Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SEKRETARIS Jenderal Dewan Masjid Indonesia (DMI) Imam Addaruqutni mengatakan, usulan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) agar pemerintah mengontrol semua tempat ibadah di Indonesia dengan tujuan agar tidak menjadi sarang radikalisme, bukanlah arah dari kehidupan bernegara yang demokratis melainkan arah pemerintahan yang totaliter dan akan melahirkan rezim diktator.
“Saya heran, baru saja kita merayakan hari kemerdekaan, mendekati 80 tahun merdeka dengan menganut mazhab bernegara demokratis konstitusional, kok masih saja ada pemikiran dari pejabat yang institusinya sendiri merupakan instrumen alat negara justru pemikirannya itu totalitarian dan bercorak diktatorial,” ungkapnya kepada Media Indonesia, Rabu (6/9).
Menurutnya, pandangan seperti ini mestinya muncul di lembaga semacam parlemen atas nama rakyat. Jika usulan dari parlemen, maka usulan itu pun dikatakan suatu pemikiran kontra-demokrasi.
Baca juga : BNPT Salah Langkah Kontrol Rumah Ibadah
“Kita sudah pernah mengalami masa-masa otoritarianisme dan totalitarianisme dan bahkan banyak yang menyebut diktatorial di sebagian era Orde Baru. Lha kok ini mau diulangi lagi. Berapa korban nyawa dari rakyat kita yang mestinya ikut menikmati kemerdekaan tetapi harus mati karena operasionalisasi konsep EKA-EKI waktu itu,” tegas Imam.
Dia menekankan, saat ini bukanlah era reideologisasi negara lagi, melainkan wujudkan saja keadilan dan kesejahteraan masyarakat oleh negara.
Baca juga : Cegah Radikalisasi di Masjid, Kepala BNPT: Kita Perlu Mekanisme Kontrol
“Turunkan harga-harga kebutuhan pokok masyarakat, perkuat keamanan, bubarkan lembaga instrumen yang tumpang-tindih dan potensi pemudaziran keuangan negara,” ujarnya.
“Sudah ada kepolisian negara dan kita perlu penguatan untuknya. Lha kok masih ada BNPT padahal yang diperankan BNPT itu policing sistem yang mestinya melekat pada Kepolisian Negara,” sambung Imam.
Dia pun meminta Presiden Joko Widodo untuk memikirkan perlunya efisiensi penggunaan anggaran negara di antaranya dengan melakukan relandscaping kelembagaan intrumental yang mungkin akan dapat lebih menghemat keuangan negara. (Z-5)
TERORIS merupakan ancaman serius yang setiap saat dapat membahayakan keselamatan bangsa dan Negara serta kepentingan nasional.
BNPT akan melakukan asesmen terhadap sejumlah bangunan yang terkait gelaran Piala Dunia U-20 di Jakarta seperti Gelora Bung Karno dan sejumlah hotel yang akan dijadikan lokasi menginap pemain.
BNPT melakukan pengamanan di Jakarta khususnya Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) sehubungan dengan diselenggarakannya Piala Dunia U-20 di Indonesia.
KEMENTERIAN Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menandatangani nota kesepahaman, memorandum of action (MOU)
KEPALA Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius mengingatkan mahasiswa Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN
BADAN Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) siap membantu PT Pertamina (Persero) untuk melakukan identifikasi ancaman nonfisilk faham radikalisme.
FPHW secara tegas menolak berkembangnya organisasi masyarakat yang teridentifikasi dan menganut paham intoleransi, radikalisme dan terorisme.
Pancasila dan khilafah tidak bisa hidup berdampingan di Indonesia. Salah satunya harus dikorbankan.
SOSOK Prof Yudian Wahyudi menjadi salah satu lulusan pesantren yang berhasil di dunia akademik. Dari Pesantren Termas di Pacitan, Jawa Timur.
KARENA Indonesia negara multikultural, munculnya potensi radikalisme menjelang pilkada serentak 9 Desember 2020 masih sangat tinggi.
Paham radikalisme tumbuh subur di masyarakat karena tidak sedikit orang yang baru belajar agama tidak mampu menafsirkan ilmu itu dengan baik.
Kelompok teroris tersebut bahkan telah melakukan penggambaran untuk serangan tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved