Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) 2017-2018 Yudi Latif mengingatkan pentingnya pembangunan karakter bangsa. Karena, karakter bangsa dapat menjadi dasar tolak ukur kemajuan suatu negara.
Dengan karakter yang kuat, sebuah negara bisa tetap eksis meskipun terus dihadapkan dengan tren dan teknologi yang dapat berubah dengan sangat cepat dari waktu ke waktu.
Pembina Pusat Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK) itu menambahkan, pembahasan terkait karakter bangsa tentu tidak bisa terlepas dari salah satu buah pikir Bung Karno yang juga salah satu butir dari Trisakti, yaitu berkepribadian dalam budaya. Sebuah konsepsi yang menitikberatkan implementasi pada pembangunan karanter bangsa yang kuat dan tangguh.
“Bung Karno pernah mengatakan, besar kecilnya suatu bangsa bukan ditentukan seberapa luas wilayahnya dan banyak jumlah penduduknya. Tapi ditentukan oleh kuantitas dan kualitas tekad yang merupakan pancaran dari karakter itu sendiri,” kata Yudi dalam siniar Bung Karno Series di kanal Youtube BKN PDI Perjuangan yang diunggah pada Kamis (15/6).
Yudi berkisah, berkaitan dengan karakter, Bung Karno pernah mendapatkan kesan yang menarik saat diwisuda dari Institut Teknologi Bandung.
Kala itu, sambung Yudi, sang rektor berpesan bahwa ijazah yang diterima bisa saja hilang dan robek, namun yang menentukan hidup kelak bukan secarik ijazah ini tapi karakter.
Menyadari pentingnya karakter dalam kehidupan, pernah membuat Bung Karno juga menyatakan yang lebih besar dari seorang Gandhi adalah jiwa dan karakter Gandhi itu sendiri.
Yudi beranalogi, manusia atau bangsa yang sehat itu seperti pohon. Terdiri dari akar yang kuat, batang pohon yang menjulang tinggi, ranting yang tersusun rapi, berdaun lebat, serta berbuah ranum.
Akar pohon itu bisa disamakan dengan karakter. “Kita boleh pintar dan cerdas namun jika akarnya lemah, akan mudah roboh jika diterpa angin kencang,” tegasnya.
“Kalau kamu atau bangsamu kehilangan nilai mata uang, tidak ada yang hilang dari dirimu. Kalau kamu kehilangan kesehatan, kamu akan kehilangan sesuatu dari dirimu. Tapi kalau kamu atau bangsamu kehilangan karakter, apapun yang kamu miliki jadi tidak ada artinya,” urainya.
Yudi menambahkan, pada masa digitalisasi, justru hal-hal yang tidak bisa didigitalisasi menjadi sangat penting, bahkan sangat menentukan. “Karena pada akhirnya yang menjadi pembeda adalah the man behind the gun atau karakter dari orang yang menjalankan suatu program canggih tersebut,” simpulnya. (X-7)
"Inspirasi pada aktivitas dan kiprah yang dapat saya teladani dalam kepemimpinan bangsa kita, diantaranya Presiden pertama Ir. Soekarno. Saya sangat mengidolakan beliau," ungkap Sharly.
Sejarah Monas dimulai setelah pusat pemerintahan Republik Indonesia kembali ke Jakarta dari Yogyakarta pada 1950.
Mess Cenderawasih di Jalan KH Mas Mansur Tanah Abang dan beberapa mess seperti di Kepu Selatan, Kali Baru, dan Tanah Tinggi yang juga berlokasi di Jakarta Pusat memiliki nilai histori.
Pengamat militer Connie Bakrie menilai Presiden Rusia Vladimir Putin adalah ‘edisi baru’ dari perwujudan figur kekuatan pikiran founding father Presiden Soekarno
UNESCO memberikan tiga sertifikat untuk arsip bersejarah Indonesia sebagai Ingatan Kolektif Dunia (Memory of the World) kepada Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Senin (3/7).
Saat tiba di Central Lawns, Presiden Prabowo dan Presiden Murmu menaiki panggung utama untuk mendengarkan lagu kebangsaan India yang menjadi awal rangkaian acara.
Penyembuhan dan pertumbuhan dimulai dari kemampuan untuk mengekspresikan hal-hal yang tak selalu bisa dijelaskan dengan kata-kata.
Siswa-siswa SMK yang berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) ini menjalani Patriot selama satu tahun kalender pendidikan.
KDM pun menyerahkan uang tunai sebesar Rp6 juta kepada Febri. Dia meminta uang itu dibelikan tiga domba betina untuk dipelihara.
Sejauh ini sejak diluncurkan pada Selasa (6/5), pelaksanaannya berjalan sesuai agenda.
Meskipun ada unsur kedisiplinan ala militer, pendekatannya tetap menggunakan bahasa anak dan menjunjung tinggi hak-hak mereka
Kegiatan penguatan pendidikan karakter bagi 30 siswa itu berlangsung sejak 5 Mei 2025. Selama dua pekan mereka digembleng berbagai materi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved