Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
KOMISIONER Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Choirul Anam mengaku sempat mengalami kesulitan dalam menyelidiki kasus dugaan penembakan terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau J. Salah satunya saat berupaya menelusuri perbincangan eks Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo dengan pihak yang terlibat tindak pidana itu.
Anam menyebut beberapa perbincangan yang dilakukan Sambo melalui aplikasi pesan singkat sempat dihapus. Namun, pihaknya berhasil mengungkap melalui jejak digital.
"Walaupun dihapus, dihilangkan, jejak digital masih bisa dicari. Misalnya ada perintah menghapus, mencuci baju, itu juga jejak digital," ujar Anam dalam konferensi pers di Gedung Komnas HAM, Jakarta Pusat, Kamis (1/9).
Anam menerangkan alasan Sambo memerintahkan mencuci baju untuk menghilangkan gunshoot residu (gsr) atau residu yang dihasilkan dari peluru senjata api.
"Itu ada di komunikasi bagaimana menghilangkan (dan) menghadapi dinamika itu ada rekam jejak digitalnya dalam komunikasi-komunikasi itu," bebernya.
Baca juga: Ferdy Sambo Jadi Tersangka Obstruction of Justice
Selain itu, upayanya mengungkap kasus pembunuhan ini semakin jelas saat mendapat video CTV yang berada di depan rumah dinas Sambo. Oleh karena itu, dengan kemajuan teknokogi saat ini, sangat memungkinkan mengungkap semua bukti-bukti yang telah dihilangkan.
"Saya kira kasus ini ya gak terlalu susah walaupun ada obstruction of justice, karena jejak digitalnya ketemu. Pada semua pihak jejak digital ini jadi penting sekali," jelasnya.(OL-5)
Penaikkan status ke tahap penyidikan menujukan tim khusus (timsus) bekerja sangat cepat. Namun, tetap menerapkan kaidah-kaidah pembuktian secara ilmiah.
Tim khusus gabungan pengusutan kasus tewasnya Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat juga menyita rekaman CCTV dalam perjalanan dari Magelang ke Jakarta.
Dedi mengatakan ada dua hp Brigadir Yosua yang tengah diperiksa labfor. Dia menyebut tim labfor masih bekerja.
PENGAMAT Kepolisian Bambang Rukminto menilai kesalahan Polri dalam kasus tewasnta Brigadir J ialah tak membuka hasil autopsinya ke publik.
"Kalau dari Perhimpunan Kedokteran Forensik Indonesia yang saya sudah dapatkan informasi ada tujuh orang,"
Kapolsek Metro Menteng Ajun Komisaris Besar Netty Rosdiana Siagian mengatakan, Bundaran HI bukan untuk tempat melakukan aksi.
Istri Thomas Lembong, Franciska Wihardja Mengadu ke Komnas HAM
Isu penuntasan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) masa lalu masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah yang belum dapat terselesaikan.
Akmal menjelaskan penggunaan gas air mata oleh kepolisian dalam penanganan suporter melanggar regulasi FIFA yang tertuang dalam pasal 19 menyoal Stadium Safety and Security Regulations.
Komnas HAM menyebutkan bahwa botol-botol temuan polisi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur bukanlah miras.
Komisi Nasional (Komnas) Hak Asasi Manusia (HAM) melakukan pemanggilan dan diskusi langsung bersama Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI) di Kantor Komnas HAM, Senin (17/10).
Sebelumnya, dalam pertemuan dengan PSTI, komisioner Komnas HAM Chairul Anam mengungkap adanya indikasi biaya korban luka tragedi Kanjuruhan telah diberhentikan oleh Pemerintah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved