Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Ditengah Kerawanan,Polri Optimis Pilkada Serentak 2020 Akan Sukses

Mediaindonesia.com
17/11/2020 16:20
Ditengah Kerawanan,Polri Optimis Pilkada Serentak 2020 Akan Sukses
Polri optimis penyelanggaraan Pilkada serentak 2020 berjalan sukses.(MI/Muhamad Fauzi)

POTENSI kerawanan yang menyangkut penyelenggaraan hingga pandemi Covid 19 cukup besar, namun Polri optimistis Pilkada Serentak 2020 pada 9 Desember mendatang akan sukses.

"Polri optimistis Pilkada Serentak yang digelar di 270 daerah pemilihan akan sukses," kata Irjen Pol. Prabowo Argo Yuwono, Kadiv Humas Polri saat membuka diskusi webinar bertema Potensi dan Jalan Keluar Kerawanan Pilkada Serentak 2020, di Jakarta, Selasa (17/11).

Mengenai potensi kerawanan, menurut Argo, berbeda di masing-masing daerah. Karena itu, pendekatan antara satu daerah dengan daerah lain berbeda. "Kita tidak bisa menggunakan pendekatan yang sama di antara masing-masing daerah," jelas Argo.

Kadiv Humas Polri berharap di sisa waktu yang ada bisa dieliminir potensi kerawanan penyelenggaraan Pilkada Serentak 2020 ini. Optimisme dan pesimisme, lanjut Argo, jangan dihadap-hadapkan tetapi harus disinergikan untuk mencapai tujuan bersama.

Senada dengan Kadiv Humas Polri, Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsudin mengemukakan, KPU sudah melakukan rapat dengan Komisi II DPR RI untuk mengatasi kerawanan-kerawanan.

"Di awal tahun, DPR juga telah melakukan rapat dengan Menko Polhukam untuk mencegah kerawanan-kerawanan," jelas Azis.

Ia berharap penyelengaraan Pilkada Serentak tidah hanya sekedar sukses memilih figur tetapi juga meningkatkan kualitas demokrasi. "Pada akhirnya sukses penyelenggaraan Pilkada juga harus dilihat bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tutur Azis.

Potensi Kerawanan

Pembicara lain, Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan mengingatkan sejumlah potensi kerawanan Pilkada Serentak 2020.

Pertama, berdasarkan hasil survei Oktober 2020 sebanyak 40% responden menyatakan tidak akan hadir di TPS akibat pandemi Covid-19. "Ini jumlah yang besar mengingat partisipasi Pilkada tidak lebih 76%," jelas Djayadi.

Selain itu, pandemi Covid 19 telah meningkatkan jumlah pengangguran dan orang miskin.

Dua kondisi itu, sebut Djayadi, berpotensi maraknya terjadinyq money politics terutama di tahapan akhir jelang pelaksanaan Pilkada.

Sementara itu Direktur STIA LAN Prof. Nurliah Nurdin mengemukakan, delapan bulan setelah pandemi Covid-19 ada 7 negara yang menunda penyelenggaraan pemilu 2020.

"Karena itu indikator sukses tidaknya Pilkada serentak 2020 di antaranya adalah meningkatnya partisipasi publik dan tidak terjadi atau minim penularan Covid 19," tukas Nurliah.

Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pembicara (DKPP) Prof. Dr. Mohammad Alhamid, M.Si menegaskan, siapapun bisa menyampaikan laporan pelanggaran penyelenggaraan Pemilu. "Penyelenggara Pemilu, peserta, tim kampanye, masyarakat dan pemilih dapat melaporkan pelanggaran," jelas Mohammad.

Adapun sanksi yang bisa dijatuhkan DKPP, lanjut Mohammad, mulai dari teguran tertulis, peringatan keras hingga pemberhentian tetap.

Ia berharap penyelenggaran pemilu bersikap profesional, lebih cerdas dari penyelenggara pemilu, dan menghindari minum kopi dengan peserta pemilu. (OL-13)

Baca Juga: Selain Anies, Polisi Periksa 8 Orang Soal Pernikahan Anak Rizieq



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik