Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
Kebersamaan dalam keragaman di Indonesia harus dijaga dari berbagai praktik pecah belah bangsa seperti politisasi agama. Bahkan, intoleransi yang muncul akibat politisasi agama mampu menciptakan konflik horizontal antarmasyarakat yang tidak berkesudahan.
Bangsa Indonesia hendaknya perlu mewaspadai tindakan-tindakan intoleransi atau politik identitas yang mengatasnamakan agama melalui penguatan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila.
“Politisasi agama inilah yang memorak-porandakan agama di dunia, betul-betul menjadi korosif dan menimbulkan konflik yang tidak berkesudahan,” tutur Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia Islah Bahrawi dalam siniar yang mengupas tentang Bung Karno dan Toleransi, Jumat (9/6).
Dalam siniar yang dipandu Panji Rahardian, Islah mengungkapkan politisasi agama dilakukan oleh kelompok-kelompok yang menjadikan agama menjadi kendaraan politik untuk mencapai kekuasaan. Politisasi agama sangat erat kaitan dengan radikalisme, yang menyangkut perilaku intoleran. Pada umumnya, kekerasan yang dilakukan kelompok berbasis agama, memiliki tujuan-tujuan politik tertentu.
“Orang yang menunggangi agama sebagai kendaraan untuk meraih kekuasaan, nantinya ketika Ia berkuasa dapat melakukan kejahatan dengan membawa dalil agama sebagai pembenaran,” kata Islah.
Agama, lanjut dia, sejatinya hadir sebagai penguat hubungan antarmanusia meski berbeda iman. Masyarakat, imbuhnya, menjadikan agama sebagai jembatan penghubung kepada sang pencipta.
Islah mengakui, tidak sedikit tokoh politik yang memolitisasi agama untuk memperoleh kekuasaan dan justru mendegradasikan tujuan suci dari esensi agama.
“Politisasi agama ini kan murah, mudah, instan, kalau sudah atas nama agama mudah orang ditipu. Kejahatan atas nama agama akan selalu terlihat terhormat. Nah ini yang membuat banyak orang pada akhirnya menggunakan platform agama sebagai tunggangan politik,” ungkap Islah.
Ia juga menuturkan, dengan adanya politisasi agama bukan berarti agama harus dilarang dalam politik. Agama memiliki peran dalam politik sebagai upaya untuk mengawal produk politik yang diciptakan, tetapi bukan untuk digunakan sebagai kendaraan politik. Oleh karena itu, sambung Islah, kita harus menjaga Pancasila dari gerakan ekstremisme yang ingin menumbangkannya.
“Hal-hal seperti ini tidak boleh kita beri ruang. Agar aksi radikalisme yang ingin menumbangkan Pancasila dan ingin menguasai negara ini dapat kita tanggulangi,” pungkas Islah. (X-7)
Pemerintah harus mengambil sikap tegas untuk mencegah kasus intoleransi terjadi di kemudian hari.
negara gagal memberikan perlindungan terhadap kebebasan beragama menyusul adanya peristiwa persekusi dan intoleransi Kampung Tangkil, Kecamatan Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat
Bupati Sukabumi, Asep Japar, mengaku prihatin terjadinya insiden di Kecamatan Cidahu, pekan lalu. Peristiwa tersebut mendapat perhatian berbagai elemen sehingga menjadi isu nasional.
ANGGOTA Komisi III DPR RI, Sarifudin Sudding mengatakan kasus intoleransi di Sukabumi disebut sebagai hal yang tidak seharusnya terjadi.
GUBERNUR Jawa Barat Dedi Mulyadi dinilai gagal mencegah adanya kasus intoleransi, salah satunya ialah pembubaran retreat pelajar Kristen di Sukabumi.
Dialog antaragama merupakan sarana yang sangat penting bagi mahasiswa untuk meningkatkan daya kritis, membangun hubungan antaragama yang baik dan bermakna.
KEPALA BNPT Komjen Rycko Amelza Dahniel membeberkan data Setara Institute yang menjadi salah satu kolaborator penelitian BNPT. Kelompok remaja sangat rentan terpapar paham radikalisme.
Kepala BNPT Mohammed Rycko Amelza Dahniel mengajak seluruh jajaran Polda Sumut untuk terus bersinergi menjaga generasi muda dari bahaya ideologi kekerasan.
Peneliti BRIN Lili Romli mengakui rekam jejak Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 telah meruntuhkan stigma intoleran.
Kelompok agamis yang moderat harus memberikan kontranarasi yang menyasar semua kalangan, khususnya para generasi muda.
PROGRAM Gubernur Mengajar kembali dijalankan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Kali ini, Ganjar mengajar siswa-siswi di SMK Negeri 2 Wonogiri
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved