Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pengamat: Wujud Demokrasi Sehat, Parpol Majukan Kadernya Sendiri 

Mediaindonesia.com
20/9/2022 18:58
Pengamat: Wujud Demokrasi Sehat, Parpol Majukan Kadernya Sendiri 
Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah, Luthfi Hasanal Bolqiah.(Ist/Youtube)

MENDEKATI momen pilpres 2024, banyak bermunculan tokoh non parpol yang diprediksi akan maju. Meski demikian parpol diminta tetap mengajukan kadernya sendiri demi terwujudmya demokrasi yang sehat.

Hal ini dikatakan pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah, Luthfi Hasanal Bolqiah. Dia menilai parpol merupakan institusi penampung aspirasi masyarakat.

"Parpol harus mendorong maju sendiri kadernya. Parpol jangan sampai menjadi sebatas penjual tiket semata bagi figur non parpol. Ini dapat menggerus iklim demokrasi kita," jelasnya, Selasa (20/9).

Dia menyatakan godaan terbesar parpol saat ini adalah pragmatisme. Ketika berpikir kepentingan sesaat tentu parpol akan mengusung calon yang populer meski bukan kader sendiri. Hal ini tentu preseden buruk bagi demokrasi.

Baca juga: Survei: Elektabilitas Airlangga Hartarto Paling Kecil dalam Bursa Capres

Luthfi melanjutkan, parpol yang pragmatis akhirnya berharap cottle effect dari tokoh non-parpol yang populer.

Dengan populernya suatu figur, menurut Luthfi, maka parpol tersebut akan terdampak positif dengan ikut populer dan akhirnya dipilih masyarakat.

"Hal ini jelas menguntungkan parpol, namun berefek negatif bagi parpol selaku institusi demokrasi," katanya.

Di sisi lain, Luthfi banyak melihat sisi negatif parpol yang tak mengusung kadernya sendiri di kontestasi politik.

Di tingkat lokal banyak akhirnya figur non parpol saat menang menjadi bupati atau walikota akhirnya membawa timnya sendiri. Ini membuat peran parpol jadi melemah selaku institusi politik di negara demokrasi.

"Parpol menjadi terkalahkan perannya oleh tim politik yang dibentuk tokoh non-parpol," ujarnya

Luthfi pun menyarankan ke depan parpol mengusung kadernya sendiri. Di sisi lain, tantangan lain yang tak boleh dilupa adalah pembenahan internal parpol sendiri.

"Parpol mesti memperbaiki rekrutmen kader agar dapat muncul figur terbaik yang dapat diajukan ke publik," tegasnya. (RO/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya