Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
Nama Xabi Alonso kian menggelembung. Manajer Bayer Leverkusen itu dikabarkan menarik perhatian klub Liga Inggris, West Ham United. Santer dikabarkan, klub asal London itu sedang mencari pengganti yang pas bagi David Moyes, di tengah performa klub yang kurang memuaskan.
Saat ini, West Ham United berada di peringkat 14 Liga Premier, dengan hanya berbanding 5 poin dari klub relegasi.
Meski Alonso bukan orang baru yang bisa diremehkan di dunia sepak bola global. Namun, harus diakui karier kepelatihan lelaki berkebangsaan Spanyol masih sangat dini. Sebagai salah satu standar dan pusat sepak bola dunia, umumnya tak sembarang orang bisa berkarier di Liga Primer. Baik sebagai pemain atau pelatih.
Lantas, mampukah Xabi Alonso berlayar ke Inggris dan melesatkan kariernya sebagai pelatih lewat Liga Primer? Sebelum berspekulasi, mari kita dulu kenali dulu dengan salah satu gelandang terbaik yang pernah dimiliki Real Madrid dan Bayern München tersebut.
Baca juga: Moyes Optimistis Didukung Manajemen West Ham
Anak Didik Pep Guardiola
Sama seperti Mikel Arteta dan Vincent Kompany, Xabi Alonso juga pernah mengenyam pendidikan di bawah asuhan Pep Guardiola. Pada saat masih menjadi manajer Bayern Munchen di tahun 2014, Pep bersama dengan Xabi menghabiskan dua musim bermain bersama.
Pep yakin, Xabi juga nantinya dapat menjadi pelatih yang sukses. Hal inilah yang dia katakan pada Oktober 2022 silam, pada saat Leverkusen menawarinya menjadi manajer.
“Xabi adalah gelandang bertahan yang luar biasa, dan saat kamu menjadi gelandang bertahan kamu harus mengerti permainan seluruhnya. Dan dia membaca (permainan) dengan sempurna. Kepelatihan itu adalah kesempatan yang besar,” ungkap Guardiola, seperti dilansir dari livescore.
Baca juga: Guardiola Tetap Waspadai Bayern yang Tengah Dilanda Konflik Internal
Buah Jatuh Tak Jauh dari Pohonnya
Meskipun Guardiola memiliki peran dalam pembentukan karakter permainan Xabi, tetapi kemampuan Xabi sepenuhnya bukan berasal dari Pep semata. Xabi mengungkapkan bahwa idolanya adalah ayahnya sendiri, Periko Alonso.
Periko Alonso adalah pemain bola yang pernah tampil di Real Sociedad, Barcelona, dan juga Timnas Spanyol. Periko juga yang mengajarkan kepada Xabi bahwa kepuasan sejati dalam sepakbola datang dari operan yang sempurna alih-alih penyelesaian yang fantastis.
Filosofi itulah yang kemudian menjadi dasar bagi Xabi Alonso dalam memugar karakter permainannya. Tidak hanya pada saat menjadi pemain, Xabi juga tetap menerapkan kepercayaan itu pada saat telah menjadi pelatih.
Tercatat, di Liga Bundesliga, hanya Bayern Munchen, Borussia Dortmund, dan RB Leipzig saja yang menorehkan operan lebih banyak dibanding timnya, Bayer Leverkusen.
Terbukti, permainan dengan intensitas operan yang tinggi juga menjadi gaya permainan yang diterapkan Pep Guardiola, Mikel Arteta, dan Vincent Kompany, di Inggris Raya.
Hasil Memuaskan
Hanya sedikit manajer yang langsung menunjukkan hasil memuaskan pada masa awal karirnya. Tampaknya, Alonso menjadi bagian dari yang sedikit tersebut.
Alonso, berhasil menyelamatkan Bayer Leverkusen dari zona relegasi. Serta, sejak November, timnya berhasil memenangkan 12 dari 17 pertandingan yang ada, dan hanya menyisakan 6 poin dari spot Liga Champions.
Di bawah Xabi, Bayer Leverkusen telah menorehkan 44 gol dan kebobolan 25 gol. Dengan percobaan operan sebanyak 505 operan per 90 menit, dan rata-rata penguasaan bola hingga 51 persen.
Kini, Xabi harus berhadapan kembali dengan mentor lamanya, Jose Mourinho. Bayer Leverkusen nantinya akan berhadapan dengan AS Roma dalam semifinal Liga Eropa. Tugas berat menanti Xabi, sebab Roma di bawah Mourinho juga menunjukan hasil yang signifikan.
Maka, apabila West Ham tertarik pada Xabi, mereka harus meminangnya segera. Melihat dari rekam jejaknya, Xabi sepertinya akan menarik lebih banyak klub Eropa, kedepannya.
Itulah sekelumit kisah perjalanan Xabi Alonso dalam dunia sepak bola yang kini tengah berjuang memantapkan karier sebagai pelatih. Kira-kira bagaimana kalau pendapat kalian para pecinta sepak bola?
(Z-9)
GELANDANG Paris Saint-Germain (PSG) Fabian Ruiz menyebut timnya memainkan sepak bola yang sangat atraktif dan indah saat menghancurkan Real Madrid 4-0.
PELATIH Paris Saint-Germain, Luis Enrique, mengungkapkan kepuasannya atas performa impresif Les Parisiens saat membantai Real Madrid 4-0.
Madrid yang tengah berproses di bawah asuhan Alonso tampak tak berdaya menghadapi permainan atraktif PSG
PELATIH Real Madrid Xabi Alonso menyebut laga semifinal menghadapi Paris Saint-Germain di Piala Dunia Antarklub sebagai ujian besar berikutnya dalam proyek barunya bersama Los Blancos.
REAL Madrid memastikan tempat di semifinal Piala Dunia Antarklub FIFA setelah menumbangkan Borussia Dortmund 3-2.
Gonzalo Garcia terus menunjukkan ketajamannya dengan membuat tiga gol di ajang Piala Dunia Antarklub 2025 sehingga menjadi pencetak gol terbanyak Real Madrid di ajang itu.
Granit Xhaka diharapkan tidak meninggalkan Bayer Leverkusen mengingat pentingnya peran dari mantan pemain Arsenal tersebut di klub Bundesliga itu.
Sunderland cukup agresif di bursa transfer musim panas ini di bawah arahan pelatih Regis Le Bris.
AC Milan ingin mendatangkan Patrik Schick berdasarkan keinginan Direktur Olahraga Igli Tare dan pelatih Massimiliano Allegri.
Christian Kofane didatangkan Bayer Leverkusen dari Albacete dengan kontrak yang cukup panjang yaitu sampai 2029.
Bayer Leverkusen mengeluarkan dana 40 juta euro (Rp 758 miliar) untuk mendatangkan Malik Tillman dari PSV.
Jarell Quansah mencatatkan 58 penampilan bersama Liverpool di semua kompetisi, dengan koleksi tiga gol.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved