Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
KEPINDAHAN Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP) disambut baik Partai Berlambang Ka'bah itu. Namun juru Bicara PPP Achmad Baidowi mengatakan Sandi belum secara resmi menjadi kader PPP.
"Belum ada (pembicaraan resmi di kepengurusan)," ujar Awik, sapaan Baidowi saat dihubungi, Selasa (11/4).
Sandiaga merupakan kader dari Partai Gerindra. Perpindahannya disebut karena Sandi mendapatkan dukungan untuk maju pada pemilihan presiden dan wakil presiden 2024. Menurut Awik, PPP menghormati rencana Sandi yang ingin berpamitan terlebih dahulu pada Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Baca juga: Survei ISC: Prabowo Unggul dari Ganjar dan Anies
"Soal Pak Sandiaga Uno pamit di Gerindra itu ranah internal Gerindra, kami menghormatinya sebagai bagian dari fatsoen politik yang harus dijaga," imbuh Awik.
PPP, imbuh Awik, senang mendengar kabar Sandiaga Uno yang akan merapat ke partainya. Partainya, terang Awik, terbuka bagi siapapun yang ingin bergabung.
Baca juga: Dukungan Jokowi Pengaruhi Elektabilitas Prabowo
"Soal info Pak Sandiaga ke PPP ya tentu kami senang mendengarnya, karena PPP ini partai terbuka dan tentu siapa yang tidak senang dengan ketambahan tokoh sekaliber Pak Sandiaga Uno," ucapnya.
Selain itu, ia menuturkan bahwa PPP menyerahkan sepenuhnya kepada Sandiaga Uno termasuk kapan waktunya. "Itu ranah hak politik beliau, kami tidak bisa mencampurinya," tuturnya. Awik mengatakan sejauh ini Sandiaga Uno sering hadir di acara PPP dalam kapasitasnya sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Political and Public Policy Studies Jerry Massie mengatakan elektabilitas Partai Gerindra bisa terganggu jika Sandiaga pindah ke PPP. Para pemilih yang loyal kepada Sandiaga diyakini akan mengikuti ke mana sosok tersebut pergi.
"Ketika Sandiaga keluar dari, agak goyang juga itu Gerindra," ujar Jerry saat dihubungi Senin (10/4).
Para pemilih loyal itu, lanjutnya, mencakup kaum milenial hingga generasi Z. Hal tersebut tidak mengherankan mengingat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu kerap diasosiasikan dengan anak muda. (Z-3)
Desakan untuk membatalkan pasal-pasal tembakau dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 tentang Pengamanan Zat Adiktif semakin menguat.
Sebelum menyebut Gerindra dan PDIP sebagai kakak beradik, Prabowo terlebih dahulu menyinggung semboyan dari Presiden ke-1 RI Soekarno, yang merupakan kakek Puan.
“Kerja sama ini harus dibarengi dengan mekanisme pengawasan yang ketat untuk mencegah penyalahgunaan wewenang dan menjaga privasi data warga negara,”
Pengamat sebut Presiden Prabowo Subianto ingin memberikan kesan bukan sosok ambisius setelah melarang kader Partai Gerindra gembar-gembor soal dua periode.
PRESIDEN Prabowo Subianto menegaskan dirinya jadi presiden bukan hasil minta-minta. Ia mengaku menjadi presiden untuk membantu masyarakat.
Sebaiknya pemerintahan saat ini bekerja saja untuk masyarakat. Ketika kinerja baik tentu akan mendapatkan respon yang positif dan modal menuju Pilpres 2029.
Sejumlah partai politik yang pernah mengganti logo ternyata tidak memberikan efek positif. Beberapa justru suaranya ambles.
Pernyataan Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi yang mengaku lebih memilih PSI ketimbang PPP dinilai merupakan sikap yang tidak konsisten.
Jokowi menilai PPP memiliki lebih banyak calon ketua umum menjelang Muktamar yang akan digelar pada September mendatang
Jokowi mengaku lebih memilih bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ketimbang Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Muktamar kali ini harus menjadi kesempatan emas bagi PPP untuk membesarkan partai dengan memilih sosok ketua umum yang tepat.
Ray menegaskan bahwa PPP memenuhi sarat itu. Maka, jika haji Isam masuk, kemungkinan Jokowi akan didapuk sebagai caketum terbuka lebar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved