Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SEPERTI mengulang tradisi jelang pesta demokrasi, partai politik (parpol) gencar menggaet selebritas Tanah Air untuk dijadikan andalan meraup suara. Para artis dianggap dapat mendongkrak popularitas dan elektabilitas parpol secara instan.
Namun, strategi ini dianggap lebih mengandalkan ketenaran belaka ketimbang kapabilitas para caleg, terutama ketika mayoritas selebritas tersebut lolos menjadi caleg secara instan tanpa melalui tahapan kaderisasi.
Kendati demikian, bakal calon legislatif (bacaleg) DPR RI Fraksi PAN Lula Kamal membantah jika embel-embel selebritas membuat seseorang bisa dianggap tidak bisa kerja menjadi wakil rakyat.
Baca juga : Caleg Banyak Diisi Muka Lama Jadi Strategi Parpol Dulang Suara
Menurutnya, seorang artis juga memiliki latar pendidikan tertentu. Di samping itu, katanya, artis memiliki benang merah gagasan ketika dia mau melenggang ke Senayan.
"Sebetulnya kalau orang melihat saya sebagai artis boleh saja. Tapi saya juga sekolah dan hampir 30 tahun bergerak di bidang kesehatan masyarakat. Jadi saya gak main-main," ungkap Lula dalam Program Hotroom Bersama Hotman Paris Hutapea bertajuk "Politik Praktis Caleg Artis" di Metro TV, Rabu (21/6).
Baca juga : Bacaleg Didi Riyadi Yakin NasDem dan Anies akan Sukses Dulang Suara di Priangan
Wakil Ketua Komisi X dari Fraksi Demokrat DPR RI Dede Yusuf, mantan selebritas yang dinilai sukses menjadi wakil rakyat, menyebut berperan atau tidak itu kembali kepada orangnya. Paling tidak, katanya, para artis ini bisa ditempatkan pada posisi-posisi yang sesuai bidangnya.
"Kita tidak bisa menyalakan artis atau tidak artis karena artis juga sebuah profesi. Siapa pun yang memiliki profesi dia punya hak sama untuk ikut kontestasi politik. Kalau kita lihat sekarang Ukraina saja presidennya mantan pelawak dan mampu menjadi orang yang disukai rakyatnya," kata Dede dalam kesempatan yang sama.
Bacaleg DPRD DKI Jakarta Fraksi Nasdem Bayu Oktara yang juga seorang figur publik juga menegaskan dirinya punya ide dan gagasan untuk maju pada kontestasi politik mendatang.
"Sekian lama di dunia radio, biasa mendengarkan cerita-cerita pendengar ini memberikan banyak kegatalan dan kegelisahan dan itu jadi semangat buat saya. Kalau sebelumnya saya menemui pendengar itu di udara, sekarang saya ketemu langsung dengan masyarakat," tuturnya.
Sementara artis nyeleneh yang juga Bacaleg DPR RI Fraksi Perindo Aldi Taher punya pandangan tersendiri mengenai mampu tidaknya seorang pesohor menjadi wakil rakyat. "Sekarang kita mau ngomong bisa kerja apa enggak, orang kepilih aja belum. Yang gak artis mungkin ada juga yang gak kerja, walaupun udah kepilih," ujarnya.
Pengamat Politik Universitas Paramadina Hendri Satrio mengimbau agar masyarakat jangan mempermasalahkan kualitas caleg artis di awal. Ia mencontohkan Dede Yusuf yang kualitasnya sudah terlihat.
Hendri juga percaya masyarakat sudah pintar memilih siapa yang layak dipilih menjadi anggota dewan. "Artis gak sedikit yang gagal. Artinya, rakyat Indonesia sudah paham siapa yang harus dipilih. Tapi kalau kemudian kita meragukan kualitas artis di awal, jangan," katanya.
Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini menyampaikan, belum ada data empiris mengenai apakah artis di legislatif bisa bekerja atau tidak. Yang ada hanya stigma.
Menurutnya, stigma itu dilekatkan karena satu dua artis yang dianggap tidak bisa bekerja maka terjadi generalisasi. "Itu yang digugat harusnya bukan artisnya, tapi parpolnya. Ketika pintu itu dibuka, yang membuka pintu yang digugat karena partai politik itu fungsinya kaderisasi, rekrutmen politik demokratis, regenerasi politik. Jadi kalau kita ingin mempersoalkan ada figur-figur yang kita tidak anggap layak, partai politiknya dipertanyakan," paparnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno berharap, sekalipun artis tiba-tiba langsung terjun ke dunia politik, minimal ia memiliki pengalaman dunia aktivitas sosial sebagai bekal maju sebagai wakil rakyat. (Z-8)
SEKTOR Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan pemberdayaan kaum perempuan di Kota Depok, Jawa Barat menjadi perhatian Inggrid Kansil.
PENYANYI Once Mekel bercerita bahwa keputusannya untuk terjun ke dunia politik , sebagai caleg DPR RI, saat ini bukan tanpa sebab.
Artis yang sudah terpilih, yang sudah lama di PAN bisa menjadi contoh untuk membuktikan bahwa PAN tidak main-main,
Tidak jarang mereka yang katanya ‘politikus tulen’ justru ndableg dan mencalonkan diri lagi meski jelas-jelas pernah terbukti korupsi.
Tiga kali gagal menembus Senayan, Partai Bulan Bintang (PBB) lebih realistis dengan membidik target 25 sampai 30 kursi pada pemilu 2024 nanti.
KPU tidak akan mengungkap status mantan terpidana calon anggota legislatif pada daftar calon sementara (DCS) yang bakal diumumkan besok. Sebab, tidak ada regulasi yang mengharuskan
Perludem mendesak calon anggota legislatif yang telah ditetapkan dalam daftar caleg sementara (DCS) untuk membuka riwayat hidup atau CV kepada publik
FENOMENA munculnya bakal calon anggota legislatif atau bacaleg ganda yang didaftarkan lebih dari satu partai politik disebabkan oleh instannya proses rekrutmen di internal partai politik.
SISTEM proposional terbuka merupakan amanat dan suara demokrasi yang paling nyata dilakukan oleh publik dalam menentukan masa depannya.
POLRI menduga terdapat aliran dari yang bersumber dari peredaran gelap narkoba yang akan digunakan untuk kontestasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Kegiatan pertandingan persahabatan antara Relawan Sedulur Saklawase dengan masyarakat Kecamatan Suruh ini sangat diminati oleh masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved