Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kunjungan ke Roma, Puan Suarakan Tempat Aman bagi Anak Gaza dan Ukraina

Rahmatul Fajri
03/2/2025 15:32
Kunjungan ke Roma, Puan Suarakan Tempat Aman bagi Anak Gaza dan Ukraina
Ketua DPR RI Puan Maharani.(Antara/ Reno Esnir)

KETUA DPR RI Puan Maharani melakukan kunjungan ke Roma, Italia untuk menandatangani komitmen dukungan kepada anak-anak korban perang Gaza dan Ukraina. Ia pun mengajak warga dunia berpartisipasi mendukung hak-hak anak untuk terbebas dari perang.

 

Kedatangan Puan ke Roma, Italia, dalam rangka undangan dari pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus, untuk menghadiri World Leaders Summit on Children's Rights. Ia diundang bersama Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri.

 

Sebelum perhelatan World Leaders Summit on Children's Rights atau Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pemimpin Dunia tentang Hak Anak, Puan dan Megawati mengikuti forum Unbroken Kids Alliance yang digelar di Museum San Salvatore in Lauro, Roma, Minggu (2/2) malam, waktu setempat. Aliansi ini menaungi anak-anak korban perang Palestina dan Ukraina.

 

“Kita perlu mengeksplorasi pendekatan inovatif yang dapat memperkuat hak-hak anak dan menumbuhkan dunia yang lebih aman bagi mereka,” kata Puan melalui keterangannya, Senin (3/2).

 

Dalam kesempatan tersebut, Puan bersama Megawati dan para pihak yang terlibat dalam gerakan Unbroken Kids Alliance membubuhkan tanda tangan dalam sebuah wall atau dinding sebagai komitmen bersama untuk menyelamatkan hak anak yang menjadi korban di berbagai belahan dunia akibat perang. Menurut Puan, perang merupakan pelanggaran terbesar terhadap hak-hak anak.

 

“Kita harus mengatasi salah satu pelanggaran hak-hak anak terbesar, yaitu perang. Kita perlu menciptakan zona aman di daerah konflik, didukung oleh organisasi kemanusiaan internasional,” ungkapnya. “Kita perlu mengintegrasikan program perlindungan anak ke dalam lembaga keagamaan dan budaya. Karena kita berada di era meningkatnya ketegangan geopolitik, seperti di Gaza dan Ukraina,” imbuhnya.

 

Puan mengatakan konflik bersenjata terus menggusur, merekrut, dan melukai anak-anak pada tingkat yang mengkhawatirkan. Untuk itu, kata Puan, bantuan kemanusiaan tradisional meskipun diperlukan tidaklah cukup. “Kita perlu menyediakan tempat berlindung, pendidikan, dan bantuan medis bagi anak-anak yang menjadi korban perang,” tegasnya.

 

Usai menandatangani komitmen bersama, Puan dan Megawati sempat bertemu dengan anak-anak yang menjadi korban atau penyintas perang. Salah satunya adalah Roman Oleksiv, anak penyintas perang Ukraina. Roman yang terkena serangan Rusia mengalami luka bakar 45 persen di tubuhnya. Puan berharap semua anak-anak di muka bumi ini tidak perlu lagi menjadi korban perang.

 

“Anak-anak harus mendapat haknya untuk hidup secara aman. Lebih jauh, kita harus memperlakukan anak-anak tentara sebagai korban, bukan penjahat. Kita harus berinvestasi dalam program rehabilitasi yang membantu anak-anak tentara berintegrasi kembali ke dalam masyarakat,” paparnya.

 

Untuk mencapai tujuan itu, Puan menilai pendidikan adalah kendaraan paling ampuh. Termasuk dalam rangka memberdayakan anak, memecahkan masalah eksploitasi, dan kemiskinan yang masih mendera sebagian anak di dunia. “Dukungan dan komitmen kita semua sangat penting karena pendidikan tradisional sering kali gagal untuk menjangkau anak-anak yang paling terpinggirkan, terutama mereka yang berada di zona perang, daerah pedesaan, dan kamp pengungsi,” ujarnya. (M-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya