Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PENANGKAPAN eks Juru Bicara Front Pembela Islam (FPI) Munarman oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror di kediamannya di kawasan Pamulang, Tangerang Selatan, menjadi perhatian Komisi III DPR. Anggota Komisi III DPR Arsul Sani akan mengikuti perkembangan penangkapan tersebut secara saksama.
"Kami di Komisi III DPR akan mengikuti kasus Munarman ini secara saksama," ujarnya, Rabu (28/4).
Upaya paksa berupa penangkapan yang dilakukan oleh Densus 88 Polri, menurutnya, tidak bisa dinilai pada kejadian saat ini saja, tapi hal tersebut terkait dengan barang bukti permulaan yang sudah dikantongi aparat.
"Tidak bisa kita nilai pada saat ini yakni terkait apakah Polri memiliki bukti permulaan yang cukup termasuk keterangan saksi, petunjuk, dokumen tertulis. Kita tunggu dulu proses yang sedang berjalan seperti apa nantinya apakah akan terus sampai proses peradilan atau tidak," tuturnya.
Baca juga: Sejumlah Buku Jihad Disita dari Rumah Munarman
Munarman pun diminta untuk mengikuti proses hukum termasuk mengambil langkah menguji tindakan melalui praperadilan.
"Yang jelas, Munarman sebagai subjek yang dikenakan tindakan bisa menguji tindakan Polri ini melalui praperadilan," ucapnya.
Munarman ditangkap Densus 88 Antiteror Polri dengan tuduhan keterlibatannya dalam pembaitan di UIN Jakarta, Medan, dan Makassar. Dia juga disebut berperan dalam membuat jaringan JAD dan ISIS di Indonesia. Dalam penangkapan tersebut juga menyita sejumlah barang bukti termasuk buku dan serbuk putih.(OL-5).
Anggota Polres Tasikmalaya membantu Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri terkait penangkapan dan penggeledahan oleh Densus 88
Terduga teroris itu diringkus di kontrakan istri ketiganya di RT 001 RW 09 Kelurahan Bedahan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat.
Lelaki kelahiran Padang 12 Agustus 1992 tersebut dibawa ke Rumah Tshanan Polda Metro Jaya (PMJ) guna di interogasi lebih lanjut.
Terduga teroris yang ahli merakit bom dan membuat senjata api bernama Wiji Santoso alias Patri alias Dwi, 44, ditangkap di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Izzati, Kecamatan Beji, Depok
DETASEMEN Khusus 88 Antiteror tidak mengenal lelah. Selama seminggu terakhir terus bergerak memburu pelaku yang hendak melakukan aksi teror dan berhasil menangkap tiga lagi di Serang,
Selama ini mereka bekerja sama dengan Mujahid Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora. Serta, bertugas menjadi pengirim logistik dan fasilitator pemberangkatan ke Suriah.
Munarman diduga menggerakkan orang lain untuk melakukan tindak pidana terorisme, bermufakat jahat untuk melakukan tindak pidana terorisme.
Polri menegaskan bahwa kejahatan terorisme merupakan aksi yang terorganisir dan memiliki jaringan luas. Penangkapan satu jaringan akan membuka jaringan lainnya.
Menurut pengakuan salah satu terduga teroris, Munarman disebut pernah hadir dalam latihan fisik anggota JAD Makassar.
Perihal penangkapan Munarman tersebut dibenarkan oleh Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo.
Kabag Penum Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan, menuturkan bahwa Munarman ditangkap lantaran mengikuti baiat di tiga kota.
"Kami lakukan penggeledahan di Petamburan," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Yusri Yunus,
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved