Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Menantang Kutukan Juara Bertahan

Akmal Fauzi
04/11/2022 05:35
Menantang Kutukan Juara Bertahan
(Dok. Istimewa)

TIMNAS Prancis bertekad menghindari kutukan juara bertahan Piala Dunia saat performa tim diragukan jelang berlaga di Qatar 2022. Les Bleus--julukan Prancis--tampil mengecewakan selama beberapa bulan terakhir karena hanya memenangi satu dari enam pertandingan terakhir mereka.

Skuad asuhan Didier Deschamps berakhir di urutan ketiga di Liga A Grup 1 UEFA Nations League setelah kalah dari Denmark dan Kroasia, serta seri dengan Austria. Mungkin yang paling mengkhawatirkan ialah mereka dikalahkan Denmark dua kali, calon lawan mereka di fase grup di Piala Dunia Qatar. Prancis juga tergabung dengan Australia dan Tunisia di Grup D.

"Kami juara bertahan dunia. Ketika Anda berada di puncak, sulit untuk melakukan yang lebih baik. Sangat normal bagi sebuah tim untuk sedikit kurang berhasil, tetapi Prancis tetap menjadi kekuatan yang sangat kompetitif dan berada di antara tim-tim top di Eropa dan dunia," kata Deschamps.

Sejak Brasil mempertahankan gelar juara Piala Dunia pada 1962 setelah merebutnya di edisi 1958, belum pernah ada juara Piala Dunia yang mampu mempertahankan trofi di kesempatan berikutnya. Selalu ada 'kutukan' bagi negara juara bertahan Piala Dunia karena acap gagal mempertahankan trofi juara.

Prancis pernah memenangi turnamen pada 1998 ketika menjadi tuan rumah. Pada laga final, mereka mengalahkan Brasil 3-0 lewat dua gol Zinedine Zidane dan Emmanuel Petit. Namun, Prancis gagal mengulang penampilan impresif mereka di Piala Dunia 2002 di Jepang dan Korea.

Meski berstatus sebagai juara bertahan, Prancis yang saat itu dilatih Roger Lemere harus kandas di babak penyisihan grup. Dari tiga pertandingan, Les Bleus hanya meraih satu poin saat bermain imbang tanpa gol melawan Uruguay dan kalah 0-2 dari Denmark dan 0-1 dari Senegal.

Kondisi itu pernah dialami Spanyol pada Piala Dunia 2014. Setelah merebut trofi di Afrika Selatan 2010, Spanyol tak berdaya di fase grup. Kemudian di Piala Dunia 2018, Jerman juga bernasib seperti Prancis dan Spanyol, tersingkir sejak fase grup.

Di Piala Dunia tahun ini, Prancis datang sebagai juara bertahan setelah menjadi jawara di edisi 2018 di Rusia. Meski memiliki kedalaman skuad yang menjanjikan, sejumlah pemain tim juara Piala Dunia 2018 seperti Raphael Varane dan Paul Pogba mengalami cedera. Itu tentu menjadi sinyal bahaya bagi Les Bleus di Qatar nanti.

Deschamps akan mengumumkan skuad Prancis untuk Piala Dunia 2022 pada 9 November. Dia memastikan takkan membawa pemain yang masih belum fit 100% ke Qatar.

 

Pemain muda

Deschamps menolak anggapan bahwa timnya berada dalam krisis. Ia membuat keputusan untuk menurunkan sejumlah pemain muda seperti Aurelien Tchouameni yang akan berjuang untuk bisa mempertahankan gelar juara.

"Saya tidak berpikir itu kapal karam. Kami memiliki banyak peluang. Ini tim muda Prancis. Kami tidak perlu khawatir. Memiliki pemain dengan pengalaman internasional kembali akan membuat kami lebih baik. Tidak ada kekhawatiran," kata Deschamps.

Pelatih berusia 54 tahun yang merayakan 10 tahun sebagai pelatih Prancis musim panas ini tersebut memperingatkan pemainnya agar mewaspadai lawan-lawan mereka di Grup D. "Mereka tim yang sangat kuat. Mereka bukan tim yang cenderung banyak dibicarakan orang, tetapi mereka memiliki kualitas individu," jelasnya.

Salah satu andalan Deschamps kali ini ialah gelandang Real Madrid Aurelien Tchouameni yang baru berusia 22 tahun. Pemain itu telah mengantongi 14 cap dan mencetak satu gol bersama Les Bleus.

Tchouameni disebut-sebut sebagai pengganti Pogba dan N'Golo Kante. Perannya di Qatar diharapkan bakal menghadirkan dukungan kian menajamkan duo serang Kylian Mbappe dan Karim Benzema. Dua nama terakhir menjadi tumpuan membongkar pertahanan tim lawan.

Legenda Prancis Zinedine Zidane berharap negerinya kembali berjaya di Qatar. "Saya harap Prancis mendapatkan sebuah turnamen yang agung, bisa juara lagi," tegas Zizou. (FIFA/AFP/R-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya