Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
ANGGOTA Komisi I DPR RI Sukamta menilai adanya rangkaian serangan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua yang menyebabkan cukup banyak prajurit TNI dan warga sipil menjadi korban, menunjukkan pemerintah selama ini tidak memiliki desain penyelesaian masalah Papua secara menyeluruh.
Diketahui, baru-baru ini, KKB menyerang dan menembaki prajurit TNI dari Satgas Yonif R 321/GT yang bertugas di wilayah Mugi-Mam, Kabupaten Nduga, Sabtu (15/4).
Hingga saat ini pihak TNI baru memastikan 1 prajurit gugur yaitu Pratu Miftakhul Arifin, 4 prajurit terluka dan masih ada 4 prajurit yang dalam pencarian.
Baca juga: TNI Konfirmasi Prajurit Gugur Diserang KKB Bertambah Jadi Empat Orang
Akibat insiden ini, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menyatakan menaikkan status menjadi Siaga Tempur di wilayah Rawan di Papua.
Tak Setengah Hati Selesaikan Rangkaian Kekerasan oleh KKB
Atas insiden ini, Sukamta meminta pemerintah untuk tidak setengah hati dalam menyelesaikan rangkaian kekerasan yang dilakukan oleh KKB.
Termasuk saat kemudian Panglima TNI menaikan status menjadi Siaga Tempur, menurutnya, tidak boleh setengah-setengah.
Baca juga: DPR: Gangguan Keamanan di Papua Tidak Bisa Diselesaikan dengan Cara Biasa
“Adanya rangkaian serangan oleh KKB yang menyebabkan cukup banyak prajurit TNI dan warga sipil menjadi korban, menunjukkan pemerintah selama ini tidak memiliki desain penyelesaian masalah Papua secara menyeluruh," jelasnya.
"Kalau mau ditingkatkan jadi Siaga Tempur, tapi pendekatannya penyelesaiannya masih setengah hati, yang akan jadi korban para prajurit TNI dan warga sipil,” terang Sukamta dalam keterangan tertulis, Rabu (19/4).
Menurut Sukamta, mestinya pemerintah dengan informasi yang dihimpun oleh intelijen dan masukan dari tokoh masyarakat lokal bisa menentukan pendekatan apa yang paling tuntas untuk memutus rangkaian kekerasan yang dilakukan KKB.
Baca juga: TPNPB-OPM Papua Siap Ladeni Ancaman Wapres dan Panglima TNI
“Siapa aktornya, bagaimana jaringannya, dimana wilayah kerjanya, saya yakin pemerintah sudah mengetahui. Kalau ini masuk dalam kategori separatisme, mestinya jelas siapa yang punya tanggung jawab mengatasi hal ini. Ini kasihan prajurit TNI, Polri terus berguguran. TNI juga dibelenggu dengan tidak adanya peraturan turunan dari UU tentang TNI terkait operasi militer selain perang,” ungkap politikus PKS ini.
Anggota DPR asal Dapil Yogyakarta ini juga menyoroti anggaran untuk TNI melalukan operasi di Papua sangat terbatas dengan peralatan seadanya.
“Apakah dengan ditingkatkan status operasi menjadi siaga tempur akan ada tambahan anggaran, ada tambahan personil, penambahan peralatan tempur, sudah ada pengkondisian wilayah? Kalau tidak ada perbedaan, artinya ini masih jadi kebijakan yang setengah hati. Maka menjadi sangat penting pemerintah punya desain penyelesaian masalah Papua secara komprehensif,” tutup Sukamta. (RO/S-4)
Perlindungan anak-anak dalam lingkungan online menjadi semakin penting seiring dengan peningkatan penggunaan teknologi.
Meskipun dianggap aman oleh para ahli, ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan, seperti pemilihan permen yang tepat dan batasan konsumsi mentol.
Sebelum membiarkan anak bermain sepeda listrik, berikut beberapa tips keamanan yang sebaiknya awasi oleh orangtua.
dampak positif globalisasi terhadap berbagai aspek, mulai dari politik hingga hiburan yang dapat dirasakan oleh semua kalangan masyarakat
Kepala Badan Intelijen Negara Daerah Jawa Barat itu menyoroti adanya indikasi kelompok-kelompok tertentu yang berusaha mengganggu perayaan kemerdekaan.
EazyCam merupakan IP Camera dengan layanan penyimpanan berbasis cloud
PENJAGA perbatasan Azerbaijan mencari tersangka “kejahatan perang” di lautan pengungsi Armenia yang keluar dari Nagorno-Karabakh.
RUU tersebut kini akan dikirim kembali ke komisi parlemen dan menjadi kemunduran besar bagi Perdana Menteri Sosialis Pedro Sanchez
TNI mengatakan keputusan untuk melakukan negosiasi dengan Kelompok Separatis Teroris (KST) Papua demi membebaskan Kapten Susi Air, Philip Merthens bukan desakan Selandia Baru.
Pengamat terorisme Noor Huda Ismail menyebut ada upaya kelompok teroris untuk masuk ke politik praktis atau mainstream.
Aksi penembakan terhadap pesawat sipil kembali terjadi di wilayah Papua. Kali ini Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-OPM Kodap VIII Intan Jaya menembak Asian One di Kabupaten Puncak.
Anggota Komisi I DPR RI Christina Aryani turut prihatin dengan peristiwa penyerangan terhadap 36 prajurit TNI yang melakukan operasi penyelamatan pilot Susi Air oleh KKB di Papua.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved