Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
Nama Xabi Alonso kian menggelembung. Manajer Bayer Leverkusen itu dikabarkan menarik perhatian klub Liga Inggris, West Ham United. Santer dikabarkan, klub asal London itu sedang mencari pengganti yang pas bagi David Moyes, di tengah performa klub yang kurang memuaskan.
Saat ini, West Ham United berada di peringkat 14 Liga Premier, dengan hanya berbanding 5 poin dari klub relegasi.
Meski Alonso bukan orang baru yang bisa diremehkan di dunia sepak bola global. Namun, harus diakui karier kepelatihan lelaki berkebangsaan Spanyol masih sangat dini. Sebagai salah satu standar dan pusat sepak bola dunia, umumnya tak sembarang orang bisa berkarier di Liga Primer. Baik sebagai pemain atau pelatih.
Lantas, mampukah Xabi Alonso berlayar ke Inggris dan melesatkan kariernya sebagai pelatih lewat Liga Primer? Sebelum berspekulasi, mari kita dulu kenali dulu dengan salah satu gelandang terbaik yang pernah dimiliki Real Madrid dan Bayern München tersebut.
Baca juga: Moyes Optimistis Didukung Manajemen West Ham
Anak Didik Pep Guardiola
Sama seperti Mikel Arteta dan Vincent Kompany, Xabi Alonso juga pernah mengenyam pendidikan di bawah asuhan Pep Guardiola. Pada saat masih menjadi manajer Bayern Munchen di tahun 2014, Pep bersama dengan Xabi menghabiskan dua musim bermain bersama.
Pep yakin, Xabi juga nantinya dapat menjadi pelatih yang sukses. Hal inilah yang dia katakan pada Oktober 2022 silam, pada saat Leverkusen menawarinya menjadi manajer.
“Xabi adalah gelandang bertahan yang luar biasa, dan saat kamu menjadi gelandang bertahan kamu harus mengerti permainan seluruhnya. Dan dia membaca (permainan) dengan sempurna. Kepelatihan itu adalah kesempatan yang besar,” ungkap Guardiola, seperti dilansir dari livescore.
Baca juga: Guardiola Tetap Waspadai Bayern yang Tengah Dilanda Konflik Internal
Buah Jatuh Tak Jauh dari Pohonnya
Meskipun Guardiola memiliki peran dalam pembentukan karakter permainan Xabi, tetapi kemampuan Xabi sepenuhnya bukan berasal dari Pep semata. Xabi mengungkapkan bahwa idolanya adalah ayahnya sendiri, Periko Alonso.
Periko Alonso adalah pemain bola yang pernah tampil di Real Sociedad, Barcelona, dan juga Timnas Spanyol. Periko juga yang mengajarkan kepada Xabi bahwa kepuasan sejati dalam sepakbola datang dari operan yang sempurna alih-alih penyelesaian yang fantastis.
Filosofi itulah yang kemudian menjadi dasar bagi Xabi Alonso dalam memugar karakter permainannya. Tidak hanya pada saat menjadi pemain, Xabi juga tetap menerapkan kepercayaan itu pada saat telah menjadi pelatih.
Tercatat, di Liga Bundesliga, hanya Bayern Munchen, Borussia Dortmund, dan RB Leipzig saja yang menorehkan operan lebih banyak dibanding timnya, Bayer Leverkusen.
Terbukti, permainan dengan intensitas operan yang tinggi juga menjadi gaya permainan yang diterapkan Pep Guardiola, Mikel Arteta, dan Vincent Kompany, di Inggris Raya.
Hasil Memuaskan
Hanya sedikit manajer yang langsung menunjukkan hasil memuaskan pada masa awal karirnya. Tampaknya, Alonso menjadi bagian dari yang sedikit tersebut.
Alonso, berhasil menyelamatkan Bayer Leverkusen dari zona relegasi. Serta, sejak November, timnya berhasil memenangkan 12 dari 17 pertandingan yang ada, dan hanya menyisakan 6 poin dari spot Liga Champions.
Di bawah Xabi, Bayer Leverkusen telah menorehkan 44 gol dan kebobolan 25 gol. Dengan percobaan operan sebanyak 505 operan per 90 menit, dan rata-rata penguasaan bola hingga 51 persen.
Kini, Xabi harus berhadapan kembali dengan mentor lamanya, Jose Mourinho. Bayer Leverkusen nantinya akan berhadapan dengan AS Roma dalam semifinal Liga Eropa. Tugas berat menanti Xabi, sebab Roma di bawah Mourinho juga menunjukan hasil yang signifikan.
Maka, apabila West Ham tertarik pada Xabi, mereka harus meminangnya segera. Melihat dari rekam jejaknya, Xabi sepertinya akan menarik lebih banyak klub Eropa, kedepannya.
Itulah sekelumit kisah perjalanan Xabi Alonso dalam dunia sepak bola yang kini tengah berjuang memantapkan karier sebagai pelatih. Kira-kira bagaimana kalau pendapat kalian para pecinta sepak bola?
(Z-9)
Alonso menandatangani kontrak hingga Juni 2024. Ini merupakan kiprah pertama mantan pemain berusia 40 tahun itu sebagai pelatih.
Pelatih asal Spanyol itu menyaksikan timnya diganjar dua hukuman penalti, kebobolan lima gol, dan seorang pemainnya diganjar kartu merah dalam laga melawan Frankfurt.
Pelatih Bayer Leverkusen Xabi Alonso akan menghadapi AS Roma asuhan Jose Mourinho pada leg pertama babak semifinal Liga Europa di Stadion Olimpico pada Jumat (12/4) dini hari WIB.
Zinedine Zidane, Xabi Alonso, dan Raul Gonzalez masuk bursa kandidat pengganti pelatih Carlo Ancelotti di El Real musim 2024/2025.
Musim lalu, Xabi Alonso membawa Leverkusen finis di peringkat enam klasemen Bundesliga dan mencapai semifinal Liga Europa.
Kiper pengganti Manuel Neuer ini melakukan dua kali penyelamatan krusial saat skor laga 2-1. Jika bukan karena kiper 29 tahun itu, cerita kemenangan besar 6-2 dapat berakhir berbeda.
Leverkusen berpeluang masuk empat besar saat berhadapan dengan Eintracht dalam laga lanjutan Bundesliga, pekan depan.
Ketujuh gol dalam laga itu terjadi di babak pertama.
Valentino Lazaro membatalkan gol pembuka Kai Havertz tetapi Julian Brandt dan hattrick Lucas Alario memastikan kemenangan yang nyaman bagi Leverkusen.
Sinkgraven didatangkan dengan kontrak tiga tahun, dengan bayaran sebesar lima juta euro.
Juventus pantas menang karena tim asuhan Maurizio Sarri itu mampu tampil agresif sepanjang pertandingan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved