Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
BEREDAR kabar situs Resmi BAIS diduga alami peretasan oleh hacker yang mengatasnamakan dirinya MoonzHaxor. Informasi kebocoran data-data penting dan sensitif yang dimiliki oleh Badan Intelijen Strategis (BAIS) ini pertama kali tersebar luas di jagat maya X oleh akun @MurtafhaOne1, Selasa (25/6).
“Bocor! Data BAIS, INAFIS dan Kemenhub dijual di Dark Web, harganya 1000-7000 dollar AS,” tulis akun X @MurtafhaOne1
Tak hanya itu, @MurtafhaOne1 juga menuliskan kekecewaannya akan ketidakamanan sistem siber Bangsa Indonesia yang kerapkali mudah di retas oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Baca juga : Bjorka Berulah Lagi? Data BPJS Ketenagakerjaan Diduga Jadi Targetnya
“Ternyata keamanan siber bangsa ini memang lemah meski sudah punya lembaga bernama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN),” lanjutnya.
Postingan informasi tersebut pun mendapatkan respon dari sejumlah netizen yang turut serta kaget dan merasa lemahnya sistem keamanan siber yang dimiliki oleh Indonesia.
“Data intelijen, data jumlah alutsista, dan data rahasia lainnya bocor. Semudah itu menaklukan negara sebesar Indonesia. Ga usah pakai provokasi, ga usah pakai angkat senjata, ga usah pakai narasi besar, cuma di hack aja, takluk lah negara ini,” komentar akun X @yesmar_banu
Baca juga : Layanan WAF Eranyacloud Perkuat Sistem Keamanan Website
Begitu pun komentar lain datang dari netizen lainnya yang menginginkan pimpinan BSSN untuk mundur dan bertanggung jawab atas kebocoran data penting negara ini.
“Mundur aja itu Pimpinan BSSN udah jebol semua,” tulis komentar akun @Gunung_Xxx
Sejak postingan itu diunggah pukul 21:53 WIB pada 24 Juni 2024 malam, sudah mendapatkan perhatian netizen dengan total 1,8K Repost, 450 Quotes, serta 8K Likes.
Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari pihak Badan Intelijen Strategis (BAIS) ataupun Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk menanggapi kebocoran data dan hacker dari situs resmi tersebut. (Z-8)
Transformasi digital kini tengah mengalami kemajuan pesat di berbagai sektor industri. Salah satu yang menjadi hal penting untuk diperhatikan adalah pemanfaatan big data.
Sistem peringatan dini akan semakin kuat apabila ilmu pengetahuan dikolaborasikan dengan teknologi mutakhir berbasis big data dan kecerdasan buatan tanpa mengabaikan kearifan lokal.
Keamanan siber menjadi isu yang semakin krusial di era digital ini. Hal ini disampaikan Founder AwanPintar.id® Yudhi Kukuh
Aplikasi berbasis web ini memungkinkan pengguna memantau obrolan terkini di berbagai media sosial dan mengolahnya menjadi data berharga
Confluent menyediakan semua yang dibutuhkan perusahaan untuk mengimplementasikan Kafka dengan cepat, aman, dan andal.
Sistem Informasi Geografis (GIS) menunjukkan manfaat sebagai teknologi inti dalam penerapan strategi yang didasarkan pada data untuk merespons tantangan berbagai sektor industri.
Kementerian Komunikasi dan Informatika masih terus melakukan penelurusan atas kasus dugaan kebocoran data paspor milik 34 juta warga negara Indonesia.
Sebanyak 34 juta data paspor Indonesia diduga dibocorkan dan diperjualbelikan. Informasi tersebut diungkap oleh praktisi keamanan siber Teguh Aprianto melalui cuitan di akun Twitternya.
SANTER isu sosok peretas atau hacker dengan nama Bjorka membocorkan data milik sejumlah instansi pemerintah. Kali ini, BPJS Ketenagakerjaan diduga menjadi korbannya.
Google dan Facebook telah dikenai sanksi tahun lalu dengan denda masing-masing 150 juta dan 60 juta euro untuk pelanggaran serupa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved