Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Istambul Zona Merah, Inggris Tawarkan Diri Jadi Tuan Rumah UCL

Dero Iqbal Mahendra
08/5/2021 15:40
Istambul Zona Merah, Inggris Tawarkan Diri Jadi Tuan Rumah UCL
Grant Shapps.(AFP/Tolga Akmen.)

TURKI berencana menghelat partai puncak UEFA Champions League (UCL) di ibu kota mereka Istambul. Namun rencana tersebut sepertinya terancam dengan masuknya Turki di daftar merah perjalanan oleh pemerintah Inggris akibat covid-19.

Dengan partai puncak yang mempertemukan dua klub Inggris, yakni Chelsea dan Manchester City. Pelarangan bepergian ke Turki menjadi suatu hal yang mengancam suksesnya partai final tersebut.

Oleh sebab itu Menteri Transportasi Inggris Grant Shapps menyatakan United Kingdom sangat terbuka untuk menyelenggarakan partai final UCL pada 29 Mei mendatang. Asosiasi Sepak Bola Inggris saat ini sedang melakukan pembicaraan dengan federasi sepak bola Eropa UEFA. Namun keputusan akhir tetap menjadi keputusan dari UEFA sebagai penyelenggara kompetisi.

"Sayangnya kami harus menempatkan Turki dalam daftar merah larangan perjalanan dan keputusan ini tentu akan memberikan beberapa akibat. Pertama dengan keputusan ini dengan menghormati Liga Champions, fans tidak boleh melakukan perjalanan ke Turki," ungkap Shapps dalam konferensi persnya, Sabtu (8/5).

 

"FA saat ini sedang melakukan pembicaraan dengan UEFA terkait persoalan ini. Kami sangat terbuka untuk mengadakan partai final, tetapi keputusannya sepenuhnya menjadi milik UEFA. Namun dengan ada dua tim asal Inggris di partai final kami berharap dapat segera mendengar keputusan dari UEFA," imbuh Shapps.

 

Ia juga menuturkan Inggris telah memiliki berbagai catatan sukses pelaksanaan pertandingan sepak bola dengan penonton sehingga sudah siap bila ditunjuk menjadi venue alternatif dari UEFA. Lebih lanjut Shapps menjelaskan negara yang masuk daftar merah merupakan negara yang tidak boleh dikunjungi kecuali dengan situasi yang sangat khusus sehingga diperlukan tes dan isolasi berulang-ulang di hotel yang ditunjuk pemerintah setelah kembali dari tujuan.

Sedangkan warga non-Inggris yang berada di negara daftar merah dalam 10 hari terakhir tidak diperkenankan kembali ke Inggris hingga batas waktu yang belum ditentukan. Terkait hal tersebut UEFA menyatakan pihaknya baru saja mempelajari keputusan pemerintah Inggris yang menempatkan Turki di daftar merah. Untuk itu UEFA memerlukan waktu untuk mengambil keputusan terkait hal tersebut.

Di sisi lain dari pihak Manchester City belum mengambil sikap terkait lokasi partai final. Sejumlah media Inggris menyatakan klub akan menunggu keputusan dari UEFA terkait hal tersebut. Meski begitu suporter Chelsea, Trust, yang bertemu dengan Presiden UEFA Aleksander Ceferin meminta babak final dipindahkan ke Inggris.

"Turki telah ditambahkan ke daftar merah dan tidak ada CFC suporter yang dapat berpergian ke babak final. Kami bertemu dengan Presiden UEFA minggu ini dan akan meminta lokasi partai final dipindahkan ke Inggris," kicau CFC di media sosial.

Sebelumnya Turki memang telah mengumumkan rencana lockdown ketiga pada pekan lalu. Namun UEFA menegaskan hal tersebut tidak akan berpengaruh apapun pada laga final yang akan dilangsungkan di Ataturk Olympic Stadium dengan penonton terbatas. Turki saat ini sudah mencatat sekitar 350 kematian per hari akibat covid-19, ini lebih tinggi dibandingkan dua periode peningkatan sebelumnya di tahun lalu. (AFP/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya