Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
ABDURRAHMAN Wahid, atau yang lebih dikenal sebagai Gus Dur, adalah sosok yang tak pernah kehabisan humor. Presiden ke-4 Indonesia ini memiliki gaya humor yang cerdas, jenaka, dan penuh makna.
Presiden Prabowo Subianto berencana menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Gus Dur sebagai bentuk penghargaan atas perannya dalam memperjuangkan nilai-nilai inklusivitas dan toleransi di Indonesia.
Hingga kini, cerita lucu dari Gus Dur tetap dikenang dan mengundang tawa. Berikut adalah beberapa humor legendaris Gus Dur yang selalu menghibur:
Gus Dur pernah berkata, “Dulu saya ingat seribu nomor telepon. Sekarang sepuluh nomor telepon saja susah!”
Saat temannya, Ben Subrata, menimpali bahwa mungkin Gus Dur sering kelelahan sehingga mudah lupa.
Gus Dur dengan santai menjawab, “Apanya yang capek, wong saya sudah pernah stroke dua kali!” Jawaban ini langsung memancing tawa pecah.
Ketika isu rumah berhantu di Pondok Indah ramai diperbincangkan, seorang wartawan bertanya, “Gus, bagaimana soal rumah kosong di Pondok Indah yang katanya banyak hantunya?”
Gus Dur menjawab dengan tenang, “Maaf ya mas, saya belum pernah ketemu hantunya.”
Saat wartawan itu kembali bertanya apakah perlu tim khusus untuk mengecek kebenaran isu tersebut, Gus Dur menimpali, “Apa perlu, sampean jadi ketua timnya? Kayak gitu kok diurusin!” Tawa pun langsung memenuhi ruangan.
Gus Dur pernah berkelakar, “Di negeri ini hanya ada tiga polisi yang jujur. Pertama, patung polisi. Kedua, polisi tidur. Ketiga, polisi Hoegeng.”
Saat ditanya tentang polisi lainnya, Gus Dur hanya tersenyum tanpa memberikan jawaban. Humor ini menyindir institusi kepolisian dengan cara yang halus namun tajam.
Dalam sebuah pidato di Jerman, Gus Dur menyebutkan, “Soekarno itu negarawan, Soeharto itu hartawan, Pak Habibie adalah ilmuwan, dan saya? Saya wisatawan.”
Pernyataan ini merujuk pada banyaknya kunjungan luar negeri yang dilakukan Gus Dur selama masa jabatannya, namun disampaikan dengan rendah hati dan penuh humor.
Gus Dur pernah membuat Presiden Amerika Serikat Bill Clinton terbahak-bahak dengan cerita dongeng lucu. Ketika Clinton bertanya asal cerita tersebut, Gus Dur menjawab, “Saya baca di buku Ted Sorrensen.”
Jaya Suprana yang mendengar bercanda, “Lho, jadi Clinton tidak tahu cerita itu?” Gus Dur menjawab santai, “Ya mungkin nggak tahu, sebab dia nggak baca buku. Mana mungkin Presiden Amerika baca buku? Kalau di Indonesia, Presiden harus baca buku karena memang nganggur!”
Saat membahas karakter bangsa, Gus Dur berkata:
Ketika ditanya, “Kalau bangsa Indonesia?” Gus Dur menjawab, “Orang Indonesia itu lain yang dibicarakan, lain yang dikerjakan.”
Suatu malam, Gus Dur mengundang Gus Mus ke Istana. Ketika jam menunjukkan pukul 11 malam, Gus Mus bertanya, “Gus, katanya Presiden tidurnya diatur ya?”
Gus Dur menjawab santai, “Iya, tidur presiden itu harus jam 11 malam.”
Gus Mus yang bingung bertanya lagi, “Lho, ini kan sudah jam 11 malam, kenapa Sampean belum tidur?” Gus Dur menjawab dengan santai, “Aku kan Presiden.”
Ketika menerima gelar Kanjeng Pangeran Aryo dari Keraton Surakarta, Gus Dur berbincang dengan Sinuhun Paku Buwono XII.
Saat ditanya kenapa tidak menggunakan gelar “Gusti,” Gus Dur menjawab, “Bukan apa-apa, cuma nggak enak aja kalau ditambah ‘Gusti,’ nanti malah keliru jadi Gus Tidur!”
Humor Gus Dur bukan sekadar lelucon, melainkan juga kritik sosial yang tajam namun ringan. Lewat humornya, Gus Dur mampu menyampaikan pesan yang mendalam sambil tetap menghibur. (NU/Z-10)
PUTRI Presiden keempat Abdurrahman Wahid, Inayah WD Rahman atau dikenal juga sebagai Inayah Wahid, meminta Mahkamah Konstitusi (MK) membatalkan UU TNI.
Soeharto, dan KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) masuk dalam nama yang diusulkan Kemensos untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional tahun ini
Penghargaan itu diberikan sebagai pengakuan atas kontribusi Yenny yang dalam membangun masyarakat inklusif. Lalu, memberdayakan perempuan, dan menyebarkan nilai-nilai perdamaian
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan kekaguman kepada Presiden ke-4 Republik Indonesia Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Dalam 100 hari pertama pemerintahannya, Prabowo tidak akan ragu untuk mengambil tindakan tegas terhadap jajarannya
KESEMPATAN warga Tionghoa merayakan Imlek sesungguhnya menjadi jauh lebih terbuka sejak Presiden Ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid menjadikan Imlek sebagai hari libur nasional.
Marsinah diculik dan tewas secara misterius pada 1993, setelah aktif memimpin aksi mogok kerja memperjuangkan hak-hak buruh.
Gus Ipul menyebutkan, Jenderal M Jusuf telah memenuhi syarat yang ditetapkan untuk mendapatkan gelar tersebut.
Marsinah adalah seorang aktivis buruh yang dikenal gigih memperjuangkan hak-hak pekerja di Indonesia.
(Mensos) Syaifullah Yusuf angkat bicara terkait pro dan kontra di masyarakat terkait dengan usulan pemberian gelar pahlawan nasional untuk Presiden ke-2 RI Soeharto atau Pak Harto.
Haedar menyebut sejarah bangsa Indonesia kerap diwarnai tarik ulur dalam pemberian gelar pahlawan karena belum tercapainya titik temu dalam memandang tokoh secara utuh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved