Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Presiden Diminta Cuti atau Mundur jika Masih Memihak

Mohamad Farhan Zhuhri
01/2/2024 18:45
Presiden Diminta Cuti atau Mundur jika Masih Memihak
Para para korban pelanggaran HAM berat serta para mantan aktivis 98 mengikuti aksi Kamisan di depan Istana Negara, Jakarta, Kamis (01/02)(MI/Usman Iskandar)

PENGAMAT militer dan pertahanan keamanan negara, Connie Rahakundini Bakrie datang dalam aksi Kamisan ke-804 Deklarasi Masyarakat Sipil 'Selamatkan Demokrasi' di Di Taman Pandang Istana, Jakarta Pusat Kamis (1/2).

Ia mengungkapkan kedatangan pertamanya di aksi Kamisan tersebut, salah satunya juga untuk menanggapi fenomena keberpihakan presiden terhadap salah satu capres Pemilu 2024 saat ini.

"Disini cawe-cawenya sudah keterlaluan sudah kejauhan dan kita harus bersikap, kenapa? Pertama Kalau memang dia ingin kampanye itu dia harus menjelaskan pasal 299 itu dibaca sampai selesai," kata Connie kepada wartawan.

Baca juga : Keberpihakan Presiden Jokowi di Pilpres 2024 Runtuhkan Etika Berpolitik

Connie menambahkan, jika Jokowi masih mau melakukan kampanye dan memihak, alangkah baiknya presiden mengajukan cuti atau mundur dari jabatannya.

"Tapi kalau dia (Jokowi) mau ngotot dari awal kan sudah bilang, presiden itu harusnya kalau gak cuti mundur. Dari awal MK itu tembus aku udah bilang sebaiknya demikian," kata Connie.

Ia menjelaskan, Jokowi sebagai kepala negara jika memutuskan untuk berkampanye dan memihak pada Pilpres 2024 maka, kata Connie Jokowi tidak menjalankan etikanya.

Baca juga : Fokus Prabowo-Gibran Berkolaborasi dengan Rakyat, bukan Berkompetisi dengan Paslon Lain

"Karena tugas dia sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara tidak dijalankan dengan etika, dia itu bukan ahli kampanye partai, dia itu harus ahli kampanye NKRI, jadi kalau mau kampanye itu kampanye untuk semua partai yang sedang bertarung, mau Paslon 01, 02 dan 03," pungkas Connie.

Ratusan orang dari elemen masyarakat sipil hadir dalam Aksi Kamisan tersebut. Pantauan Media Indonesia di lokasi, mayoritas masyarakat yang hadir mengenakan pakaian berwarna serba hitam. Beberapa di antara mereka membawa payung berwarna hitam.

Mereka juga terlihat membentangkan banner persegi panjang bertuliskan 'Menolak lupa!!! Tuntaskan 12 Kasus Pelanggaran HAM Berat. Istana Bukan untuk Penculik'.

Baca juga : Undang Prabowo, Kemenag Diminta tak Lakukan Kampanye Terselubung

Adapun dalam Aksi Kamisan salah satunya yakni menyuarakan penolakan terhadap pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka maju di Pilpres 2024. (Far/Z-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya