Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
POLDA Metro Jaya tengah mengumpulkan rekaman kamera pengawas atau CCTV di Jalan Tol Jakarta-Cikampek untuk mengetahui secara persis kejadian baku tembak yang menewaskan enam Laskar FPI pada Senin (7/12).
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, meski menurut Jasa Marga, CCTV di Tol Japek Km 49 hingga Km 72 mengalami gangguan pada saat insiden itu, pihaknya akan mendalami rangkaian CCTV yang lain. Dari rekaman itu dapat diketahui secara pasti awal penyerangan itu terjadi.
"Ada rangkaian dari mulai CCTV di sana. Ada tiga rangkaian server yang ada sampai dengan Jalan Cikampek. Itu masih dikumpulkan penyidik," kata Yusri di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (8/12).
Yusri mengatakan pihaknya masih melakukan investigasi lebih lanjut dan mengumpulkan barang bukti dan keterangan saksi. Selain itu, pihaknya mengejar empat Laskar FPI yang melarikan diri pada kejadian itu.
"Nanti kita tunggu saja seperti apa hasilnya," kata Yusri.
Sebelumnya, polisi bertindak tegas setelah penyerangan oleh Laskar Pengawal Rizieq. Polisi awalnya menyelidiki dugaan pengerahan massa saat Rizieq akan diperiksa Senin (7/12).
Namun, saat penguntitan, polisi menyebut pihaknya diserang 10 laskar pengawal Rizieq dengan senjata tajam dan senjata api. Polisi lalu bertindak tegas dan enam orang dari laskar Rizieq tewas dalam baku tembak di Jalan Tol Jakarta-Cikampek km 50 itu.
Ketua Umun Front Pembela Islam (FPI) Sobri Lubis membenarkan adanya bentrok itu. Ia mengatakan juga Rizieq beserta keluarganya juga ada saat kejadian itu. Namun, Lubis enggan membeberkan keberadaan Rizieq dengan alasan keamanan.
"Untuk lokasi IB HRS, demi alasan keamanan dan keselamatan beliau beserta keluarga, kami tidak bisa sebutkan," kata Lubis. Rizieq dan rombongan sedang menuju tempat pengajian subuh keluarga.
Namun, di tengah jalan dihadang oleh orang tak dikenal. "Yang kami duga kuat bagian dari operasi penguntitan dan untuk mencelakakan Imam Besar," ungkap Sobri. (OL-14)
Sebelumnya, Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya telah menangkap empat pria terduga penculik kepala cabang berinisial MIP tersebut.
Kasubdit 1 Ditresnarkoba Polda Metro Jaya, AKBP Indra Tarigan, mengatakan penangkapan ini berawal dari informasi masyarakat terkait dugaan adanya transaksi narkotika di lokasi tersebut.
Ilham Pradipta ditemukan tewas oleh seorang warga saat menggembalakan hewan ternak di Desa Naga Sari, Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Kamis (21/8) pagi.
Polda Metro Jaya tengah mencari dua alat bukti untuk penetapan tersangka.
Pendalaman yang sedang dilakukan jajaran BRI berkaitan dengan melihat sebab, apakah itu terkait dengan upaya penagihan atau hal lainnya.
Korban merupakan dua karyawan Universitas Pancasila, berinisal RZ dan DF. Kasusnya telah bergulir 19 bulan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved