Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
PESEPAK bola dengan jumlah penampilan terbanyak untuk timnas sepanjang sejarah Brasil, Formiga, akan memainkan laga terakhirnya bersama timnas, bulan ini. Pesepak bola berusia 4 tahun itu akan mengakhiri kariernya yang diwarnai dengan tujuh laga Piala Dunia dan Olimpiade.
Gelandang itu akan mengenakan jersey Selecao untuk terakhir kalinya dalam laga persahabatan melawan India, 25 November mendatang di Manaus, ungkap Konfederasi Sepak Bola Brasil (CBF).
"Dengan 233 penampilan untuk timnas, gelandang berusia 43 tahun itu akan kembali tampil di laga perpisahan bagi tim yang sangat dicintainya," ujar CBF dalam sebuah pernyataan resmi.
"Formiga adalah salah satu pemain terbaik yang pernah dimiliki Brasil," ujar koordinator timnas putri Brasil Duda Luizelli.
Baca juga: Kembali Masuk Pelatnas, Penantian Ezra Walian Berakhir
Formiga, yang meninggalkan Paris Saint-Germain, Juni lalu, dan bergabung dengan Sao Paulo hingga Desember 2022, merupakan satu-satunya pemain yang tampil di nomor sepak bola putri Olimpiade sebanyak tujuh kali.
Pesepak bola dengan nomor punggung 8 itu memenangkan dua medali perak Olimpiade, pada 2004 dan 2008 dan kembali menjadi starter di Olimpiade Tokyo 2020 saat Brasil kalah dari Kanada di babak perempat final.
Saat ditarik keluar di laga perempat final itu, Formiga digantikan oleh pemain yang berusia lebih muda 23 tahun dari dirinya.
Pemain yang memiliki julukan 'Si Semut' itu lahir di Miraildes Maciel Mota di Kota Salvador pada 1978.
Kala itu, perempuan bermain sepak bola adalah hal ilegal karena dianggap hal itu melanggar kodrat berdasarkan undang-undang 1941, yang akhirnya dicabut pada 1979.
Dia melakukan debutnya di timnas pada 1995, di usia 17 tahun.
Gelandang itu juga merupakan satu-satunya pesepak bola, baik putra maupun putri, yang tampil di tujuh Piala Dunia ( 1995, 1999, 2003, 2007, 2011, 2015, dan 2019).
Formiga juga memegang rekor untuk pemain terua yang tampil di Piala Dunia (41 tahun pada 2019) dan pencetak gol tertua di Piala Dunia (37 pada 2015). (AFP/OL-1)
Neymar kembali ke Santos dengan kontrak berdurasi enam bulan pada Januari setelah pemutusan kontraknya dengan klub Liga Pro Saudi, Al-Hilal.
Dalam laga di Neo Quimica Arena, Sao Paulo itu, gol Vinicius Junior menjadi penentu sekaligus memberikan kemenangan perdana bagi pelatih baru Brasil, Carlo Ancelotti.
Laga melawan timnas Ekuador ini merupakan kali pertama Carlo Ancelotti menukangi timnas Brasil usai didatangkan dari klub La Liga Real Madrid.
Sejak melakukan debut di Piala Dunia 2022 Qatar, Vinicius Junior menjadi pemain reguler dalam skuad Selecao, tetapi kerap gagal mereplikasi penampilan gemilangnya di level klub.
Carlo Ancelotti mendapatkan tantangan besar lainnya yaitu membuat Brasil menjadi juara dunia setelah terakhir kali melakukannya pada 2002.
"Ini benar-benar kesempatan yang menantang, karena Brasil pernah 4 kali juara dunia U-17, terakhir 2019, serta 14 kali juara CONMEBOL U-17, dengan gelar terbaru tahun ini,"
Laga melawan India merupakan penampilan ke-234 Formiga untuk timnas Brasil.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved