Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MAHKAMAH Agung sangat berhat-hati dalam mengungkap kebenaran video diduga Ketua Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan Wahyu Iman Santoso curhat terkait kasus pembunuhan yang menjerat Ferdy Sambo.
Juru bicara Mahkamah Agung Andi Samsan saat dihubungi mengatakan sikap kehati-hatian sangat dikedepankan MA dalam memproses video tersebut sebab Wahyu sedang menangani perkara yang jadi perhatian publik.
“Kami sudah menduga dan mendengar itu (upaya menjatuhkan hakim). Dugaan apakah itu godaan agar mendapat informasi tentang putusan tadi kami sudah dengarkan. Dan memang kami dalam menangani ini jangan sampai ada kesan MA mempengaruhi, kami tidak mau itu,” ujarnya, Jumat (6/1).
Baca juga: PN Jaksel Sebut Video Viral Pernyataan Hakim Sidang Sambo hanya Editan
Menurutnya hakim Wahyu yang sedang menangani kasus tetap harus dijaga independensinya termasuk jangan sampai informasi liar menjadi berdampak pada proses peradilan terhadap kasus tersebut.
“Kami berhati-hati sekali karena dia sedang menangani perkara, untuk independesinya. Tapi untuk memastikan jangan jadi berita liar kami akan telusuri bila perlu kami mendengar keterangan dari hakim yang bersangkutan,” ungkapnya.
Sebelumnya video yang diunggah oleh akun dewinta231 diduga video tersebut saat Wahyu sedang ditangani oleh dokter Terawan Agus Putranto. Hal ini disampaikan oleh praktisi hukum Farhat Abbas yang mengaku sempat menyimpan isi video tersebut yang diunggah di media sosial Instagram. (OL-4)
Penaikkan status ke tahap penyidikan menujukan tim khusus (timsus) bekerja sangat cepat. Namun, tetap menerapkan kaidah-kaidah pembuktian secara ilmiah.
Tim khusus gabungan pengusutan kasus tewasnya Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat juga menyita rekaman CCTV dalam perjalanan dari Magelang ke Jakarta.
Dedi mengatakan ada dua hp Brigadir Yosua yang tengah diperiksa labfor. Dia menyebut tim labfor masih bekerja.
PENGAMAT Kepolisian Bambang Rukminto menilai kesalahan Polri dalam kasus tewasnta Brigadir J ialah tak membuka hasil autopsinya ke publik.
"Kalau dari Perhimpunan Kedokteran Forensik Indonesia yang saya sudah dapatkan informasi ada tujuh orang,"
Kapolsek Metro Menteng Ajun Komisaris Besar Netty Rosdiana Siagian mengatakan, Bundaran HI bukan untuk tempat melakukan aksi.
"Faktor pemicu kejadian sebagaimana diungkapkan Pak FS (Ferdy Sambo)," ujar Agus
"Dia menyuap atau diduga menyuap anak buahnya waras. Kenapa setelah saya lapor ke polisi, jadi gangguan jiwa," tandasnya
"Saat ini bu PC sedang dalam pemeriksaan kesehatan dulu. Jadi ibu PC akan diperiksa kesehatannya, setelah pemeriksaan kesehatan akan dilanjutkan diperiksa oleh penyidik,"
Padahal, hasil temuan dan rekomendasi Komnas HAM menyebut ada dugaan pelecehan seksual yang dialami Putri Candrawathi
Ia menilai saat ini Polri tengah disorot oleh masyarakat buntut kasus pembunuhan terhadap Brigadir Nofriansyah
Susi mengatakan bahwa Arka yang berusia 1,5 tahun adalah anak keempat Putri. Bahkan, ia menyebut bahwa Putri lah yang melahirkan Arka meski tidak mengetahui lokasi kelahirannya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved