Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
EURO 2016 Prancis bagi tim nasional Rusia mungkin akan menjadi momentum untuk bernostalgia, mengenang catatan manis mereka 56 tahun lalu.
Dengan masih bernama Uni Soviet kala itu, tim ‘Beruang Merah’ meraih trofi Euro edisi perdana yang dilangsungkan di Prancis pada 1960. Kesuksesan mereka kala itu dibarengi dengan terpilihnya lima pemain yang masuk daftar pemain terbaik versi UEFA.
Prestasi itu merupakan yang terbesar dalam sejarah sepak bola Rusia, selain dua medali emas olimpiade (1956 dan 1988) dan menjadi semifinalis Piala Dunia 1966. Uni Soviet saat itu diperkuat kiper legendaris kelas dunia, Lev Yashin, kapten tim Igor Netto, Slava Metreveli, Valentin Ivanov, dan Viktor Ponedielnik. Selepas itu, posisi <>runner-up Eropa diraih mereka pada 1964, 1972, dan 1988.
Setelah Uni Soviet pecah pada 1991, muncul timnas CIS (Commonwealth of Independent States ), yang merupakan hasil kesepakatan antarnegara pecahan Uni Soviet agar tetap ada wakil di Euro 1992. Tanpa bendera dan lagu kebangsaan, CIS tampil di ajang Piala Eropa 1992, tapi terhenti pada penyisihan grup.
Mulai 1996, timnas Rusia pertama kali tampil di Piala Eropa 1996, Inggris. Namun, Rusia kalah bersaing dengan Jerman, Republik Ceko, dan Italia di penyisihan Grup C.
Tahun demi tahun berganti. Rusia berganti-ganti formasi dan pelatih demi kembali pada masa kejayaan mereka saat masih bernama Uni Soviet. Namun, persaingan rupanya terlalu ketat.
Rusia sejauh ini mencetak prestasi terbaik mereka pada Euro 2008 di Austria-Swiss. Di tangan pelatih Guus Hiddink, Rusia berhasil masuk semifinal dan finis di posisi ketiga.
Padahal, perjalanan Rusia pada babak penyisihan grup tidak terlalu mulus karena harus bersaing dengan salah satu raksasa Eropa, Spanyol, di Grup D. Saat itu tim yang dimotori Andrey Arshavin lolos ke babak delapan besar dengan menjadi runner-up grup.
Di babak delapan besar, Rusia mengalahkan Belanda 3-1 lewat pertarungan dramatis di St Jakob-Park, Swiss. Kedua tim bermain imbang 1-1 selama 90 menit. Akhirnya, Dmitri Torbinski dan Arshavin memastikan kemenangan Rusia lewat gol pada babak perpanjangan waktu.
Pada semifinal, Rusia kembali bertemu dengan Spanyol yang mengalahkan mereka 1-4 pada babak penyisihan grup. Spanyol kembali menaklukkan mereka dengan skor 3-0 lewat gol Xavi Hernandez, Daniel Guiza, dan David Silva.
Kini, di bawah asuhan Leonid Slutsky yang membesut Rusia sejak tahun lalu sepeninggal Hiddink, Rusia kembali punya kesempatan tampil di Euro 2016 Prancis.
Tanpa bintang
Rusia akan bertanding di Grup B, bersaing dengan Inggris, Wales, dan Slowakia. Perhitungan di atas kertas menyebutkan Inggris ialah tim terunggul. Wales juga perlu diwaspadai karena diperkuat pemain bintang, seperti Gareth Bale dan Aaron Ramsey.
Meski tidak bermaksud pesimistis, Slutsky mengakui Rusia bukanlah tim favorit untuk dijagokan di Euro 2016 meski sejarah mereka pernah manis. "Kami bukan tim favorit di turnamen ini. Untuk memulainya, kami harus lolos dulu dari fase grup," ungkap Slutsky.
Slutsky juga mengakui Rusia tak memiliki pemain megabintang. Namun, dirinya yakin Rusia kuat sebagai tim dengan kekuatan pemain yang merata. Slutsky menyebut, ia memiliki pemain-pemain yang sangat berpengalaman, seperti Igor Akinfeev, Vasily Berezutsky, Sergei Ignashevich, Roman Shirokov, dan Igor Denisov.
"Mereka sudah lama bermain untuk timnas. Mereka ikut berbagai laga penting dan bisa menginspirasi para anggota tim," ujar Slutsky.(Dari berbagai sumber/R-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved