Headline
BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia
BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia
Pengamat politik sekaligus Sekretaris Jenderal Forum Doktor Ilmu Politik Universitas Indonesia Ade Reza Heriyadi menilai para elite politik, khususnya anggota DPR, perlu segera melakukan introspeksi mendalam. Menurutnya, kondisi ekonomi yang semakin menekan masyarakat tidak sebanding dengan perilaku sebagian politisi yang justru menunjukkan sikap jauh dari empati.
Ade menekankan ada tiga aspek utama yang harus diperbaiki. Pertama, soal komunikasi politik. Menurut dia, DPR RI semestinya lebih peka dan sensitif terhadap persoalan rakyat yang kian sulit. Ia mengingatkan, gaya komunikasi yang tidak berempati hanya akan memperlebar jarak dengan konstituen.
"Perbaiki gaya komunikasi politiknya menjadi lebih peka, sensitif, dan menunjukkan empati kepada masalah-masalah yang dihadapi publik," kata dia saat dihubungi, Senin (1/9).
Aspek kedua, lanjut Ade, berkaitan dengan perilaku hidup para politisi. Ia menilai banyak anggota legislatif justru menampilkan gaya hidup glamor dan hedonistik. Sikap tersebut, kata dia, sangat kontras dengan realitas masyarakat yang sedang menghadapi tekanan ekonomi berat.
Menurutnya, ketika seorang politisi terpilih, ia otomatis menjadi role model. Karena itu, seluruh perilaku akan disorot publik. Jika wakil rakyat justru sibuk memamerkan kemewahan, maka kepercayaan masyarakat bisa runtuh.
"Tentu tidak tepat dalam suasana situasi yang menunjukkan peningkatan beban hidup bagi masyarakat mereka menampilkan gaya glamor," ujar Ade.
Aspek ketiga yang dianggap fundamental adalah kinerja DPR. Ade menekankan, wakil rakyat harus serius menjalankan fungsi legislasi, pengawasan, dan representasi politik. Ia mengingatkan, fungsi tersebut tidak boleh direduksi menjadi sekadar formalitas.
"Hal yang paling penting adalah bahwa seluruh cabang-cabang kekuasaan negara ini harus berpihak pada kepentingan rakyat," terang Ade.
Ia mencontohkan lemahnya fungsi pengawasan DPR terlihat dari kasus kenaikan PBB di sejumlah daerah, yang bahkan mencapai ratusan hingga ribuan persen. Isu tersebut luput dari perhatian legislatif, padahal langsung membebani rakyat.
Menurut Ade, kegagalan DPR menjalankan fungsinya menyebabkan kekecewaan publik menumpuk. Rasa frustasi itu, kata dia, kini mulai bermuara pada eskalasi sosial yang berujung pada kerusuhan. "Ini wujud akumulatif dari kekecewaan masyarakat terhadap kinerja cabang-cabang kekuasaan politik, terutama wakil-wakilnya," ungkapnya.
Ia mengingatkan, jika DPR tidak segera berbenah, krisis kepercayaan publik terhadap institusi politik akan semakin dalam. Karenanya Ade mengingatkan, introspeksi dan perubahan nyata adalah satu-satunya jalan untuk mengembalikan legitimasi. (E-3)
Beberapa orang terlihat membawa kursi, lampu, kursi, koper, speaker studio dan kasur keluar dari rumah yang disebut milik Eko Patrio, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI tersebut.
Rakyat tetap paham jika pangkal persoalan adalah DPR dengan berbagai kebijakannya yang tidak merakyat.
KETUA DPR RI, Puan Maharani akan bertanggung jawab dan mendorong kepolisian untuk mengusut tuntas insiden meninggalnya driver ojek online (ojol) Affan Kurniawan
Personel polisi menghalau pengunjuk rasa yang menggelar aksi menolak tunjangan anggota DPR yang dinilai berlebihan di depan Gedung DPR.
DIREKTORAT Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya melakukan rekayasa lalu lintas pada sejumlah titik imbas aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta Pusat, Kamis (28/8).
DI tengah harga pangan yang mencekik, biaya kesehatan yang membuat keluarga rapuh semakin jatuh miskin, serta pasar kerja yang seret, publik dipaksa menelan ironi yang sama setiap hari.
Ada beberapa aspek penting yang menjadi fokus, mulai dari transformasi prasarana kesehatan, penyediaan sumber daya manusia (SDM), hingga digitalisasi layanan kesehatan.
Sebagai wakil rakyat, mereka semestinya menanggapi aspirasi masyarakat dengan bahasa dan sikap yang santun
EKONOM Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda mendorong pemerintah merevisi aturan soal fasilitas tunjangan pajak penghasilan (PPh) bagi pejabat negara.
Ucapan-ucapan kontroversial sejumlah anggota DPR mempertebal kesan bahwa wakil rakyat kian melupakan siapa yang memilih mereka, lebih sibuk menjaga kenyamanan elite politik ketimbang mendengar suara rakyat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved