Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
SEPERTI mengulang tradisi jelang pesta demokrasi, partai politik (parpol) gencar menggaet selebritas Tanah Air untuk dijadikan andalan meraup suara. Para artis dianggap dapat mendongkrak popularitas dan elektabilitas parpol secara instan.
Namun, strategi ini dianggap lebih mengandalkan ketenaran belaka ketimbang kapabilitas para caleg, terutama ketika mayoritas selebritas tersebut lolos menjadi caleg secara instan tanpa melalui tahapan kaderisasi.
Kendati demikian, bakal calon legislatif (bacaleg) DPR RI Fraksi PAN Lula Kamal membantah jika embel-embel selebritas membuat seseorang bisa dianggap tidak bisa kerja menjadi wakil rakyat.
Baca juga : Caleg Banyak Diisi Muka Lama Jadi Strategi Parpol Dulang Suara
Menurutnya, seorang artis juga memiliki latar pendidikan tertentu. Di samping itu, katanya, artis memiliki benang merah gagasan ketika dia mau melenggang ke Senayan.
"Sebetulnya kalau orang melihat saya sebagai artis boleh saja. Tapi saya juga sekolah dan hampir 30 tahun bergerak di bidang kesehatan masyarakat. Jadi saya gak main-main," ungkap Lula dalam Program Hotroom Bersama Hotman Paris Hutapea bertajuk "Politik Praktis Caleg Artis" di Metro TV, Rabu (21/6).
Baca juga : Bacaleg Didi Riyadi Yakin NasDem dan Anies akan Sukses Dulang Suara di Priangan
Wakil Ketua Komisi X dari Fraksi Demokrat DPR RI Dede Yusuf, mantan selebritas yang dinilai sukses menjadi wakil rakyat, menyebut berperan atau tidak itu kembali kepada orangnya. Paling tidak, katanya, para artis ini bisa ditempatkan pada posisi-posisi yang sesuai bidangnya.
"Kita tidak bisa menyalakan artis atau tidak artis karena artis juga sebuah profesi. Siapa pun yang memiliki profesi dia punya hak sama untuk ikut kontestasi politik. Kalau kita lihat sekarang Ukraina saja presidennya mantan pelawak dan mampu menjadi orang yang disukai rakyatnya," kata Dede dalam kesempatan yang sama.
Bacaleg DPRD DKI Jakarta Fraksi Nasdem Bayu Oktara yang juga seorang figur publik juga menegaskan dirinya punya ide dan gagasan untuk maju pada kontestasi politik mendatang.
"Sekian lama di dunia radio, biasa mendengarkan cerita-cerita pendengar ini memberikan banyak kegatalan dan kegelisahan dan itu jadi semangat buat saya. Kalau sebelumnya saya menemui pendengar itu di udara, sekarang saya ketemu langsung dengan masyarakat," tuturnya.
Sementara artis nyeleneh yang juga Bacaleg DPR RI Fraksi Perindo Aldi Taher punya pandangan tersendiri mengenai mampu tidaknya seorang pesohor menjadi wakil rakyat. "Sekarang kita mau ngomong bisa kerja apa enggak, orang kepilih aja belum. Yang gak artis mungkin ada juga yang gak kerja, walaupun udah kepilih," ujarnya.
Pengamat Politik Universitas Paramadina Hendri Satrio mengimbau agar masyarakat jangan mempermasalahkan kualitas caleg artis di awal. Ia mencontohkan Dede Yusuf yang kualitasnya sudah terlihat.
Hendri juga percaya masyarakat sudah pintar memilih siapa yang layak dipilih menjadi anggota dewan. "Artis gak sedikit yang gagal. Artinya, rakyat Indonesia sudah paham siapa yang harus dipilih. Tapi kalau kemudian kita meragukan kualitas artis di awal, jangan," katanya.
Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini menyampaikan, belum ada data empiris mengenai apakah artis di legislatif bisa bekerja atau tidak. Yang ada hanya stigma.
Menurutnya, stigma itu dilekatkan karena satu dua artis yang dianggap tidak bisa bekerja maka terjadi generalisasi. "Itu yang digugat harusnya bukan artisnya, tapi parpolnya. Ketika pintu itu dibuka, yang membuka pintu yang digugat karena partai politik itu fungsinya kaderisasi, rekrutmen politik demokratis, regenerasi politik. Jadi kalau kita ingin mempersoalkan ada figur-figur yang kita tidak anggap layak, partai politiknya dipertanyakan," paparnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno berharap, sekalipun artis tiba-tiba langsung terjun ke dunia politik, minimal ia memiliki pengalaman dunia aktivitas sosial sebagai bekal maju sebagai wakil rakyat. (Z-8)
SEKTOR Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan pemberdayaan kaum perempuan di Kota Depok, Jawa Barat menjadi perhatian Inggrid Kansil.
PENYANYI Once Mekel bercerita bahwa keputusannya untuk terjun ke dunia politik , sebagai caleg DPR RI, saat ini bukan tanpa sebab.
Artis yang sudah terpilih, yang sudah lama di PAN bisa menjadi contoh untuk membuktikan bahwa PAN tidak main-main,
Tidak jarang mereka yang katanya ‘politikus tulen’ justru ndableg dan mencalonkan diri lagi meski jelas-jelas pernah terbukti korupsi.
KPU berpotensi menggugurkan pencalonan bacaleg yang terdaftar di dua partai sekaligus
INDONESIA Corruption Watch (ICW) menemukan adanya 56 mantan terpidana korupsi yang namanya lolos daftar calon tetap pemilu (DCT) sebagai calon legislatif (caleg) di Pemilu 2024.
Relawan Sintawati mengatakan bahwa kegiatan tebus murah sembako dengan target ibu-ibu di Manggarai Selatan, Kecamatan Tebet, Jaksel untuk membantu mereka yang kekurangan.
Bawaslu menghimbau partai politik dan seluruh calon anggota legislatif yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) menurunkan alat peraga
Ratusan warga berpartisipasi dalam kegiatan "Senam Sehat Bersama Asandra" yang dibarengi kegiatan tebus murah sembako sekaligus sosialisasi mengenalkan sosok caleg Assandra.
Kuota keterwakilan perempuan dalam pengajuan calon anggota legislatif tingkat DPR RI termasuk syarat utama partai politik (parpol) untuk mengikuti pemilu di setiap daerah pemilihan (dapil).
Sejumlah selebritas menjajal peruntungan mereka di dunia politik. Siapa saja mereka?
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved