Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
CALON presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo memulai kampanye di Merauke, Papua. Ganjar menjanjikan 1 fasilitas kesehatan (faskes) dan 1 tenaga kesehatan (nakes) di setiap desa. Prioritas program tersebut akan dilakukan di wilayah 3T (terluar, tertinggal, dan terdepan). Melalui kampanyenya tersebut, Ganjar Pranowo semakin menegaskan bahwa dalam membangun Indonesia harus dimulai dari desa. Jika desa baik, maka Indonesia akan menjadi lebih baik.
Ganjar Pranowo menegaskan bahwa ini akan menjadi program unggulan di bidang kesehatan. Ia menjelaskan dalam kampanyenya tersebut, dengan adanya faskes dan nakes di setiap desa, maka masyarakat di wilayah 3T juga akan mendapatkan layanan kesehatan yang lebih dekat, murah dan cepat. Dengan begitu, penanganan pasien lebih cepat sehingga tidak perlu berlama-lama sakit dan menghambat produktivitas.
“Sejauh ini, data memang menunjukkan bahwa saudara-saudara kita di wilayah Indonesia Timur, seperti Papua, Papua Barat, Maluku dan Maluku Utara, belum menikmati adanya faskes dan nakes yang cukup.” Ujar Boedi Rheza, Pengamat Kebijakan Publik dari Center For Youth and Population Research (CYPR) dalam keterangan tertulis (28/11).
Baca juga: Komnas HAM Minta Kemenkes, KPU, Bawaslu Berkoordinasi Cegah Kematian Massal KPPS
Menurutnya, secara umum, pemenuhan SDM Kesehatan saat ini masih menjadi kendala utama dalam pembangunan sektor kesehatan di Indonesia. Saat ini hanya tersedia 0,68 dokter termasuk dokter spesialis per 1.000 populasi Indonesia, sedangkan menurut standar WHO yaitu 1 per 1.000 populasi. Jumlah ini masih sangat rendah, ditambah lagi dengan kondisi tidak meratanya keberadaan dokter di masing-masing provinsi.
Menurut Boedi, Program unggulan “1 desa, 1 faskes, 1 nakes” tersebut telah menunjukkan perhatian dan prioritas Ganjar Pranowo dalam pembangunan bidang kesehatan. Dengan jumlah penduduk saat ini mencapai sekitar 275 juta jiwa, tentunya penting untuk merumuskan strategi pembangunan bidang kesehatan menyasar pada penguatan penyediaan faskes dan nakes.
Baca juga: Istana: Bawaslu dan Masyarakat Mengawasi Jalannya Kampanye
“Program ini sangat baik untuk diimplementasikan, sehingga nantinya kejadian-kejadian luar biasa seperti malaria, campak dan bahkan HIV/AIDS yang masih tinggi dapat ditekan,” ujar Boedi Rheza.
"Pemerataan tersebut juga dapat berfungsi sebagai peringatan awal (early warning) jika mulai terjadi suatu kondisi kejadian luar biasa yang sering terjadi di wilayah Indonesia Timur seperti malaria," tambahnya.
Pemerataan faskes dan nakes sudah menjadi keharusan saat ini dalam pembangunan kesehatan terutama di wilayah 3T. Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas perlu didukung keberadaan faskes dan nakes yang berkualitas, terjangkau dan murah.
“Pemerataan faskes dan nakes di level desa merupakan suatu program yang tidak bisa ditunda-tunda lagi, mengingat sumber masalah ada di situ,” imbuhnya.
Boedi juga mengharapkan kebijakan pemerataan faskes dan nakes di setiap desa pada wilayah 3T diikuti oleh peningkatan kesejahteraan serta penyediaan fasilitas yang lebih baik. Sehingga nantinya penanganan permasalahan kesehatan masyarakat dapat lebih optimal. (RO/Z-7)
Indonesia memiliki warisan budaya yang kaya, salah satunya adalah kain tenun tradisional yang tersebar di berbagai daerah.
Salah satu upaya mencegah dampak bencana ialah membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana).
Pemkab Cirebon mengambil alih dengan mengeluarkan SK pengangkatan untuk 424 Puskesos di 424 desa dan kelurahan
Angka kemiskinan ekstrem di Sumedang menurun jauh dibanding 2022 lalu yang masih mencapai 3,11%.
Untuk kendaraan roda empat diwajibkan membayar Rp2.000 dan roda enam Rp5.000.
Desa Binaan Imigrasi adalah program kolaborasi antara Kantor Imigrasi dengan perangkat desa.
Penurunan angka kelahiran itu tentu berdampak pada masyarakat maupun perekonomian.
Peliknya pembuatan ventilator portabel lokal ini, dari pengadaan komponen, pengerjaan di tengah pandemi, hingga bertele-telenya proses uji coba pihak ketiga.
Inisiatifnya untuk menciptakan suatu alat yang bisa membantu, dia harapkan bisa mengurangi rasa khawatirnya karena penyebaran virus yang sudah makin dekat ke lingkungan kampungnya.
Pasien yang terkonfirmasi positif virus korona (COVID-19) menjadi 19 orang, atau meningkat 13 orang dari data terakhir sebanyak 6 orang.
Baznas (Bazis) DKI Jakarta memberikan sumbangan alat pelindung diri (APD) untuk para petugas medis yang menjadi garda depan dalam menangani pasien virus korona di Jakarta.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved