Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PERNYATAAN Ketua DPR RI Puan Maharani yang mengajak seluruh komponen bangsa menjadikan Pancasila untuk menjaga keamanan, persatuan dan kesatuan dinilai tepat. Pasalnya membumikan ideologi bangsa dapat memberangus radikalisme dan terorisme.
"Sudah benar pernyataan (Puan) tersebut. Radikalisme agama dan terorisme muncul karena adanya ideologi yang dianggap sebagai ideologi musuh sehingga Pancasila dimusuhi oleh kelompok takfiri," ungkap Direktur The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya, Jumat (4/6).
Menurut dia, Indonesia harus terus berjuang memastikan seluruh rakyatnya mengikuti ideologi yang digali para pendiri bangsa. Upaya itu tidak mudah pasalnya tantangan sangat berat dengan munculnya paham yang merintanginya.
"Tidak mungkin menyeragamkan ideologi atau falsafah. Tidak ada negara yang berhasil menyeragamkan ideologi atau falsafah," katanya.
Ia pun mengapresiasi Puan Maharani yang terus mengajak bangsa Indonesia menggali dan mengamalkan Pancasila.
"Namun, pasti ada saja kelompok-kelompok masyarakat yang memilih ideologi atau falsafah lain yang bertentangan dengan Pancasila," ungkapnya.
Baca juga: Presiden: Konektivitas 5G untuk Perluasan Ideologi Pancasila
Untuk itu, imbuh Harist, pemerintah mesti memberi contoh kepada rakyat dalam pengamalan Pancasila. Misalnya, setiap kebijakan yang diambil dilandaskan pada lima sila yang terkandung dalam ideologi bangsa.
"Yang penting adalah bagaimana pelaksanaan falsafah Pancasila dalam kebijakan konkrit oleh negara yang bisa mengakomodasi kepentingan semua kelompok," tuturnya.
Sebelumnya, Puan meminta semua rakyat menjadikan Pancasila sebagai inspirasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Semua bangsa yang ingin besar harus berpijak pada falsafah bangsanya sendiri.
Ia pun yakin Indonesia akan menjadi bangsa besar dengan memegang teguh Pancasila.
"Kita hanya dapat menjadi bangsa yang besar jika kita berpegang teguh pada falsafah bangsa kita sendiri, yakni Pancasila, dan bukan menjiplak falsafah bangsa orang lain karena setiap bangsa memiliki akar sejarah dan budaya yang berbeda-beda," ungkap cucu Bung Karno ini.
Puan menegaskan, hanya dengan Pancasila persatuan bangsa Indonesia dapat diperkukuh. Serta dengan mengimplementasikan Pancasila tujuan bernegara dapat dicapai.
"Selamat memperingati Hari Lahirnya Pancasila yang ke 76 Tahun. Kami berharap nilai-nilai Pancasila menjadi inspirasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Pancasila dalam tindakan dan bersatu untuk Indonesia tangguh," pungkasnya.(OL-5)
FPHW secara tegas menolak berkembangnya organisasi masyarakat yang teridentifikasi dan menganut paham intoleransi, radikalisme dan terorisme.
Pancasila dan khilafah tidak bisa hidup berdampingan di Indonesia. Salah satunya harus dikorbankan.
SOSOK Prof Yudian Wahyudi menjadi salah satu lulusan pesantren yang berhasil di dunia akademik. Dari Pesantren Termas di Pacitan, Jawa Timur.
KARENA Indonesia negara multikultural, munculnya potensi radikalisme menjelang pilkada serentak 9 Desember 2020 masih sangat tinggi.
Paham radikalisme tumbuh subur di masyarakat karena tidak sedikit orang yang baru belajar agama tidak mampu menafsirkan ilmu itu dengan baik.
Kelompok teroris tersebut bahkan telah melakukan penggambaran untuk serangan tersebut.
Tujuan kerja sama untuk memberikan pembinaan dan pemahaman tentang ideologi Pancasila di kalangan generasi muda, khususnya mahasiswa yang berkuliah di UPI Kampus Cibiru.
Untuk Kota Bandung yang masyarakatnya heterogon baik suku, agama, ras, sehingga Pancasila sebagai konsensus bernegara dapat menjadi pemersatu
Maarten Paes memiliki darah Indonesia dari kakek dari garis keturunan ayahnya yang lahir di Pare, Indonesia, 20 Maret 1940 silam.
Wakil Ketua MPR, Lestari Moerdijat mengatakan momen lebaran dan mudik harus menjadi salah satu momentum untuk mneingkatkan rasa persatuan dan persaidaraan antar anak bangsa.
Pancasila dapat menjadi basis normatif dan identitas kolektif dalam membangun Indonesia sebagai sebuah tatanan politis yang demokratis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved