Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KOALISI besar yang terdiri atas Gerindra, PKB, PAN, dan Golkar memiliki tantangan besar dalam menentukan cawapres pendamping Prabowo Subianto. Pasalnya ketiga partai, selain Gerindra sudah mengantongi kandidat cawapres masing-masing, seperti PKB yang ingin mengusung Cak Imin, PAN mendukung Erick Thohir dan Golkar dengan ketua umumnya Airlangga Hartarto.
"Masing-masing partai tersebut ingin mencalonkan cawapres terkait dengan coattail effect. Dengan ketumnya sebagai cawapres, diharapkan terasosiasi dengan partai asal cawapres tersebut," ujar pengamat politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Lili Romli, Senin (14/8).
Dalam menentukan cawapres tentu perebutan pengaruh di antara ketiga partai tersebut. Hal itu juga berkaitan dengan distribusi kekuasaan di kabinet nantinya.
Baca juga: Luhut: Sudah Jelas Golkar tidak Bisa Mencalonkan Presiden dan Wakil
Menurut Prof Lili, bila tidak ada titik temu atau kesepakatan terkait cawapres, maka koalisi ini bisa saja sangat lemah. Artinya kekuatan dukungan dari masing-masing partai bisa maksimal bila ada cawapres yang benar-benar memenuhi harapan ketiganya.
"Jika di antara mereka tidak ada titik temu terkait dengan posisi cawapres ini, tidak ada yang mengalah, bisa jadi kohesivitasnya lemah dan rapuh," imbuhnya.
Baca juga: Prabowo Janji tak akan Kecewakan PKB, Golkar, dan PAN
Prof Lili menilai bahwa ketiga partai tersebut kurang mandiri dalam membangun koalisi. Hal itu lantaran adanya signal bahwa koalisi besar terbentuk atas arahan Presiden Joko Widodo.
"Partai politik terlihat juga kurang mandiri dalam membangun koalisi. Mereka dalam membangun koalisi ditengarai ada intervensi dari pihak luar atau kekuasaan," tandasnya. (Van/Z-7)
Partai akan menyiapkan kader internal yang dinilai layak maju pada pilkada
Nota kesepahaman sudah dilakukan Partai NasDem dan Gerindra. Mereka masih membuka kesempatan bagi partai lain jika ingin bergabung.
Dengan koalisi ini, kedua partai berupaya membangun Kota Tasikmalaya bersama-sama
Komposisi calon anggota dewan yang terpilih masih didominasi wajah lama dengan perbandingan 27 orang anggota DPRD periode 2019-2024 dan sisanya 23 orang merupakan wajah-wajah baru.
Mereka menilai Dhani muncul tanpa melalui proses penjaringan yang telah dilakukan DPC Gerindra Kota Bandung
Optimisme itu tak terlepas dari efek dilantiknya Prabowo Subianto sebagai Presiden RI
Konsolidasi yang dihadiri ribuan kader kawasan Bandung Raya ini, dianggap sebagai langkah strategis Airlangga Hartarto dalam mempersiapkan Partai Golkar menghadapi Pemilihan Umum 2024.
Penetapan ini juga menjadi langkah penting bagi Golkar menyusun struktur pimpinan DPRD Kabupaten Cianjur untuk periode 2024-2029.
Acara perayaan HUT itu dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur dan momen kebersamaan untuk meningkatkan program dan kinerja dari Partai Golkar.
POLITIKUS Golkar Dito Ariotedjo membenarkan bahwa Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep akan datang ke Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar.
KETUA Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dijadwalkan bertemu dengan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep pada Kamis (11/7) sore di DPP Partai Golkar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved