PULUHAN tokoh dari berbagai agama yang ada di Tanah Air mengikuti acara buka puasa bersama di Hotel Borobudur, kemarin. Acara tersebut merupakan upaya untuk memperkuat persatuan dan kesatuan serta menjadikan agama sebagai solusi berbagai permasalahan di Indonesia.
Tokoh agama Islam, Miftah Maulana Habiburrahman atau lebih dikenal dengan Gus Miftah, mengatakan pada hakikatnya manusia terlahir sebagai pribadi yang baik. Lantas hal itu harus dijaga dengan terus merajut tali persaudaraan dengan sesama di tengah perbedaan yang ada.
"Jadi manusia itu terlahir baik, nah kita itu datang hari ini untuk saling baikan," ujarnya, kemarin.
Disampaikannya, perbedaan merupakan hal yang harus disyukuri. Dia mencontohkan sambal yang terbuat dari beragam bahan ditumbuk di tempat yang sama. Itulah Indonesia dengan berbagai perbedaan tumbuh bersama untuk menjadi bangsa yang besar. "Karena ditumbuk di tempat yang sama tanpa menghilangkan identitas masing-masing sambal akhirnya menghasilkan bau yang sedap dan nikmat," kata Gus Miftah.
Tokoh kristiani, Pendeta Gilbert Lumoindong, mengatakan agama harus menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan bersama. Apalagi menjelang tahun politik, peran agama harus mampu mempersatukan bangsa, bukan memecahbelahkan bangsa.
"Ini adalah tahun kebersamaan, tahun perjuangan, bagaimana kita saling mengisi satu sama lainnya. Agama harus sebagai solusi. Apa pun yang namanya tahun politik, apa saja, agama harus menjadi solusi. Agama membawa damai sejahtera," kata dia.
Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengapresiasi acara buka bersama yang sudah menghasilkan berbagai tokoh dari latar belakang agama yang berbeda. Kegiatan seperti itu perlu diperluas dan terus digaungkan. "Ini acara yang luar biasa yang memperlihatkan nilai Indonesia bahwa dengan berbagai perbedaannya, kita adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Tentu yang saya sampaikan beberapa kali bahwa kita bisa terbebas dari berbagai masalah karena kita bersatu," ucap Erick. (Van/H-2)