Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
KELOMPOK teroris yang masih berusaha mencapai tujuannya dengan aksi pengeboman, yang kemudian mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, sesungguhnya bentuk kegagalan dalam mencapai tujuan utamanya.
Hal tersebut disuarakan mantan narapidana teroris (napiter) Haris Amir Falah. Menurutnya, banyak mantan pelaku teror bom yang mengalami penyesalan saat mengetahui kondisi korban.
"Ini yang harus dilihat dan dipikirkan oleh mereka yang masih berpikir radikal. Ketika kami ketemu sama korban, betul-betul menjadi penyesalan yang luar biasa. Siapa pun yang melihat itu dan punya hati dia pasti akan berubah," tutur Haris, Sabtu (3/4).
Baca juga: Terduga Teroris Mengaku Anggota FPI, Minta Rizieq Dibebaskan
Korban bom dan kekerasan yang dilakukan teroris, merupakan orang yang tidak berdosa dan juga tidak mengerti dengan kejadian sesungguhnya. Namun, mereka harus menerima dampak aksi teror seumur hidup.
"Mereka orang yang tidak punya dosa, tidak mengerti dengan apa yg terjadi. Ketika melihat orang luka-luka (meninggal), tujuannya tercapai. Jadi hentikanlah," imbuh Haris.
Dia memandang paham radikalisme masih cukup masif tersebar di tengah masyarakat. Aksi teror yang terjadi di Makasar dan Mabes Polri, lanjut dia, membuktikan daya rusak yang luar biasa dari doktrin dan kekeliruan pemahamam agama. Dari kondisi tersebut, harus diciptakan kesepakatan bersama untuk memerangi aksi terorisme.
Baca juga: BNPT: Napiter Senior Bisa Ikut Bina Napiter Junior
"Radikalisme dan aksi teror bukan ajaran agama mana pun, termasuk Islam. Melawan terorisme bukan melawan agama. Kita harus punya kesepakatan memberantas ini semua, karena daya rusaknya luar biasa," pungkasnya.
Dalam menjalankan aksinya, kelompok teroris melakukan dua hal, yakni menciptakan momentum dan mendapatkan momentum. Namun, mayoritas pelaku lebih memilih mendapatkan momentum yang tepat untuk beraksi. Pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan, misalnya. Ternyata, anggota dari kelompok yang sama dengan pelaku bom bunuh diri di Surabaya, Jawa Timur. (OL-11)
Pencegahan tidak hanya dilakukan dari sisi keamanan tapi juga harus bisa memanfaatkan teknologi IT
Gubernur Khofifah dan BNPT RI berkomitmen tanamkan moderasi beragama sejak dini di sekolah untuk cegah radikalisme. Jatim perkuat sinergi pusat-daerah.
BADAN Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Komisi XIII DPR RI terus memperkuat upaya pencegahan radikalisme dan terorisme.
EKS narapidana terorisme (napiter) Haris Amir Falah mengungkapkan desa sering menjadi sasaran utama kelompok radikal dalam merekrut anggota baru.
Saat ini kita harus mendukung kebijakan pemerintah dalam memperkuat langkah strategis mengatasi radikalisme.
Program berupa pelatihan kewirausahaan berbasis perempuan ini merupakan wujud women empowerement di sisi lingkup yang lebih luas dan berkelompok.
PAUS Leo XIV meminta gereja Katolik merespons perkembangan kecerdasan artifisial (artificial intelligence, AI) dalam pernyataan perdananya kepada Kolese Kardinal, 10 Mei 2025.
Persoalan di Manggarai, Jakarta Selatan, lebih tepat diatasi bila ada lowongan pekerjaan yang disiapkan bagi anak-anak muda di sana.
Direktur Eksekutif Maarif Institute Andar Nubowo menyebut hasil dari survei tersebut memperlihatkan persepsi positif terkait hal itu.
Sebagai salah satu negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki pengalaman panjang mengelola keberagaman agama dan budaya.
INDONESIA akan menjadi tuan rumah International Partnership on Religion and Sustainable Development (PaRD) Leadership Meeting 2025 yang membahas peran agama dalam pembangunan global
Gua Maria adalah sebuah tempat yang dibangun khusus untuk kegiatan peziarahan dan keagamaan kepada Maria dan biasanya terletak di tempat yang jauh dari pusat kota.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved