Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PENGAJAR Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Aditya Perdana mengatakan organisasi masyarakat atau ormas Islam dengan anggota yang besar seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah mengambil sikap hati-hati jelang Pemilu 2024. Sikap tersebut terbentuk dari pembelajaran politik sebelumnya.
Hal itu disampaikan Adit menanggapi pernyataan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir terkait pandangan multiperspektif yang diterapkan Muhammadiyah dalam melihat dinamika perkembangan politik Tanah Air saat ini. Haedar mengatakan, kebesaran Muhammadiyah harus dijaga dan tidak boleh tergerus karena urusan politik pragmatis.
"Saya yakin ada nasihat dari para senior agar ketika memutuskan sikap politik, harus betul-betul hati-hati dan penuh pertimbangan sehingga tidak membawa nama besar Muhammadiyah tercederai karena langkah politik yang salah," kata Adit kepada Media Indonesia, Sabtu (30/9).
Baca juga: Cak Imin Masuk Daftar Cawapres yang Dinilai Pantas oleh Ormas Islam
Menurutnya, ormas dengan jumlah anggota yang besar seperti Muhammadiyah maupun NU tidak lahir sebagai partai politik. Namun, anggota-anggotanya yang terlibat dalam berdirinya partai politik di Indonesia. Tokoh Muhammadiyah, Amin Rais, misalnya, dikenal sebagai pendiri Partai Amanat Nasional (PAN).
Kendati demikian, Adit melanjutkan, Muhammadiyah dan NU merasa lebih besar ketimbang partai politik. Oleh karena itu, keduanya enggan menunjukkan keberpihakan terhadap partai politik maupun calon tertentu dalam kontestasi Pemilu 2024.
Baca juga: PKB Harap Said Aqil Siradj Jadi Ketua Timses Anies-Muhaimin
"Mereka enggak mau men-declare satu kesatuan. Mereka merasa enggak nyaman dan kurang menguntungkan bagi mereka," jelasnya.
Dalam agenda Rakernas Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik PP Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Haedar mengatakan, pihaknya memiliki signifikansi dan pengaruh dalam kehidupan dan kebangsaan sebagai organisasi besar Islam. Menurutnya, Muhammadiyah memainkan peran high politics atau politik kebangsaan.
"Dalam istilah kita itu, politik kenegaraan, yang menjadi bidang garap Muhammadiyah. Dan ini sudah berlangsung lama, dan itu merupakan pilihan dan ijtihad politik," tandasnya. (Tri/Z-7)
Pemberian kental manis untuk balita didorong oleh masih tingginya persepsi salah dari orang tua yang menganggap kental manis kandungannya sama dengan susu sapi.
Nahdatul Ulama yang telah memasuki usia ke-101 menekankan komitmen NU terhadap 4 pilar kebangsaan, yang menjadi landasan dalam perjalanan organisasi,
Pengurus baru berkomitmen untuk mengembangkan organisasi dan memperjuangkan kepentingan pelajar NU.
Selain sebagai Mustasyar PCNU, KH Choirul Anam juga aktif di Lembaga Dakwah Pengurus Besar NU.
RATUSAN kyai muda Nahdlatul Ulama (NU) dari berbagai kecamatan di eks Karesidenan Kedu menyatakan dukungan kepada pasangan calon Ahmad Luthfi dan Taj Yasin
Sugi Nur dinilai telah menghina NU di acara dialog di kanal YouTube Munjiat.
SEKRETARIS Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu'ti, disebut akan menempati pos Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah.
Wisuda kali ini diikuti 272 peserta dari empat fakultas.
Pimpinan Muhammadiyah sudah menghitung dan menetapkan bahwa Ramadan 1445 H jatuh pada Senin (11/3).
Peran penting Muhammadiyah akan terus dimaksimalkan sebagai bukti bahwa gerakan Islam ini hadir untuk Islam yang berkemajuan, rahmatan lil alamin, dan pro pada kehidupan
Kegiatan ini menjadi momentum yang sangat penting dalam memperkuat konsolidasi Muhammadiyah di Bandung Raya.
KETUA Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir sungguh prihatin dan menyampaikan duka mendalam atas kematian sangat besar dalam tragedi sepakbola di Stadion Kanjuruhan, Kab.Malang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved