Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Ketua Kelompok MIT Poso Mau Menyerahkan Diri

M Taufan SP Bustan
26/5/2021 13:43
Ketua Kelompok MIT Poso Mau Menyerahkan Diri
Ilustrasi(Antara)

PEMIMPIN kelompok sipil bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Ali Kalora alias Ali Ahmad bersama tiga orang pengikutnya mau menyerahkan diri kepada Satgas Operasi Madago Raya di Poso, Sulawesi Tengah. Meski niat mereka sudah bulat, namun Ali Kalora cs belum mau turun gunung karena mendapat ancaman dari kelompok MIT lainnya yang dipimpin Qatar alias Farel alias Anas.

Wakil Komandan Satgas Operasi Madago Raya Brigjen Farid Makruf mengatakan, informasi Ali Kalora bersama tiga pengikutnya mau menyerahkan diri sudah diketaui beberapa waktu lalu setelah pihaknya menerima laporan intelejen.

"Sebenarnya Ali Kalora, Rukli, Suhardin alias Hasan Pranata, dan Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang itu mau menyerahkan diri, namun mereka takut karena dapat ancaman dari Qatar," terangnya, Rabu (26/5),

Menurut Farid, Qatar mengancam jika Ali Kalora cs menyerahkan diri kepada Satgas Operasi Madago Raya, maka keluarga Ali Kalora cs yang berada di Poso akan dibunuh oleh Qatar.

"Karena ancaman itulah membuat Ali Kalora bersama tiga pengikutnya belum mau turun gunung," tegasnya.

Saat ini lanjut Farid, MIT terpecah menjadi dua kelompok. Di mana, kelompok pertama dipimpin Ali Kalora dengan pengikut tiga orang.

Sedangkan kelompok kedua dipimpin Qatar dengan pengikut empat orang yakni Abu Alim alias Ambo, Nae alias Galih, Askar alias Jaid alias Pak Guru dan Jaka Ramadan alias Ikrima alias Rama.

Baca juga : Mahfud MD Sebut Korupsi di Era Reformasi Meluas

"Kelompok pertama Ali Kalora, Rukli, Suhardin alias Hasan Pranata, dan Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang adalah warga Poso. Sedangkan kelompok kedua Qatar, Abu Alim alias Ambo, Nae alias Galih, Askar alias Jaid alias Pak Guru adalah warga Bima, Nusa Tenggara Barat. Sedangkan Jaka Ramadan alias Ikrima alias Rama warga Serang, Banten," paparnya.

Sembilan pengikut MIT pecah menjadi dua kelompok karena Ali Kalora dan Qatar sudah tidak satu pemahaman sepeninggalan pendiri MIT Santoso alias Abu Wardah yang tewas 2016 silam.

Salah satu penyebabnya karena Ali bersama tiga pengikutnya ingin menyerahkan diri sementara Qatar tidak setuju.

"Jadi, yang mau menyerahkan diri itu semua warga Poso. Sementara yang tidak mau menyerahkan diri itu warga Bima dan Serang, Sehingga, bagi warga Poso atau simpatisannya, tak ada alasan lagi untuk mendukung keberadaan kelompok MIT," jelasnya.

Atas informasi intelejen tersebut, Farid mengimbau, agar warga Poso tidak memberikan dukungan atau simpatik kepada kelompok yang telah terafiliasi dengan ISIS tersebut.

"Kepada warga yang masih menjadi simpatisan MIT kami minta untuk tidak lagi berjuang untuk MIT. Jangan mau diadu domba dengan orang luar Poso. Apa lagi Ali Kalora bersama tiga anggotanya yang merupakan warga Poso mau menyerahkan diri," imbuhnya. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya