Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PENGAMAT siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya menyatakan tidak menutup kemungkinan ada keterlibatan orang dalam (ordal) atas peretasan server Pusat Data Nasional (PDN) yang dikelola Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dengan menggunakan ransomware. Kemungkinan ini disebut bisa didalami tim forensik.
"Dari sisi probabilitas ada saja, kita nggak bisa bilang tidak ada. Tapi untuk membuktikan ini sebenarnya tim forensik bisa tahu," kata Alfons dalam diskusi daring bertema Pusat Data Bocor, Siapa Teledor?, Sabtu, 29 Juni 2024.
Alfons mengatakan pelaku ingin memperlihatkan jejaknya agar diketahui sosok yang membuka situs PDN itu. Hal ini dicurigainya dari waktu peretasan.
Baca juga : BSSN Sudah Tahu akan Ada Serangan Ransomware Sejak 2023, Komisi I: Kayak Mama Lauren
"Saya berpikir positif kemarin oh enam hari tujuh hari ini lama banget, dia nggak mau riset server dulu, dia mau liatin jejaknya nih siapa yang masuk, siapa yang buka, siapa yang lakukan ini. Harusnya kalau dia melakukan ISO dengan baik, lock-nya dilakukan dengan baik itu ketahuan kok (siapa yang buka)," jelas Alfons.
Alfons mengatakan pusat data nasional yang dibangun itu sejatinya positif. Pembentukannya karena di setiap lembaga pemerintah daerah punya aplikasi dan server sendiri, yang berakibat pemborosan anggaran.
"Sampai ribuan aplikasi yang kemudian menurut pengamatan banyak yang kurang berguna dan ya ini penyakit orang Indonesia tujuannya untuk menyerap anggaran saja," ujarnya.
Baca juga : Situs Pemerintah Kerap Jebol, Pengamat Siber: Pengelolaan Data Perlu Ditingkatkan
Berangkat dari itu, pemerintah memutuskan data harus terpusat. Tujuan yang positif ini, kata dia, menjadi kacau. Pasalnya, pusat data nasional yang berisi sekitar 5.000 server dipusatkan di satu tempat berisi data rakyat Indonesia yang maha penting itu tidak dikelola dengan baik.
Menurut Alfons, tingkat pengamanan dan tingkat administrasi tidak selevel dengan isi dari server yang dinilai sangat penting. Terlebih, harus ada pemahaman bahwa dengan data yang banyak, akan rawan terjadi serangan siber.
"Jadi, kami lihat bahwa levelnya amazone administrasinya selevel warnet," pungkas dia.
Untuk diketahui, situs PDN Kominfo mengalami gangguan beberapa waktu lalu. Akibatnya, layanan keimigrasian pada unit pelaksana teknis seperti kantor Imigrasi, unit layanan paspor, unit kerja keimigrasian serta tempat pemeriksaan imigrasi pada bandar udara dan pelabuhan terkendala. Terganggunya server PDN adalah imbas serangan siber ransomware.
(Z-9)
Sistem BPI sudahdipulihkan lebih cepat dari target yang diberikan pemerintah.
Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika (Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika Hokky Situngkir menyebutkan bahwa pusat data nasional (PDN) di Cikarang, Jawa Barat disiapkan.
Anggota Komisi I DPR RI Sukamta mempertanyakan kelanjutan kinerja pemerintah dalam mengatasi serangan siber pada PDNS 2 yang sudah empat pekan berlalu.
KABARESKRIM Polri Komjen Wahyu Widada merespons peretasan sistem pusat data nasional (PDN) Kominfo. Wahyu menyebut proses penegakan hukum kejahatan siber ransomware tak mudah.
Secara bertahap beberapa layanan publik pada Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 telah pulih.
Fokus ancaman global telah bergeser dari medan perang fisik menuju ruang digital. Serangan siber kini tidak lagi terbatas pada pembobolan data atau gangguan terhadap sistem keuangan semata.
Indonesia tercatat mengalami jumlah serangan siber terkait APT tertinggi kedua pada tahun 2024, menyumbang 7% dari semua insiden di kawasan Asia Pasifik.
Taktik baru Fog bahkan melangkah lebih jauh karena mereka menjadi grup RaaS pertama yang secara terbuka mengungkap alamat IP dan data curian milik korban mereka di Dark Web.
Pada 2024, 3.055 daftar akses korporat yang dijual oleh Initial Access Broker terdeteksi di pasar web gelap, meningkat 15% dari tahun ke tahun, dengan 427 kasus di kawasan Asia Pasifik.
Ancaman siber yang kian kompleks membuat perusahaan di Indonesia membutuhkan solusi backup yang lebih cerdas dan efisien.
Ransomware yang dijuluki Ymir itu menggunakan metode enkripsi dan penyamaran tingkat lanjut. Ransomware ini juga secara selektif menargetkan file dan berupaya menghindari deteksi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved