Headline
Istana minta Polri jaga situasi kondusif.
MANAJER Inter Milan Antonio Conte menegaskan ia tidak gentar menjalani penampilan pertamanya di partai final kompetisi Eropa sebagai pelatih ketika Nerazzurri menghadapi Sevilla dalam final Liga Europa di Stadion RheinEnergie, Cologne, Jerman, Sabtu (22/8) dini hari WIB.
Ini menjadi musim keempat Conte mendampingi tim yang dilatihnya di kompetisi Eropa. Tetapi, ini merupakan raihan terjauhnya.
Conte hanya bisa mengantarkan Juventus ke perempat final Liga Champions 2012/13, semifinal Liga Europa semusim kemudian, dan babak 16 besar Liga Champions bersama Chelsea pada 2017/18.
Baca juga: Inter Terpacu Memori 1998
Capaian-capaian itu tentu tidak sementereng ketika ia masih berlaga di lapangan hijau dan mengemban ban kapten ketika Juventus menjadi juara Liga Champions 1995/96.
Kini, dalam percobaan keempatnya, Conte berhasil mengantarkan Inter ke final Liga Europa, yang sekaligus jadi penampilan pertama Nerazzurri di
final kompetisi Eropa setelah sedasawarsa lalu saat mereka menjuarai Liga Champions untuk melengkapi treble di bawah arahan Jose Mourinho.
"Ini tahun keempat saya sebagai pelatih di kompetisi Eropa. Tentu menyenangkan bisa main di final Liga Europa," kata Conte dilansir laman resmi UEFA, Kamis (20/8).
"Saya sangat peduli dengan tim ini dan para suporternya. Sudah sepuluh tahun lamanya tim ini absen dari sebuah final, itu waktu yang cukup lama," lanjutnya.
Lawan Inter di final mungkin bukan tim mentereng jika ditilik dari raihan semusim terakhir. Tetapi, Sevilla merupakan pemegang rekor juara kompetisi kasta kedua Eropa itu dengan lima trofi.
Conte menyadari Sevilla punya pengalaman lebih banyak tampil di final Liga Europa, tetapi itu bukan berarti ia takut menghadapi wakil Spanyol tersebut.
"Ya kami punya pengalaman lebih sedikit dan itu memberi mereka keuntungan. Tetapi, yang terpenting kami adalah tampil tanpa beban mental. Satu-satunya cara untuk menulis sejarah tim ini adalah dengan menang besok," katanya.
"Kata takut tidak ada dalam kamus saya, demikian juga di antara para pemain. Kami menghormati Sevilla, tetapi kami di sini sebab memiliki kartu untuk dimainkan," pungkas Conte.
Inter sebelumnya pernah tiga kali juara ketika kompetisi itu masih bernama Piala UEFA pada 1991, 1994, dan 1998. (Ant/OL-1)
Chivu seakan menegaskan tekad Nerazzurri untuk meninggalkan bayang-bayang masa transisi.
Inter Milan tampil dominan dengan kemenangan telak 5-0 atas Torino, mengantarkan mereka ke puncak klasemen sementara Serie A sekaligus menandai debut manis pelatih Cristian Chivu.
Gol kemenangan Inter Milan ke gawang Torino di laga Serie A dicetak oleh Aleesandro Bastoni, Marcus Thuram (dua gol), Lautaro Martinez, dan Ange Bonny.
Kedatangan Andy Diouf merupakan bagian dari rencana jangka panjang Inter Milan di bawah asuhan pelatih baru, Cristian Chivu, untuk menyegarkan skuad dengan pemain muda dan dinamis.
Atalanta mengeluarkan biaya transfer sebesar 17 juta euro (sekitar Rp307 miliar) untuk Nicola Zalewski dari Inter Milan.
Secara statistik Inter Milan lebih unggul dibanding Monza dengan menguasai 54% penguasaan bola dan melepaskan 19 tendangan yang empat di antaranya tepat sasaran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved