Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
KOMISI III DPR akan menggelar uji kelaikan dan kepatutan calon Kepala Kepolisian RI (Kapolri) Komisaris Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo. Indonesia Corruption Watch (ICW) menitip sejumlah pertanyaan kepada legislator dan harus menjadi perhatian Listyo setelah resmi memimpin kepolisian.
"ICW mendorong agar Komisi III DPR RI dapat mendalami beberapa hal krusial tatkala menggelar uji kepatutan dengan calon Kapolri Komjen Listyo. Pertama, pendalaman terkait reformasi di tubuh kepolisian," kata Peneliti ICW Kurnia Ramadhana kepada Media Indonesia, Rabu (20/1).
Menurut dia, reformasi Polri sangat penting menjadi perhatian Komisi III. Pasalnya Kapolri silih berganti namun agenda ini masih jalan di tempat.
Kedua, membangun relasi untuk sinergitas dengan penegak hukum lain terkait agenda pemberantasan korupsi. Sebagaimana diketahui, kepolisian kerap kali mengedepankan ego sektoral tatkala menangani perkara korupsi.
"Itu terutama yang melibatkan oknum Korps Bhayangkara. Misalnya dalam perkara korupsi pengadaan simulator SIM atau penerbitan surat palsu Joko S Tjandra," jelasnya.
Baca juga: DPR Pertimbangkan Aspirasi Masyarakat Soal Calon Kapolri
Pertanyaan ketiga, lanjut Kurnia, mengenai peta jalan pembenahan integritas anggota kepolisian. Hal ini penting untuk didalami karena selama ini kepolisian selalu menempati peringkat bawah dalam hal kepercayaan publik.
Temuan Global Corruption Barometer 2020 dapat dijadikan acuan, kepolisian berada pada lima besar institusi yang paling tidak dipercaya oleh publik.
"Untuk menanyakan ini DPR dapat memulai menggali lebih jauh konsep pencegahan dan penindakan yang ditawarkan oleh calon Kapolri tersebut," ungkapnya.
Dalam lingkup pencegahan, calon Kapolri mesti mampu menjelaskan perihal ketertiban dan memastikan kebenaran pelaporan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) anggota kepolisian.
"Sedangkan penindakan, rasanya penting untuk menantang calon Kapolri agar berani membentuk tim satuan tugas yang hanya akan fokus pada penyelidikan dan penyidikan di tubuh Kepolisian sendiri," tuturnya.
Keempat, komitmen penuntasan perkara besar dan membantu kerja pemberantasan korupsi. Maka DPR sepatutnya meminta penjelasan calon Kapolri terkait pengungkapan ulang perkara penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan. Sebab, dua Kapolri sebelumnya gagal dalam mengungkap aktor lapangan, motif, serta pelaku intelektual peristiwa tersebut.
"Selain itu, DPR dapat pula mendesak agar calon Kapolri membantu kerja pemberantasan korupsi, salah satunya dalam hal pencarian buronan, misalnya Harun Masiku," terangnya.
ICW juga mengimbau kepada anggota Komisi III DPR RI atau partai politik tertentu agar tidak melakukan lobi politik kepada calon Kapolri.
"Jika itu terjadi, maka dapat berdampak buruk bagi independensi kepolisian di masa yang akan datang," pungkasnya.(OL-5)
Langkah tersebut diambil menyusul kontroversi besaran kenaikan gaji dan tunjangan pimpinan rakyat yang dinilai fantastis di tengah daya beli yang lemah.
Kasus terbaru yang menjerat Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer, merupakan bukti nyata lemahnya tata kelola pemerintahan.
WAKIL Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad mengatakan wakil menteri (wamen) yang rangkap jabatan sebagai komisaris perusahaan BUMN merupakan keputusan Presiden Prabowo Subianto.
INDONESIA Corruption Watch (ICW) menyoroti penurunan operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beberapa waktu terakhir.
ICW sudah mencatatkan nama pegawai negeri yang diduga memotong jatah makan jamaah haji. Catatan ICW, orang itu mendapatkan keuntungan sebesar Rp50 miliar.
ICW menilai pemberian amnesti kepada Hasto Kristiyanto tanpa pertimbangan matang dan berbahaya bagi penegakan hukum kasus korupsi.
NAMA Komjen Rudy Heriyanto ramai di media sosial X atau sebelumnya Twitter). Salah satu akun menyebut Rudy salah satu jenderal yang digadang-gadang menjadi calon Kapolri baru.
"Sikap Kapolri sudah tepat. Selain responsif, transparan, dan tegas, beliau telah menegakkan hukum seadil-adilnya tanpa pandang bulu,
Listyo akan menjadi Kapolri beragama nonmuslim kedua sepanjang sejarah.
PRESIDEN Joko Widodo akan melantik Listyo Sigit Prabowo sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (27/1).
Rapat Paripurna DPR RI yang dilaksanakan 21 Januari 2021 telah menyetujui laporan Komisi III DPR RI untuk mengangkat Komisaris Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri
BARISAN Relawan Jalan Perubahan (Bara JP) berharap terpilihnya Komjen Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri menjadi momentum pembaruan di tubuh kepolisian.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved