Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PAKAR siber dari Vaksincom Alfons Tanujaya, menyoroti situs pemerintah yang kerap jebol, salah satunya gangguan terhadap server Pusat Data Nasional (PDN) beberapa waktu lalu. Menurut dia, permasalahan ini terjadi karena kurangnya pengelola data yang baik.
"Ya ini memang kesadaran dari kita terhadap pengelolaan data itu yang memang masih perlu ditingkatkan lah," kata Alfons kepada Medcom.id, Kamis, 27 Juni 2024.
Alfons mengatakan orang Indonesia menganggap data itu sebagai berkah. Sebab, semua yang dikasih pekerjaan untuk mengelola data pasti berebut. Hal ini, kata dia, berhubungan dengan anggaran. Instansi yang mengelola data bisa mendapatkan kucuran anggaran besar.
Baca juga : BSSN Pastikan PDNS 1 Tak Diserang Ransomware
"Padahal, sebenarnya itu adalah suatu keamanan, suatu kewajiban. Jadi, kalau ada data masyarakat, data apa itu harus dijaga dengan Baik. Nah Itu yang kurang, jadi semangatnya itu yang perlu diperbaiki. Jadi mengakibatkan banyak kebocoran data," ujar Alfons.
Lebih lanjut, dia menyebut sejatinya yang terkena serangan siber ransomware di dunia ini banyak, tidak hanya Indonesia. Menurut dia, di negara lain lebih ratusan yang kena serangan ransomware.
Maka itu, dia menilai perbuatan oleh ransomware tersebut tidak terlalu signifikan di Tanah Air. Namun, Alfons mengatakan serangannya dianggap serius karena menyerang pusat data nasional (PDN).
Baca juga : Kominfo: 5 Pelayanan Publik yang Terimbas Serangan Ramsomwere Sudah Pulih
"Jadi ini emosi isinya ribuan virtual mesin, ribuan server yg menjadi korbannya gitu. Itu yang menjadi perhatian kita," tutur dia.
Maka itu, Alfons menekankan pentingnya keamanan dalam pengelolaan pusat data. Menurut dia, sistem operasi, baik itu VMware maupun Windows, harus diamankan dengan baik.
"Jadi, kalau orang pake Windows kalau ngerti nyetelnya aman ya aman saja. Kalo pake Linux atau Max tapi nggak ngerti nyetelnya tetap saja nggak aman," jelas dia.
Baca juga : Gangguan Sistem Pusat Data Nasional Diduga Disebabkan Ransomware
Alfons berharap serangan siber atau pembobolan situs pemerintah ini tak kembali terjadi. Hal ini dinilai dapat diantisipasi dengan mengubah kebiasaan mengelola data yang selama ini tidak baik.
"Jadi perlu mengubah kebiasaan, perlu mengubah cara kita melihat data. Itu bisa diubah. Nah, mereka punya suatu kebiasaan mengelola data yg baik. Jadi harus mengikuti struktur dengan ketat," pungkas dia.
Untuk diketahui, situs PDN Kemenkominfo mengalami gangguan beberapa waktu lalu. Akibatnya, layanan keimigrasian pada unit pelaksana teknis seperti kantor Imigrasi, unit layanan paspor, unit kerja keimigrasian serta tempat pemeriksaan imigrasi pada bandar udara dan pelabuhan terkendala.
Baca juga : Terserang Ransomware, Nasabah BSI Diminta Update Data Berkala untuk Perkuat Keamanan
Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letjen TNI Hinsa Siburian mengatakan terganggunya server PDN adalah imbas serangan siber ransomware. "Insiden PDN ini adalah serangan cyber dalam bentuk ransomware dengan nama Brain Cipher Ransomware," kata Hinsa Siburian dalam konferensi pers di Kantor Kominfo, Jakarta, Senin, 24 Juni 2024.
Hinsa menjelaskan Ransomware adalah pengembangan terbaru dari Ransomware lockbit 3.0. Dampak dari serangan server PDN cukup luas. Yang paling terdampak, yakni soal layanan keimigrasian. Layanan imigrasi di sejumlah bandara internasional sempat terganggu. Seluruh autogate juga sempat tidak berfungsi.
Sementara itu, Menkominfo Budi Arie Setiadi menyebut penyerang Server PDN meminta uang tebusan. Jumlahnya tak main-main yakni USD 8 juta atau sekitar Rp131 miliar.
"Iya menurut tim (minta) 8 juta dolar," kata Budi kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 24 Juni 2024.
(Z-9)
Sistem BPI sudahdipulihkan lebih cepat dari target yang diberikan pemerintah.
Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika (Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika Hokky Situngkir menyebutkan bahwa pusat data nasional (PDN) di Cikarang, Jawa Barat disiapkan.
Anggota Komisi I DPR RI Sukamta mempertanyakan kelanjutan kinerja pemerintah dalam mengatasi serangan siber pada PDNS 2 yang sudah empat pekan berlalu.
KABARESKRIM Polri Komjen Wahyu Widada merespons peretasan sistem pusat data nasional (PDN) Kominfo. Wahyu menyebut proses penegakan hukum kejahatan siber ransomware tak mudah.
Secara bertahap beberapa layanan publik pada Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 telah pulih.
Fokus ancaman global telah bergeser dari medan perang fisik menuju ruang digital. Serangan siber kini tidak lagi terbatas pada pembobolan data atau gangguan terhadap sistem keuangan semata.
Indonesia tercatat mengalami jumlah serangan siber terkait APT tertinggi kedua pada tahun 2024, menyumbang 7% dari semua insiden di kawasan Asia Pasifik.
Taktik baru Fog bahkan melangkah lebih jauh karena mereka menjadi grup RaaS pertama yang secara terbuka mengungkap alamat IP dan data curian milik korban mereka di Dark Web.
Pada 2024, 3.055 daftar akses korporat yang dijual oleh Initial Access Broker terdeteksi di pasar web gelap, meningkat 15% dari tahun ke tahun, dengan 427 kasus di kawasan Asia Pasifik.
Ancaman siber yang kian kompleks membuat perusahaan di Indonesia membutuhkan solusi backup yang lebih cerdas dan efisien.
Ransomware yang dijuluki Ymir itu menggunakan metode enkripsi dan penyamaran tingkat lanjut. Ransomware ini juga secara selektif menargetkan file dan berupaya menghindari deteksi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved