Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Hilangnya Nanggala 402 Diduga Karena Usang dan Kelebihan Muatan

Insi Nantika Jelita
23/4/2021 21:27
Hilangnya Nanggala 402 Diduga Karena Usang dan Kelebihan Muatan
KRI Nanggala 402(Handout / INDONESIA MILITARY / AFP)

KAPAL selam TNI AL KRI Nanggala-402 yang hilang di Perairan Bali dianggap memiliki kondisi yang sudah tua dan kelebihan muatan ketika memulai latihan militer pada Rabu (21/4) lalu, ungkap Analis Pertahanan dari Janes, Ridzwan Rahmat pada Jumat (23/4).

Kapal selam yang hilang itu dilaporkan membawa 53 awak selama pelatihan, kata Kementerian Pertahanan Indonesia. Namun, menurut Ridzwan, muatan kapal itu memiliki kapasitas maksimum 40 orang.

Dia juga menilai, selama lebih dari 40 tahun, kapal selam era Perang Dingin itu masuk dalam kategori kapal tertua di dunia dan tidak dibangun untuk menahan tekanan lebih dari 230 meter atau 754 kaki.

Tingkat kelangsungan hidup dianggap rendah untuk korban kecelakaan kapal selam di perairan dalam lebih dari 200 meter. Sementara korban yang selamat dengan naik ke permukaan laut dikatakan tak kurang dari 50 meter. Tekanan pada kedalaman yang lebih dalam cukup kuat itu bisa menghancurkan lambung kapal.

Baca juga: 2 Kapal Perang Australia Bantu Cari KRI Nanggala 402

Menurut Ridzwan, insiden tersebut bisa dihindari jika kapal tidak kelebihan muatan atau disimpan dalam pelayanan untuk waktu yang lama.

Siklus hidup khas untuk kapal selam angkatan laut hanya sekitar 30 hingga 35 tahun, kata Ridzwan. KRI Nanggala-402 dibangun di Jerman pada 1977 dan bergabung dengan jajaran TNI AL Indonesia pada 1981. Dia berpandangan, seharusnya kapal itu sudah dinonaktifkan.

“Itu adalah kecelakaan yang 'menunggu' untuk terjadi,” kata Ridzwan.

Tim penyelamat kemungkinan harus menghancurkan lambung kapal atau menara komando karena kapal selam tidak memiliki kursi penyelamat, katanya. Harapan untuk bertahan hidup dikatakan semakin redup.

“Mungkin saja orang tidak selamat,” tandas Ridzwan.

Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono menyatakan, cadangan oksigen KRI Nanggala-402 ketika dalam kondisi black out atau mati listrik hanya mampu bertahan hingga tiga hari pascahilang kapal selam itu. Ini berarti cadangan oksigen kapal selam itu hanya bisa bertahan hingga Sabtu (24/4). (Bloomberg/OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya