Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PENGAMAT siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya menyatakan tidak menutup kemungkinan ada keterlibatan orang dalam (ordal) atas peretasan server Pusat Data Nasional (PDN) yang dikelola Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dengan menggunakan ransomware. Kemungkinan ini disebut bisa didalami tim forensik.
"Dari sisi probabilitas ada saja, kita nggak bisa bilang tidak ada. Tapi untuk membuktikan ini sebenarnya tim forensik bisa tahu," kata Alfons dalam diskusi daring bertema Pusat Data Bocor, Siapa Teledor?, Sabtu, 29 Juni 2024.
Alfons mengatakan pelaku ingin memperlihatkan jejaknya agar diketahui sosok yang membuka situs PDN itu. Hal ini dicurigainya dari waktu peretasan.
Baca juga : BSSN Sudah Tahu akan Ada Serangan Ransomware Sejak 2023, Komisi I: Kayak Mama Lauren
"Saya berpikir positif kemarin oh enam hari tujuh hari ini lama banget, dia nggak mau riset server dulu, dia mau liatin jejaknya nih siapa yang masuk, siapa yang buka, siapa yang lakukan ini. Harusnya kalau dia melakukan ISO dengan baik, lock-nya dilakukan dengan baik itu ketahuan kok (siapa yang buka)," jelas Alfons.
Alfons mengatakan pusat data nasional yang dibangun itu sejatinya positif. Pembentukannya karena di setiap lembaga pemerintah daerah punya aplikasi dan server sendiri, yang berakibat pemborosan anggaran.
"Sampai ribuan aplikasi yang kemudian menurut pengamatan banyak yang kurang berguna dan ya ini penyakit orang Indonesia tujuannya untuk menyerap anggaran saja," ujarnya.
Baca juga : Situs Pemerintah Kerap Jebol, Pengamat Siber: Pengelolaan Data Perlu Ditingkatkan
Berangkat dari itu, pemerintah memutuskan data harus terpusat. Tujuan yang positif ini, kata dia, menjadi kacau. Pasalnya, pusat data nasional yang berisi sekitar 5.000 server dipusatkan di satu tempat berisi data rakyat Indonesia yang maha penting itu tidak dikelola dengan baik.
Menurut Alfons, tingkat pengamanan dan tingkat administrasi tidak selevel dengan isi dari server yang dinilai sangat penting. Terlebih, harus ada pemahaman bahwa dengan data yang banyak, akan rawan terjadi serangan siber.
"Jadi, kami lihat bahwa levelnya amazone administrasinya selevel warnet," pungkas dia.
Untuk diketahui, situs PDN Kominfo mengalami gangguan beberapa waktu lalu. Akibatnya, layanan keimigrasian pada unit pelaksana teknis seperti kantor Imigrasi, unit layanan paspor, unit kerja keimigrasian serta tempat pemeriksaan imigrasi pada bandar udara dan pelabuhan terkendala. Terganggunya server PDN adalah imbas serangan siber ransomware.
(Z-9)
Penyaluran kurban ke mancanegara ini tidak hanya memberikan manfaat bagi masyarakat yang membutuhkan, tetapi juga menjadi sarana untuk mengibarkan nama baik Indonesia di mata dunia
Gangguan pada Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya berdampak terhambatnya proses sertifikasi halal pelaku usaha mikro kecil
Ransomware adalah jenis malware yang mengunci atau mengenkripsi data korban, sehingga tidak dapat diakses, dan kemudian menuntut tebusan (ransom) dari korban
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) memastikan data cadangan (backup) penerima dan pendaftar Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah tetap aman.
MENTERI Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy meminta mahasiswa baru untuk bersabar dan menginput kembali Kartu Indonesia Pintar (KIP Kuliah) 2024.
Teknologi tidak bisa lagi dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Hampir semua kalangan telah menggunakan teknologi, terutama untuk kepentingan pekerjaan, sekolah dan juga hiburan.
SEBANYAK 15 juta data nasabah Bank Syariah Indonesia (BSI) diisukan dicuri oleh kelompok hacker LockBit 3.0. Isu itu akan menjadi bahan penyelidikan Polri.
FBI mengingatkan adanya ancaman skala serangan ransomware yang besar terhadap perusahaan IT AS.
PRESIDEN AS Joe Biden meminta pemimpin Rusia Vladimir Putin untuk mengambil tindakan terhadap kelompok ransomware yang beroperasi di Rusia.
AS menawarkan hadiah sebanyak US$10 juta atau sekitar Rp143 miliar untuk informasi yang membantu melacak kelompok ransomware DarkSide yang terkenal kejam.
Tiongkok dan Rusia disebut Amerika Serikat (AS) memperdagangkan informasi di dunia maya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved