Rabu 27 Oktober 2021, 17:00 WIB

Pengujian UU PSDN, TNI/Polri Komponen Utama Pertahanan dan Keamanan

Mediaindonesia.com | Politik dan Hukum
Pengujian UU PSDN, TNI/Polri Komponen Utama Pertahanan dan Keamanan

MI/Dwi Apriani.
Ilustrasi.

 

PENGUJIAN UU Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara (UU PSDN) di Mahkamah Konstitusi dinilai telah menunjukkan kekeliruan proses legislasi di DPR. 

Salah satu norma pada Pasal 20 ayat (1) UU PSDN disebutkan bahwa sumber daya nasional yang dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen utama yakni komponen pendukung yang terdiri dari anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, warga terlatih, tenaga ahli, dan warga lain unsur warga negara. "Meletakkan Polri sebagai komponen pendukung bertentangan dengan bunyi Pasal 30 ayat (2) UUD 1945 yang secara jelas dan tegas menyebutkan bahwa TNI dan Polri merupakan kekuatan dalam pertahanan dan keamanan negara," ujar Hendardi, Ketua Setara Institute, dalam keterangan resmi, Rabu (27/10).

Usaha pertahanan dan keamanan negara,lanjut Hendardi, dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia sebagai kekuatan utama dan rakyat sebagai kekuatan pendukung. Menurutnya, tidak ada penafsiran lain dari bunyi pasal di atas kecuali bahwa dalam kerangka usaha pertahanan dan keamanan negara, TNI dan Polri merupakan kekuatan utama. 

Penjabaran peran lanjutan pada pasal berikutnya terkait peran TNI sebagai alat pertahanan dan Polri yang menjalankan tugas menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat dan penegakan hukum sama sekali tidak menegasikan norma umum dan mandat konstitusional yang ada pada Pasal 30 ayat (2) di atas. Setara Institute meyakini bahwa Mahkamah Konstitusi akan jernih menguji konstitusionalitas norma dalam UU PSDN dengan mengacu pada mandat konstitusional TNI dan Polri. 

Baca juga: IPW Minta Presiden Tegur Kapolri Soal Janji Berantas Mafia Tanah

Bukan hanya soal ini, Mahkamah Konstitusi juga didorong untuk mengevaluasi norma-norma lain yang berpotensi memangkas hak konstitusional warga. Alih-alih fokus pada penguatan aparatur sipil negara sebagai komponen cadangan, UU PSDN dan peraturan turunannya mempercepat rekrutmen, melatih, dan melantik warga sipil menjadi komponen cadangan dengan segala privelege dan potensi abusif penggunaannya pada tahun-tahun politik. (OL-14)

Baca Juga

MI/SUSANTO

Anies Baswedan Ajak Warga Surabaya Wujudkan Agenda Perubahan

👤Budi Ernanto 🕔Senin 02 Oktober 2023, 08:38 WIB
Anies meminta didoakan oleh warga Kota Surabaya agar langkahnya bersama Muhaimin Iskandar mengarungi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 bisa...
AFP

Belum Umumkan Cawapres, Prabowo tidak Ingin Dibaca Kompetitor

👤Fachri Audhia Hafiez 🕔Senin 02 Oktober 2023, 08:08 WIB
Prabowo Subianto tidak kunjung mengumumkan bakal calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampinginya di Pemilihan Presiden...
PEMPROV JATIM

Survei: Khofifah dan Mahfud MD Masuk 3 Besar di Bursa Cawapres

👤Budi Ernanto 🕔Senin 02 Oktober 2023, 07:58 WIB
Capres dan cawapres itu bukan hanya keputusan elit saja, tetapi juga harus mewakili keinginan...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

MI TV

Selengkapnya

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya