Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
KELOMPOK kriminal bersenjata yang menamakan diri sebagai Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB)-Organisasi Papua Merdeka (OPM) mengakui adanya baku tembak antara pihaknya dan aparat TNI/Polri di Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak pada Kamis (3/5).
Lewat juru bicaranya, Sebby Sambom menyebutkan, pihaknya berhasil menembak mati ajudan Bupati Ilaga karena dianggap merupakan anggota TNI atau Polri. “Kami tembak dan TPNPB bertanggung jawab atas penembakan ini, dan juga bakar Bandara di Ilaga,” katanya ketika dihubungi Media Indonesia, hari ini.
Sebby menegaskan, pihaknya juga mengumumkan wilayah Ilaga sebagai zona perang. Karena itu, pihaknya meminta TNI/Polri segera menghentikan propaganda pihaknya menembak masyarakat sipil.
Baca juga: Semakin Brutal, KKB Tembak Lima Orang Satu Keluarga di Ilaga
“Tidak ada wagra sipil di wilayah konflik bersenjata, yang ada hanya TNI/Polri dengan pasukan intelejennya. Jadi jangan salahkan Pimpinan dan Pasukan TPNPB, jika ada yang kena tembak,” tegasnya.
Sebby juga memyebutkan adanya aksi penembakan lain di sejumlah tempat di distrik tersebut hari ini. Menurut laporan lapangan, setidaknya 3 orang korban meninggal dan 4 luka-luka dalam baku tembak tersebut. “Aparat TNI/POLRI menembak mati dua orang yaitu satu kepala desa dan satu masyarakat,” ungkapnya.
Pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Mahfud MD telah menetapkan segala bentuk aksi kelompok kriminal bersenjata di Papua sebagai terorisme. (OL-4)
Tim Satgas Ops Damai Cartenz telah dikerahkan ke lokasi kejadian untuk melakukan proses penyelidikan dan pengumpulan informasi lanjutan.
SEORANG anggota Polri berinisial Bripda LO ditangkap karena menjual amunisi kepada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Ia bertugas di Polres Lanny Jaya, Papua Pegunungan,
Indrajaya mendesak aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas dan menindak tegas pelaku kejahatan, seraya mengatakan pelanggaran tersebut tidak dapat diampuni.
Jalur dialog secara intensif harus dibuka oleh pemerintah karena situasi kekerasan di Bumi Papua terus berlangsung sejak lama.
Ketua Komisi I DPR RI Utut Adianto mengatakan bahwa pihak yang paling mengetahui kasus serangan itu adalah jajaran TNI dan Polri yang bertugas di daerah tersebut.
Komnas HAM RI mengecam tindakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang membunuh sedikitnya 11 warga sipil yang bekerja sebagai pendulang emas di Yahukimo.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved