jajaran ini sepenuhnya dibiayai oleh UNEP tanpa menggunakan dana APBD sepeser pun
Media Indonesia berusaha menghadirkan foto-foto eksclusive sehingga pembaca dapat melihat kejadian aktual dengan lebih baik
LOAD MORECopyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved