Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
PENYIDIK Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (JAM-Pidsus) Kejaksaan Agung memeriksa mantan Kepala Badan Diklat Hukum dan Peradilan Mahkamah Agung (MA), Zarof Ricar, hari ini, Senin (4/11) di Menara Kartika Adhyaksa, Kompleks Kejagung, Jakarta. Ini merupakan pemeriksaan pertama Zarof usai ditetapkan sebagai tersangka sejak Jumat (25/10) lalu.
Kejagung menjerat Zarof dengan sangkaan permufakatan jahat melakukan suap dan atau gratifikasi terkait penanganan perkara pembunuhan oleh terdakwa Ronald Tannur. Majelis hakim pada Pengadilan Negeri Surabaya sebelumnya menjatuhkan vonis bebas terhadap Ronald.
Zarof datang ke Menara Kartika Adhyaksa sekira pukul 10.50 WIB dari Rutan Salemba cabang Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan. Penyidik JAM-Pidsus sendiri sudah dua kali menggeledah rumah Zarof di bilangan Senayan, Jakarta Selatan.
Pertama, pada Kamis (24/10), penyidik mendapat uang dalam pecahan rupiah maupun mata uang asing, mulai dari SGD, US, EUR, HKD, yang jika dikonversi mencapai Rp920 miliar serta emas dengan berat 51 kilogram.
Penggeledahan kedua dilakukan pada Selasa (29/10). Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Harli Siregar mengatakan, penggeledahan kedua dilakukan untuk memastikan ada atau tidaknya barang bukti yang tertinggal dari kediaman Zarof.
Kejagung menjerat Zarof dengan Pasal 5 ayat (1) jo Pasal 15 dan Pasal 12B jo Pasal 18 Undang-Undang tentan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. (Z-9)
Keterangan DVD juga dipakai untuk kasus dugaan suap di Pengadilan Tinggi Jakarta dan MA yang menjerat Zarof. Dia berstatus sebagai saksi dalam dua perkara itu.
Anang enggan membeberkan hasil kerja penyidik, demi menjaga kerahasiaan proses penyidikan. Strategi penyidikan diserahkan sepenuhnya kepada penyidik.
Kejaksaan Agung (Kejagung) menyebut dua Bos PT Sugar Group Companies (SGC) Purwanti Lee Cauhoul dan Gunawan Yusuf dilarang bepergian ke luar negeri.
PENETAPAN kembali Zarof Ricar sebagai tersangka kasus korupsi oleh Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (JAM-Pidsus) Kejaksaan Agung dinilai belum cukup
Kejagung kembali menetapkan mantan pejabat Mahkamah Agung (MA), Zarof Ricar, sebagai tersangka. Kali ini, Zarof diduga terlibat dalam kasus suap di Pngadilan Tinggi dan MA periode 2023–2025.
MANTAN pejabat Mahkamah Agung (MA) yang terjerat dalam kasus permufakatan jahat terkait suap pengurusan perkara, Zarof Ricar, masih berpotensi dipidana penjara selama 20 tahun.
Begitu pula dengan uang Rp915 miliar dan emas 51 kilogram yang disita dari Zarof, dinyatakan tetap dirampas untuk negara.
Zarof Ricar divonis hukuman penjara 16 tahun karena terbukti bersalah terkait vonis bebas Gregorius Ronald Tannur. Vonis berdasar pertimbangan usia dan masalah kesehatan itu dinilai ringan
Zarof Ricar gagal dalam membuktikan bahwa aset yang disita tersebut diperoleh secara legal melalui warisan, hibah, usaha, atau sumber penghasilan sah lainnya.
Zarof Ricar turut didakwa menerima gratifikasi berupa uang. Penerimaan dilakukan dalam kurun waktu sepuluh tahun, yakni dari 2012 sampai 2022.
Kejaksaan Agung juga menetapkan mantan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan Peradilan Mahkamah Agung, Zarof Ricar.
Pada Kamis (16/1), tim jaksa penyidik Jampidsus telah melaksanakan serah terima tanggung jawab tersangka dan barang bukti (tahap II) atas tersangka ZR.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved