Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
SATGAS Nemangkawi mengklaim telah menemukan buku catatan bantuan uang tunai dari Pemerintah Daerah (Pemda) Puncak sebesar Rp600 juta untuk pimpinan teroris dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), Lekagak Telenggen.
Buku catatan itu didapatkan tim satgas Nemangkawi saat menangkap pemasok senjata ke kelompok tersebut.
Adapun penangkapan itu dilakukan kepada Ratius Murib alias Neson Murib saat sedang transit di Bandara Mulia, Kabupaten Puncak Jaya saat hendak pergi ke Timika pada Senin (14/6) kemarin.
"Sedang kami dalami terkait hal tersebut, apakah memang ada pemberian uang ke Lekagak Telenggen," ujar Kasatgas Humas Operasi Nemangkawi, Kombes Iqbal Alqudussy, Selasa (15/6).
Dari informasi yang didapat, pemberian dana itu dilakukan pada 6 Februari silam. Di catatan itu tertera bahwa bantuan diberikan oleh Pemda Puncak kepada Lakagak Telenggen.
Tak hanya itu, KKB juga diduga menerima bantuan-bantuan lain dari simpatisan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM).
Baca Juga: Pemerintah Klaim Keberhasilan Menumpas Teroris di Papua Meningkat
Tim Satgas Nemangkawi juga menemukan buku catatan lain yang berisi penolakan otonomi khusus dan aksi penembakan di wilayah Kabupaten Puncak.
Iqbal menyebut penyidik juga menemukan sejumlah buku tabungan dan kartu ATM di beberapa bank. Bahkan, polisi mendapatkan bukti surat kwitansi pembelian dengan stampel TPNPB.
"Tim masih akan terus menggali informasi sumber dana serta aktivitas pengiriman uang untuk membeli senjata dan amunisi dari terduga Neson Murib," papar Iqbal.
Di sisi lain, Neson saat ditangkap tengah membawa uang tunai sebesar Rp370 juta dengan pecahan Rp100 ribu. Neson diduga telah melakukan sejumlah transaksi senjata api dan meraup keuntungan hingga miliaran rupiah. (OL-13)
Baca Juga: Satgas Nemangkawi Tangkap Terduga Penjual Senpi ke KKB
SEORANG anggota Polri berinisial Bripda LO ditangkap karena menjual amunisi kepada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Ia bertugas di Polres Lanny Jaya, Papua Pegunungan,
Indrajaya mendesak aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas dan menindak tegas pelaku kejahatan, seraya mengatakan pelanggaran tersebut tidak dapat diampuni.
Jalur dialog secara intensif harus dibuka oleh pemerintah karena situasi kekerasan di Bumi Papua terus berlangsung sejak lama.
Ketua Komisi I DPR RI Utut Adianto mengatakan bahwa pihak yang paling mengetahui kasus serangan itu adalah jajaran TNI dan Polri yang bertugas di daerah tersebut.
Evakuasi jenazah korban penyerangan KKB menghadapi kendala berat karena lokasi kejadian berada di area hutan lebat dengan akses transportasi terbatas.
Komnas HAM RI mengecam tindakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang membunuh sedikitnya 11 warga sipil yang bekerja sebagai pendulang emas di Yahukimo.
Polri telah memperpanjang masa berlakunya Operasi Nemangkawi sampai dengan 25 Januari 2022.
Anggota KKB itu kena timah panas saat kontak tembak dengan personel Satgas Nemangkawi di Kampung Pisiga, Kabupaten Intan Jaya, Papua sekitar pukul 14.15 WIT, siang tadi.
Tim Satgas Nemangkawi masih melakukan proses pengejaran pelaku dan kegiatan pengamanan wilayah. Dalam peristiwa kotak tembak tersebut tidak ada korban jiwa.
Operasi Nemangkawi sudah diatur sedemikian rupa, setiap enam bulan dilakukan evaluasi (Januari-Juni), kemudian dilaksanakan dan dievaluasi, dilanjutkan Juli-Desember.
Polri menyusun pola baru Operasi Nemangkawi 2022 bersama TNI dalam rangka menciptakan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di Papua.
Anggota Brimob itu meninggal dunia saat bertugas menjaga Polsek Kiwirok pada Minggu (26/9) dini hari. Kantor Polsek Kiwirok mendapat serangan tembakan yang diduga dari KKB.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved