Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Anggota Brimob Batalyon B Pelopor Satuan Brimob Polda Riau, Bripka Andry Darma Irawan, mengaku mendapat ancaman dari rekan-rekan seprofesinya usai membongkar setoran uang kepada atasan. Namun, ia mengatakan ancaman itu tidak dapat dibuktikan secara nyata.
"Memang ancaman ini tidak bisa saya buktikan secara nyata karena ancamannya bentuknya seperti ketika saya jumpa teman satu dinas di batalion, mereka marah aku bongkar semua," kata Andry kepada wartawan, Selasa (20/6).
Andry menyebut ancaman itu juga ditujukan kepada keluarganya.
Baca juga: Bripka Andry Minta Kasusnya Diproses Secara Adil
"Terus sampai juga ke adik saya, ipar saya juga ditemui. Mereka bilang hati-hati nanti kalau masuk," sambungnya.
Pernyataan menekan itu secara tidak langsung membuat keluarga Bripka Andry khawatir. Pihak keluarga pun meminta Andry untuk sementara waktu tidak masuk kerja. Meski begitu, Andry mengaku tetap rutin mengikuti pemeriksaan yang berjalan di Paminal Propam Mabes Polri.
Baca juga: Bongkar Skandal Uang Setoran, Keluarga Bripka Andry Darma Irawan Diancam Orang Tak Dikenal
"Jadi khawatir keluarga, sehingga saya diminta jangan masuk dulu. Namun, proses di Paminal Propam Polda saya ikuti terus," ujarnya.
Andry mengadukan soal dugaan penyelewengan wewenang dari atasan terhadapnya itu ke Propam Mabes Polri pada Jumat (16/6) pekan lalu. Dalam laporan itu ia menyerahkan bukti-bukti namun belum dijelaskan rinciannya.
Menurutnya, laporan itu masih diproses. Divisi Propam Polri meminta Andry menunggu perkembangannya selama 20 hari ke depan.
"Saya sebagai Bhayangkara Polri sudah melaksanakan tugas saya sebagai bawahan melaksanakan perintah semua, yang diperintahkan atasan saya. Saya pertaruhkan karir saya, saya diminta cari dana dari yang sumbernya bermasalah," tuturnya.
Bripka Andry Darma Irawan terlibat kasus setoran ke atasannya Kompol Petrus H Simamora. Ia mengeklaim diminta komandannya mencari sejumlah uang di luar kantor dan sudah menyetorkannya sebesar Rp650 juta. Andry kemudian bersuara setelah tak terima dimutasi demosi tanpa alasan yang jelas. (Z-11)
Polri siap memberikan perlindungan kepada Bripka Andry Darma Irawan, yang sudah berani membongkar kasus dugaan setoran dari bawahan ke atasan.
Sejak mutasi itu keluar Bripka Andry tidak pernah lagi menjalankan tugasnya sebagai anggota Polri sejak 7 Maret hingga saat ini 9 Juni 2023.
Tidak masuk dinas selama 57 hari dan mangkir dari panggilan untuk diperiksa Bripka Andry Darma Irawan masuk daftar pencarian orang (DPO) atau buron Bidpropam Polda Riau.
"Seharusnya Bripka A juga dipatsus bersama delapan orang lainnya. Namun, yang bersangkutan masih kami cari hingga saat ini," kata Kabid Humas Polda Riau Nandang Mu’min Wijaya
Bripka Andry Darma Irawan, anggota Brimob Polda Riau mengaku sempat mendapatkan ancaman seusai dirinya membongkar praktik setoran sejumlah uang dari bawahan ke atasan di satuannya.
Polri memasukkan Bripka Andry Darma Irawan, anggota Brimob Polda Riau yang mengaku menyetor Rp650 juta ke komandannya, ke dalam daftar pencarian orang (DPO).
makanan khas Riau yang terdiri dari aneka macam kuliner utama, pendamping dan cemilan untuk buah tangan, cita rasanya lezat dan unik
Makanan khas Riau ini mencerminkan kekayaan budaya dan keanekaragaman kuliner daerah tersebut. Setiap hidangan memiliki cita rasa yang unik dan menjadi bagian penting
Menyiapkan langkah selanjutnya Panglima TNI Hadi Tjahjanto, juga lakukan kunjungan ke lokasi kebakaran yang tengah dipadamkan oleh GALAAG, yaitu di Desa Kampung Baru, Kecamatan Rupat
Penetapan status karhutla sejak dini merupakan bentuk perhatian pemerintah agar kejadian tersebut tidak meluas dan bisa segera dihentikan
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (PKHL) KLHK, Raffles B. Panjaitan, menyampaikan bahwa dalam penanganan karhutla, dukungan para pihak sangat membantu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved