Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
KAMUS Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan Pancasila sebagai dasar negara dan falsafah negara dan bangsa Republik Indonesia yang terdiri dari lima sila. Pancasila yang dirumuskan Founding Fathers Indonesia memiliki kandungan nilai-nilai luhur Nusantara.
Setiap sila memiliki makna tersendiri dan mengatur pengamalannya di kehidupan sehari-hari. Sila pertama yang berbunyi 'Ketuhanan Yang Maha Esa' berarti bangsa yang religius, mempercayai Tuhan, menjalankan perintah dan larangan Tuhan.
Berdasarkan situs Kementerian Agama, ada 6 agama yang diakui di Indonesia. Keenam agama itu ialah Agama Islam, Agama Kristen, Agama Katolik, Agama Hindu, Agama Budha, dan Agama Khonghucu.
Baca juga : Romo Benny: Toleransi Harus Jadi Cara Berpikir Semua Generasi
Dengan adanya 6 agama itu, pastinya ada berbagai kitab, tempat beribadah, dan hari besar keagamaan. Keberagaman itu dan toleransi menjadi dasar dari sila pertama Pancasila.
Sila pertama yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa mengacu pada keyakinan akan keberadaan Tuhan Yang Maha Esa dan menjadi landasan moralitas dan etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sila pertama Pancasila memiliki makna berupa pengakuan dari seluruh Bangsa Indonesia tentang adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta alam semesta dan segala yang ada di dalamnya.
Baca juga : Resmikan Rumah Ibadah, Universitas Pancasila Wujudkan Kampus Multikulturalisme
Makna selanjutnya ialah menciptakan sikap individual agar senantiasa taat dalam menjalankan agama, seperti yang telah diatur dalam ajaran-ajaran yang telah diperintahkan.
Kemudian makna sila pertama adalah memberikan pengakuan serta kebebasan. Jadi, setiap warga negara secara individu maupun kelompok berhak memeluk agama yang dipercaya dan mengamalkan ajaran agama yang ia yakini, serta telah ditetapkan dalam hukum agama dan UUD.
Makna sila pertama yang keempat ialah tidak adanya unsur memaksa maupun keterpaksaan memeluk agama. Dimana setiap individu tidak boleh memaksa kelompok ataupun perorangan untuk ikut masuk ke dalam agama yang dianut seseorang tersebut.
Baca juga : Tanamkan Toleransi Beragama, Universitas Pancasila Resmikan Gereja Katolik di Kampus
Makna terakhir adalah menciptakan dan membangun pola hidup yang saling menghargai dan menghormati antar umat beragama, serta menghindari sikap-sikap yang tidak adil atau diskriminatif terhadap ajaran agama lain, sekalipun agama sendiri.
Nilai yang terkandung dalam sila pertama adalah masyarakat Indonesia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing.
Masyarakat diharapkan dapat mengedepankan kerukunan umat beragama, menghormati keyakinan orang lain, dan tidak memaksakan agama tertentu kepada orang lain.
Contoh pengamalan sila pertama di lingkungan masyarakat dan keluarga:
Yuks kita terapkan dikeseharian. (Z-3)
Tidak hanya karena secara geografis wilayahnya berbukit-bukit dengan ketinggian 760 meter di atas permukaan laut (mdpl), tetapi juga karena desa itu tak ubahnya Indonesia mini dengan beragam agama.
BUPATI Intan Jaya, Papua Tengah, Aner Maisini mengungkapkan Hari Raya Idul Adha merupakan momen untuk memperkuat solidaritas dan toleransi umat beragama.
"Setiap ada hari besar keagamaan, warga tanpa memandang keyakinan dan namanya berkumpul, saling pengucapan selamat," jelas Kepala Dusun Thekelan Agus Supriyo.
Dialog antaragama merupakan sarana yang sangat penting bagi mahasiswa untuk meningkatkan daya kritis, membangun hubungan antaragama yang baik dan bermakna.
Toleransi, katanya, adalah kata yang paling sering terdengar tapi terkadang bisa berbalik menjadi penyebab tindakan-tindakan intoleran.
Fondasi dari moderasi beragama yang kokoh tak hanya bertumpu pada edukasi atau pendekatan budaya semata, tetapi juga sangat berkaitan dengan kondisi ekonomi masyarakat.
WAKIL Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka menegaskan bahwa keberagaman adalah kekuatan bangsa. Hal itu disampaikan dalam Acara Tawur Agung Kesanga, Perayaan Hari Suci Nyepi
Kementerian Agama sedang menyusun Kurikulum Berbasis Cinta (KBC). Hal ini menindaklanjuti arahan Menteri Agama Nasaruddin Umar yang mendorong agama menjadi elemen membangun kedamaian
Hari Toleransi Internasional yang diperingati setiap 16 November mengingatkan pentingnya sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan dalam masyarakat yang beragam.
Toleransi adalah sikap menghargai dan menerima perbedaan dalam agama, budaya, dan ras untuk menciptakan kehidupan yang damai. Berikut contoh sikap toleransi.
Daerah-daerah ini menunjukkan bahwa masyarakat yang berbeda keyakinan bisa hidup berdampingan secara damai.
SETIAP 3 November, Indonesia merayakan Hari Kerohanian Nasional. Momen ini menjadi pernyataan komitmen menghargai keberagaman agama yang ada di tanah air.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved